Dari pantau detikjabar, sekira pukul 09.30 WIB, warga sudah mengantre sedari pagi. Mereka membawa kerabat, anak serta pasangannya untuk membeli minyak. Sebelum masuk, petugas meminta agar warga meng-scan barcode dari aplikasi PeduliLindungi.
Setelah me-scan, mereka harus menunggu hingga pintu masuk terbuka. Tepat pukul 10.00 WIB, petugas keamanan membolehkan sekitar 20 orang masuk ke dalam pasar swalayan secara bertahap.
Lasmina (52), salah satu warga yang ikut mengantre menuturkan antrean sudah terjadi sebelum pintu dibuka. Mereka terpaksa mengantre karena membutuhkan minyak goreng untuk kebutuhan sehari-hari.
"Lagi ngantre minyak subsidi kang. Dari jam setengah 10-an kita udah pada ngantre," ucap Lasmina.
Lasmina tidak memiliki aplikasi PeduliLindungi. Ia hanya membawa foto surat vaksinasi miliknya. "Saya bawanya foto ini, enggak apa-apa kan," ucapnya.
![]() |
Dirinya menyayangkan dengan adanya aturan tersebut. Ia merasa kasian kepada warga yang belum divaksin sama sekali.
"Ya kasian ke yang belum divaksin, pulang lagi," ucapnya.
Ketika masuk, sejumlah warga diminta mengantre kembali, karena kemasan minyak tidak dipajang. Melainkan, beberapa karyawan supermarket memberikan satu demi satu minyak kepada pembeli.
Warga hanya diberi satu kemasan minyak untuk kemasan 2 liter dengan harga Rp 28 ribu. Sedangkan untuk kemasan 1 liter diberikan dua kemasan dengan harga per kemasan Rp 14 ribu.
Di pihak lain, Asisten Supervisor Borma Cihanjuang Supriyanto menegaskan bahwa aturan scan PeduliLindungi merupakan aturan lama untuk masuk ke pasar swalayan. Ia membantah bahwa scan barcode merupakan syarat untuk membeli minyak goreng.
"Itu memang sudah aturan pemerintah jauh-jauh sebelumnya, sebelum minyak langka aturannya seperti itu. Harus scan barcode. Sedangkan untuk minyak tidak ada syarat apa-apa," ucap Supriyanto.
Meski demikian, masih terlihat sejumlah warga yang tidak membawa KTP, kartu vaksin, maupun aplikasi PeduliLindungi. Supriyanto mengatakan, masih memberikan kelonggaran bagi warga karena dinilai kebutuhan mendesak.
"Kita masih memberikan toleransi karena kebutuhannya mendesak kepada minyak. Tapi kita juga ingatkan supaya menjaga protokol kesehatan," ucapnya.
Kemudian, ia menambahkan bahwa stok minyak kemasan masih tersedia. Namun, dirinya tidak dapat memastikan stok tersebut akan bertahan hingga beberapa hari ke depan.
"Selama ini masih cukup. Masih ada sampai sore dan malam. Besok dan lusa kita tidak bisa menjanjikan stok ada. Karena kita juga tergantung dari pasokan. Kalau mencukupi ya ada. Tergantung pasokan dari distributornya," pungkasnya.
(mso/bbn)