Viral Limbah Dapur SPPG di Sagaranten Sukabumi Cemari Kebun

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Senin, 01 Des 2025 17:31 WIB
Camat Sagaranten Sidak ke Dapur SPPG yang diduga cemari lingkungan. (Foto: Istimewa)
Sukabumi -

Sebuah video dengan durasi 1 menit viral di media sosial menunjukkan kondisi saluran pembuangan limbah yang disebut bersumber dari dapur SPPG yang terlihat memprihatinkan.

Informasi dihimpun, SPPG itu berada di wilayah Kecamatan Sagaranten, Kabupaten Sukabumi. Dalam video tersebut, air limbah sisa produksi yang keruh dan berminyak tampak mengalir bebas ke area kebun warga tanpa melalui proses penyaringan yang memadai.

Kondisi ini dikeluhkan warga karena menimbulkan bau menyengat dan genangan kotor yang tak kunjung surut.

Dalam narasi video, warga setempat mengaku sudah berkali-kali memprotes pengelola, namun tidak mendapat solusi hingga video tersebut akhirnya menjadi sorotan publik.

Merespons kegaduhan tersebut, Camat Sagaranten R Ade Akhsan Bratadiredja langsung bergerak melakukan inspeksi mendadak. Usai apel pagi, Senin (1/12/2025), Ade bersama jajaran kepolisian ke lokasi untuk memeriksa kondisi pembuangan limbah.

"Menindaklanjuti video yang viral, saya langsung ke sana. Tadi sudah ditindaklanjuti, (kami beri waktu) dalam tempo satu minggu," kata Ade kepada detikJabar.

Ade menegaskan pelibatan kepolisian dalam pemantauan ini bertujuan agar pencemaran tidak terus berlanjut dan merugikan warga. Dalam sidak tersebut,

Dalam sidak tersebut, Ade menemukan fakta bahwa saluran pembuangan dapur berupa selokan terbuka itu memang berdampingan dengan setidaknya lima rumah warga, yang disebut juga kerap menjadikan lokasi itu untuk tempat pembuangan.

Terkait keberadaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), Ade menemukan adanya tangki penampungan berukuran sekitar 3x4 meter. Namun, ia menekankan bahwa keberadaan tangki saja tidak cukup tanpa adanya bukti uji laboratorium yang menyatakan air buangan tersebut aman bagi lingkungan.

"Yang namanya instalasi pengolahan air limbah itu harus melalui uji lab. Bagaimanapun juga itu pencemaran," tegasnya.

Selain memberi ultimatum perbaikan, Ade juga tengah menelusuri prosedur perizinan sanitasi yang dimiliki dapur tersebut. Ia mengaku akan berkoordinasi dengan Puskesmas setempat untuk membuka data Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL).

"Saya lagi minta data otentik dari pihak Puskesmas. Apakah dilakukan inspeksi kesehatan lingkungan tidak sebelum SLHS (Sertifikat Laik Higiene Sanitasi) keluar? Kan saya nanya begitu prosedurnya. Kalau ada pengecekan sendiri, saya minta catatannya," pungkas Ade.




(sya/sud)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork