ODHA Baru di Kabupaten Cianjur Tembus 200 Orang/Tahun

ODHA Baru di Kabupaten Cianjur Tembus 200 Orang/Tahun

Ikbal Selamet - detikJabar
Senin, 01 Des 2025 20:00 WIB
Wakil Bupati Cianjur Ramzi
Wakil Bupati Cianjur Ramzi (Foto: Ikbal Slamet/detikJabar).
Cianjur -

Jumlah Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) baru di Kabupaten Cianjur pada 2025 mencapai 217 orang. Perilaku seks menyimpang Laki-laki seks Laki-laki (LSL) pun menjadi penyumbang terbesar, yakni 37 persen dari total ODHA baru di tahun ini.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur Javed Sumawe Matapung mengatakan, temuan kasus pengidap HIV/AIDS setiap tahunnya melebihi 200 orang. Pada 2023, tercatat ada 208 ODHA baru, angkanya naik pada 2024 mencapai 293 ODHA baru.

"Untuk tahun ini, hingga akhir November tercatat sudah ada 217 ODHA baru. Kemungkinan masih bertambah temuannya seiring dengan terus dilakukan screening hingga akhir Desember 2025," kata dia saat ditemui di Aula Universitas Suryakencana, Senin (1/12/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya dengan penambahan tersebut total ODHA di Kabupaten Cianjur berdasarkan data selama 25 tahun terakhir mencapai 2.457 orang.

"Pendataan awal dilakukan sejak 2001, sehingga sampai 2025 ini berdasarkan data pengidap HIV/Aids mencapai 2.457 orang," kata dia.

ADVERTISEMENT

Dia menjelaskan, penyumbang ODHA baru dalam beberapa tahun terakhir ialah dari kelompok laki-laki seks Laki-laki (LSL). Bahkan di tahun ini tercatat ada 81 LSL yang mengidap HIV/AIDS.

"Dari total 217 orang ODHA di tahun ini, 37 persennya merupakan LSL," kata dia.

Ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Cianjur Hilman Kurnia menuturkan, LSL yang mengidap HIV/AIDS rata-rata berada di usia produktif, mulai dari 15-39 tahun.

"Kebanyakan sekarang di usia produktif. Makanya harus dilakukan berbagai langkah pencegahan, supaya kasus HIV/AIDS tidak terus bertambah di Cianjur," kata dia.

LSL Bertambah Pesat, Kesadaran Tes Masih Minim

Salah seorang Penyuluh Lapangan Komisi Penanggulangan AIDS mengungkapkan, penambahan kasus HIV/AID yang didominasi LSL selaras dengan pertumbuhan jumlah LSL di Kota Santri.

Menurut dia, sejak lima tahun terakhir jumlah LSL mencapai ribuan orang, dengan didominasi usia produktif.

"Jumlah LSL-nya memang bertambah. Dan tidak sedikit yang ternyata positif (HIV/AIDS)," kata dia.

Dia menyebutkan, peningkatan tersebut terjadi karena dampak media sosial, dimana banyak unggahan yang berkaitan dengan penyimpangan seksual.

"Termasuk dengan maraknya aplikasi percakapan. Mempermudah dan mempercepat penyebaran. Jadi sekarang pemicunya lebih banyak karena pengaruh media sosial dan ekonomi," kata dia.

Menurutnya meskipun jumlah LSL terus bertambah, screening atau pemeriksaan masih belum maksimal. Hal itu disebabkan masih minimnya kesadaran dari pelaku seks menyimpang.

"Untuk wilayah perkotaan sudah mulai sadar, karena mereka kategori risiko tinggi sehingga mau untuk memeriksakan kesehatan. Tapi untuk yang wilayah utara dan selatan masih minim, karena stigma tentang pengidap HIV/AIDS yang negatif, terlebih karena penyebabnya kaitan penyimpangan seksual," kata dia.

"Maka dari itu perlu terus digalakkan untuk sosialisasi ke semua sektor. Sehingga screening dan pencegahan bisa maksimal," tambahannya.

Cianjur Zero ODHA Baru 2030

Wakil Bupati Cianjur Ramzi mengatakan, Pemerintah Kabupaten Cianjur menargetkan Kota Santri nol kasus HIV/AIDS baru pada 2030.

"Kami targetkan di 2030, Cianjur Zero ODHA baru," kata dia.

Menurut dia, untuk mencapai target tersebut tidak mudah, mengingat seks bebas, termasuk perilaku seks menyimpang sudah menjadi gaya hidup generasi saat ini.

Oleh karena itu, perlu keterlibatan semua pihak dalam mencegah peningkatan HIV/AIDS di Cianjur.

"Tidak hanya pemerintah, keterlibatan masyarakat dan tokoh agama pun diperlukan. Apalagi kita punya Perda soal pencegahan LGBT, itu perlu dioptimalkan karena sekarang penyumbang terbesarnya dari LSL," kata dia.

Dia menambahkan, generasi muda juga harus terus didorong untuk menghindari perilaku seks bebas dan fokus pada peningkatan kemampuan.

"Sekarang zamannya persaingan kemampuan. Kalau malah mengikuti hal negatif, malah rugi. Hancur semuanya. Hindari hal-hal seperti itu, fokus pada masa depan," kata dia.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Kata Kemenkes soal Tantangan Pemberian Obat ARV Bagi Remaja Terpapar HIV"
[Gambas:Video 20detik]
(mso/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads