Warga Banyuanyar RT 01, RW 06, Banjarsari mengeluhkan limbah dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Banyuanyar 3. Keluhan tersebut disampaikan warga melalui Unit Layanan Aduan Surakarta (Ulas).
Dalam Ulas tersebut, salah satu warga mengeluhkan limbah dari dapur MBG yang disebutnya mencemari lingkungan sekitar. Pihaknya juga meminta agar dapur tersebut ditutup.
"Maaf mohon kami warga Rt 01 Rw 06 Banyuanyar Banjarsari Surakarta. Mohon Dapur MBG di wilayah kami ditutup karena selama Dapur ini Beroperasi dan sampai sekarang Limbahnya mencemari lingkungan," tulis salah satu warga yang mencantumkan mama Sumarman seperti dikutip detikJateng, Senin (20/10/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menanggapi keluhan tersebut, Kepala SPPG Banyuanyar 3, Uswatun Khasanah mengatakan bahwa pihaknya sudah memiliki Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) sejak mendirikan SPPG. Dengan adanya keluhan itu, pihaknya akan menambah IPAL lagi.
"Ini dari dapur sudah, sudah membangun IPAL, sudah lama itu (ada IPAL di SPPG), kita juga sudah kasih solusi juga," katanya dihubungi awak media, Senin (20/10/2025).
Ia mengaku telah berunding dengan warga sekitar mengenai pencemaran tersebut. Ia mengatakan pihak dinas terkait juga sudah mengunjungi SPPG.
"Kita tambahkan IPAL-nya. Kita bangun IPAL lagi, pihak DLH juga sudah ke dapur," terangnya.
Pihaknya juga mengaku akan ada pertemuan lagi dengan warga untuk membahas keluhan tersebut. "Besok ada pertemuan lagi," ucapnya.
Sementara itu, Wali Kota Solo, Respati Ardi mengaku telah mengirim tim untuk meninjau lokasi dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) Banyuanyar 3. Menurutnya, apabila ada pencemaran maka tidak akan menerbitkan Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) yang merupakan syarat operasional SPPG.
"Ya kita cek. Nek limbahe elek, SLHS-e kudune ora metu, ngono wae (Kalau pengelolaan limbahnya jelek, seharusnya SLHS-nya tidak bisa terbit, begitu saja)," ujarnya.
Menurutnya, setiap SPPG yang berdiri sudah harus memiliki instalansi pengolahan air limbah atau IPAL untuk mendapat SLHS.
"Kalau kami intinya itu, yang sudah beroperasi, ketika itu tidak sesuai standar SLHS yang nggak keluar. Intinya kami sudah kirim tim untuk menindaklanjuti aduan," pungkasnya.
(aku/afn)