Round Up

Mimpi Indah Sepakbola Berakhir Derita, Rizki Terjebak TPPO di Kamboja

Tim detikJabar - detikJabar
Rabu, 19 Nov 2025 08:30 WIB
Ayah dan Nenek Rizki korban TPPO memperlihatkan foto Rizki (Foto: Yuga Hassani/detikJabar)
Bandung -

Kasus dugaan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) menimpa seorang remaja asal Kabupaten Bandung, Rizki Nur Fadhilah (18) mencuat setelah sebuah video berisi permintaan tolong sang nenek viral di media sosial.

Video tersebut memperlihatkan Imas Siti Rohanah (52) dengan suara lirih memohon bantuan kepada para pemangku kebijakan di Indonesia untuk menyelamatkan cucunya.

Kisah ini bermula ketika Rizki menerima tawaran mengikuti seleksi sepak bola di salah satu klub ternama di Medan. Tawaran itu datang dari seseorang yang dikenal melalui Facebook dan mengaku bagian dari manajemen klub.

Tawaran tersebut membuat keluarga tak curiga, mengingat Rizki memang memiliki latar belakang sebagai pemain sepak bola dan pernah membela SSB Hesebah serta masuk skuad Diklat Persib Bandung.

Ayah Rizki, Dedi Solehudin (42), menceritakan awal mula kejadian dengan raut wajah kebingungan saat ditemui di kediamannya di Kampung Cilisung, Desa Dayeuhkolot, Selasa (18/11/2025).

"Awal mulanya, anak saya bilang ada kontrak main bola di Medan selama satu tahun. Tanggal 26 Oktober dia berangkat, dijemput ke sini pakai travel, terus dibawa ke Jakarta. Dari Jakarta ke Medan pakai pesawat," ujar Dedi.

Namun sesampainya di Medan, putranya justru dibawa ke Malaysia dan kemudian ke Kamboja.

"Tapi dari Medan ternyata dibawa lagi ke Malaysia, lalu ke Kamboja. Dia diiming-imingi main bola awalnya, terus malah dibawa kerja di Kamboja," katanya.

Dari Kamboja, Rizki mengirim pesan secara sembunyi-sembunyi kepada ibunya yang bekerja di Hongkong. Pesan itu kemudian diteruskan ke Dedi di Bandung. Setibanya di Kamboja, Rizki dipaksa bekerja sebagai penipu daring dan disiksa jika tidak memenuhi target.

"Anak saya disiksa tiap hari. Soalnya dia enggak dapat target korban. Jadi cari orang China yang kaya. Dia harus cari 20 nomor orang-orang China. Kalau enggak dapat, dia disiksa," kata Dedi.

"Modusnya nyuruh anak saya seolah-olah perempuan. Jadi orang China itu tertarik dan bisa transfer uang. Dia tiap hari kerja dari jam 8 pagi sampai jam 12 malam. Bahkan sering belum selesai meski sudah jam 12 malam," tambahnya.

Rizki hanya bisa memberi kabar secara sembunyi-sembunyi. "Iya sekarang suka komunikasi. Tapi sembunyi-sembunyi komunikasinya. Kata dia takut ketahuan aja," beber sang ayah.

Dedi menegaskan keluarganya sudah melapor ke berbagai instansi, namun belum mendapatkan hasil konkret.

"Sudah lapor ke semua instansi Disnaker, ke BP3MI yang di Soekarno-Hatta. Ke Gedung Sate juga sudah. Tapi belum ada tindak lanjutnya. Saya minta tolong diperbantui. Padahal ini urusannya nyawa, anak saya tiap hari disiksa," ujarnya.



Simak Video "Video Ditipu Main di Klub Bola, Remaja Bandung Malah Dikirim ke Kamboja"


(bba/dir)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork