Keberadaan kukang Jawa (Nycticebus javanicus) dan kucing hutan penghuni Taman Wisata Alam (TWA) Cagar Alam Pananjung, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, kini mulai langka. Dari pemantauan pengelola, populasi kedua satwa ini jumlahnya terus berkurang.
Pengelola TWA Cagar Alam Pananjung sudah sulit menemukan satwa ini muncul ke permukaan. Namun, jika menjelajah hingga ke kawasan dalam hutan, satu atau dua satwa itu masih dapat ditemukan.
Berikut 6 fakta keberadaan dua satwa liar ini:
1. Kukang dan Kucing Hutan Sudah Langka
Kepala Resor Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Pangandaran, Kusnadi, mengatakan hasil laporan survei bulanan menunjukkan Kukang Jawa dan kucing hutan menjadi dua satwa yang paling langka di kawasan tersebut.
"Itu yang paling langka. Sementara yang lain seperti rusa, lutung, landak, merak, dan elang Jawa yang memang asli sini, masih dalam tahap aman," kata Kusnadi kepada detikJabar.
Menurutnya, populasi kukang kini hampir punah. Berdasarkan data penyerahan dari masyarakat, hanya tersisa 17 ekor kukang dari dulu hingga sekarang.
"Padahal sebelumnya pernah ada puluhan," katanya.
2. Sarang Kukang Jawa
Kukang Jawa biasanya ditemukan di area yang banyak ditumbuhi bambu. Dahulu, mereka banyak bersarang di kawasan Cikamal.
"Perkiraan kami dulu ada sekitar 60-70 ekor. Entah mereka keluar kawasan atau berpindah tempat, tapi habitatnya memang mulai berkurang," ujarnya.
3. Kucing Hutan Juga Jarang Menampakan Diri
Sementara itu, populasi kucing hutan juga semakin jarang terlihat. "Kadang muncul di area basecamp, tapi tidak sempat kami foto karena cepat sekali menghilang," katanya.
Dari sisi ketersediaan pakan, menurut Kusnadi, seharusnya tidak ada masalah.
"Kecuali memang dimangsa atau karena kondisi ekosistemnya. Bisa saja yang tersisa hanya betina atau sebaliknya," jelasnya.
            
            
                Simak Video "Menikmati Suasana Pantai yang Tenang di Malam Hari di Pangandaran  "
    
(wip/mso)