Jabar Hari Ini: Terungkapnya Ancaman Fiktif Sebelum Dea Dibunuh

Jabar Hari Ini: Terungkapnya Ancaman Fiktif Sebelum Dea Dibunuh

Tim detikJabar - detikJabar
Kamis, 14 Agu 2025 22:00 WIB
TKP IRT Ditemukan Tewas di Purwakarta
TKP IRT Ditemukan Tewas di Purwakarta. (Foto: Dian Firmansyah/detikJabar)
Bandung -

Sejumlah peristiwa terjadi di Jawa Barat (Jabar) hari ini, Kamis (14/8/2025). Mulai dari kenaikan PBB di Kota Cirebon yang diprotes warga hingga rapor penampilan para pemain asing Persib Bandung dari pelatih Bojan Hodak.

Berikut rangkuman Jabar hari ini

1. ART Tebar Ancaman Fiktif Sebelum Bunuh Dea

Polisi sudah menangkap pelaku pembunuh Dea Permata Kharisma (27) yang ditemukan tewas bersimbah darah di dalam rumahnya di Jatiluhur, Purwakarta. Pelaku ternyata pembantunya sendiri, Ade Mulyana (26) yang sudah dianggap adik oleh korban.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Suami Korban, Fery Riyana (38) mengungkap fakta-fakta yang terjadi selama ini terjadi, ia bersama istri kerap menerima ancaman yang seolah-olah benar terjadi, namun usut punya usut ternyata itu hanyalah karangan pelaku.

ADVERTISEMENT

"Jadi pelaku ini selalu bilang ada orang yang datang malam-malam ke rumah, ada orang dari desa, ada yang membegal di jalan, pernah saya bawa golok sama pelaku ngejar orang, tapi aneh masa iya orang itu langsung hilang," ucap Fery di temui di rumah mertuanya di wilayah Sadang, Kamis (14/08/2025).

Fery terus menceritakan, ancaman dan teror yang dialami bukan sekali dua kali, bukan hanya datang ke rumah melainkan melalui pesan elektronik. Ia mengarahkan pelaku yang melakukan ancaman itu adalah seorang perempuan, yang seolah-olah korban Dea itu berselingkuh dengan suaminya.

"Teror juga dalam bentuk pesan WA, nomor tidak dikenal. Dia bilang istri saya berselingkuh. Pesannya jangan dekati Fadel ke istri saya, Fadel itu adalah teman istri saya yang dimasukkan bekerja oleh istri saya. Jadi seolah-olah istri Fadel yang meneror istri saya," katanya.

Tak sampai di situ, cerita pembegalan yang dialami istri dan pembantunya membuat sang suami semakin khawatir sehingga ia meminta pelaku seakan menjadi pengawal istrinya.

Namun ia tidak pernah menaruh kecurigaan kepada pelaku karena keluarga korban sudah menganggap keluarga, hal itu berawal dari orang tua pelaku yang sudah belasan tahun jadi ART keluarga besar korban.

"Ibu pelaku belasan tahun jadi ART mamah, ibu ART punya anak, anaknya itu jadi pembantu di saya. Saya juga enggak nganggap pembantu jadi makan rokok apa pun jangan sampai kekurangan. Karena saya kerja, dan udah percaya sama pelaku saya suruh jaga istri, dan bantu-bantu istri kalau lagi ada event atau acara," imbuhnya.

Suami korban lantas berbagi cerita ke anggota Polres Purwakarta yang bertugas di Jatiluhur, namun ia belum sempat melaporkan secara resmi perihal ancaman yang selama ini terjadi, hanya disarankan untuk memasang CCTV.

"Saya konsul ke polisi itu di bulan Juli, kemudian di tanggal 5 Agustus saya pasang CCTV, setelah pasang CCTV enggak ada tuh ancaman atau teror. Saya juga bilang ke Ade (pelaku), pelaku teror bakal bisa ditangkap," tegasnya.

Setelah terpasang CCTV hanya sekitar seminggu terjadi aksi pembunuhan oleh pembantunya sendiri, sementara untuk motif dan cara pelaku menghabisi nyawa istrinya belum diketahui.

"Saya enggak tahu motifnya apa, kalau suka sama istri saya, kenapa enggak saya yang dibunuhnya. Mudah-mudahan polisi bisa mengungkapnya," pungkasnya.

2. Warga Cirebon Kaget PBB naik 1.000 Persen

Sejumlah warga di Kota Cirebon mengeluhkan kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang diberlakukan pemerintah daerah setempat sejak tahun lalu. Bagi sebagian warga, lonjakannya terasa berat, bahkan ada yang kenaikannya mencapai sekitar 1.000 persen.

Meski begitu, kenaikan ini tidak merata. Ada pula yang hanya mengalami penyesuaian ringan. Namun, bagi mereka yang tagihannya melonjak drastis, ini seperti membuat napas tercekat.

Darma Suryapranata, warga Kota Cirebon yang tinggal di bilangan Jalan Siliwangi mengaku terperanjat saat melihat besaran PBB yang harus ia bayar setelah adanya kenaikan. Jumlahnya melonjak berkali-kali lipat, dari Rp6,2 juta menjadi Rp65 juta.

"Tahun 2023 itu hanya enam juta dua ratus. Kemudian tahun 2024 Rp65 juta. Naiknya 1.000 persen lebih," ujarnya pria 83 tahun itu dengan nada heran, Rabu (13/8/2025) malam.

Kenaikan PBB yang melonjak tajam itu membuat Darma bingung. Ia pun berbagi cerita dengan rekan-rekannya di Paguyuban Pelangi, tempat sejumlah warga berkumpul untuk membicarakan persoalan serupa.

Mereka menyatakan keberatan atas kenaikan PBB yang diberlakukan berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2024 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. "Ini benar-benar sangat memberatkan," ujar Darma.

Juru bicara Paguyuban Pelangi, Hetta Mahendrati, mendesak Pemerintah Kota Cirebon mengembalikan besaran PBB seperti tahun 2023. Ia menilai lonjakan PBB yang terjadi pascakenaikan sangat memberatkan warga.

"Kami berharap PBB bisa diturunkan kembali seperti di tahun 2023," ujar Hetta.

Namun, penetapan kenaikan PBB ini ternyata bervariasi. Tidak semua yang mengalami kenaikan sebesar itu. Eki, warga Kota Cirebon lainnya mengaku hanya mengalami kenaikan PBB yang tidak terlalu besar.

"Tahun 2023 kalau ngga salah itu sekitar Rp80 ribu. Terus kemarin saya bayar PBB Rp141 ribu," kata Eki.

Menanggapi kenaikan PBB, Wakil Ketua DPRD Kota Cirebon, Harry Saputra Gani, angkat bicara. Ia menjelaskan bahwa kebijakan kenaikan PBB telah berlaku sejak 2024.

"Kenaikan itu berdasarkan NJOP (Nilai Jual Objek Pajak). Dulu itu, Kota Cirebon sudah hampir belasan tahun tidak diappraisal NJOP bidang tanahnya. Lalu ada penyesuaian NJOP," kata Harry saat ditemui di kantor DPRD Kota Cirebon, Kamis (14/8/2025).

Harry sendiri tidak menampik adanya sejumlah warga yang mengalami lonjakan tarif PBB cukup tajam, hingga mencapai 1000 persen.

"Ada beberapa titik yang lonjakannya sampai 1.000 persen itu betul. Tapi tidak semua," kata dia.

Menanggapi keluhan sejumlah warga terkait kenaikan PBB, kata dia, pihaknya pun berupaya merevisi Perda nomor 1 tahun 2024 yang menjadi dasar kenaikan PBB tersebut.

"Waktu itu kita langsung mau merevisi. Kita masukkan di Prolegda 2025 pada November 2024. September ini proses ketok untuk namanya perubahan dari pada tarif dasarnya. Kenapa Perda itu harus direvisi, agar pengkaliannya nggak besar. Kita akan sepakati maksimum 0,3. Nanti akan kita simulasikan lagi dengan pemerintah kota," terang Harry.

"Untuk prosesnya di September ini kita dorong agar bisa segera ketok palu," kata dia menambahkan.

Sementara itu, Wali Kota Cirebon, Effendi Edo, mengatakan pihaknya telah membahas persoalan kenaikan PBB yang dikeluhkan masyarakat. Menurutnya, kebijakan kenaikan tersebut merupakan aturan yang telah ditetapkan sejak tahun lalu.

"Kebijakan kenaikan PBB itu kan satu tahun yang lalu. Namun saya sebagai kepala daerah yang baru, sudah satu bulan yang lalu membahas tentang PBB tersebut," kata Edo.

Ia menegaskan akan mengkaji aturan terkait kenaikan PBB dengan harapan kebijakan tersebut tidak membebani masyarakat.

"Mudah-mudahan formulasi yang kita buat sesuai dengan keinginan masyarakat. Kemarin saya sudah bicarakan semuanya tentang PBB," kata Edo.

"Itu sudah saya kaji ulang. Mudah-mudahan ada formulasi yang bagus sehingga bisa menurunkan PBB tersebut," sambung dia.

3. Pagi Mengerikan di Babakan Ciparay, Desi Tewas Ditusuk Pencuri

Jumat pekan lalu, Tanggal 8 Agustus, jarum jam menunjukkan Pukul 08.30 WIB. Desi Indrajati warga Kopo Cirangrang, Kelurahan Margasuka, Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung masih terbaring di atas tempat tidurnya.

Saat masih terlelap tidur, tubuh wanita berusia 55 tahun itu tiba-tiba tertindih seorang pria yang jatuh dari plafon rumahnya. Desi langsung terbangun dan seseorang yang jatuh dari plafon rumanya itu kaget melihat si pemilik rumah tertindih tubuhnya.

Pria itu bernama Gilang Lukman (28) yang merupakan tetangga Desi. Gilang Lukman berencana mencuri di rumah Desi. Dalam kejadian ini, korban dan pelaku sama-sama kaget. Takut aksi pencurian yang dilakukan Gilang diketahui warga. Pelaku menghabisi Desi dengan menggunakan sebilah pisau yang ada di rumah korban.

Desi sendiri diketahui merupakan seorang janda yang tinggal sendirian di rumahnya. Karena hal tersebutlah, mendorong pelaku untuk melakukan pencurian di rumah Desi.

"Kejadiannya di Babakan Ciparay, korban atas nama Desi Indrajati dan tersangka inisial Gilang. Kejadian terjadi di pagi hari, tersangka bermaksud ingin mengambil barang di rumah korban, jadi masuk rumah korban lewat atap, ternyata plafon tersebut jebol, sehingga tersangka jatuh ke tubuh korban, korban lagi tidur," kata Budi di Mapolrestabes Bandung, Kamis (14/8/2025).

Budi mengungkapkan korban tewas setelah mendapatkan belasan tusukan yang dilayangkan pelaku. "Pada saat itu korban langsung terbangun karena tersangka panik melihat korban terbangun langsung melakukan penendangan kepada korban dan kemudian mengambil senjata pisau yang ada di situ dan ditusukan kepada korban sebanyak 13 kali," ungkap Budi.

Selain membunuh korban, Budi juga mengatakan jika barang berharga milik korban dicuri. "Setelah dilakukan penusukan dan melihat korban tidak bergerak, pelaku mengambil barang-barang di rumah korban tersebut yaitu sepeda motor, handphone, dan uang tunai Rp900 ribu rupiah," tambahnya.

Mendapati laporan dugaan pembunuhan, Polsek Babakan Ciparay dengan tim penyidik mencari pelaku dan mendapat informasi pelaku berada di daerah Garut. Kemudian tim melakukan penangkapan di wilayah Garut dan kemudian melakukan penyisiran terhadap barang bukti dan seluruh alat bukti.

"Pelaku beraksi sendiri, jadi memang sementara dari pengakuan bahwa niatnya adalah yang mengambil barang tetapi karena jatuh plafon. Korban dan pelaku saling kenal, pelaku adalah tetangganya sendiri," jelasnya.

Budi menyebut, korban merupakan janda yang tidak memiliki anak. Selain itu korban menghuni rumahnya sendirian. Pelaku mengetahui situasi dan kondisi rumah korban. "Ya betul. Pelaku itu dengan korban tetanggaan kurang lebih hanya 1-2 meter saja, persis. Jadi pelaku mengetahui korban tinggal sendirian," ucapnya.

Disinggung motif yang dilakukan pelaku, Budi sebut karena himpitan ekonomi. "Karena motif ekonomi tadinya hanya mengambil barang atau mencuri barang tetapi karena jatuh dari plafon dan panik melihat korban bangun akhirnya melakukan tindakan pidana kekerasan yang menyebabkan meninggalnya korban tersebut," terangnya.

"Benar-benar faktor ekonomi karena mengetahui korban itu tinggal sendirian, tidak ada yang lain, niatnya mengambil barang-barang yang berada di rumah tersebut," tegas Budi.

4. Pria Diduga Pencuri di Sukabumi Mendadak Jadi Ninja

Aksi kejar-kejaran warga dengan seorang pemuda diduga maling bikin geger warga Gang Ajid 1, Kelurahan Gunungparang, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi, Kamis (14/8/2025). Layaknya ninja, terduga pelaku nekat meloncat dari atap ke atap rumah warga demi menghindari tangkapan, bahkan video pun viral di media sosial.

Peristiwa itu pertama kali dilihat oleh Sinta Septianu (33). Ia mengaku awalnya melihat orang tak dikenal berjalan dari gang bawah ke atas, lalu masuk ke gang lokasi kejadian.

"Ketahuan sama warga, sempat negosiasi disuruh turun, tapi malah kabur lari ke selokan belakang, terus naik lagi ke atap rumah warga," kata Sinta.

Warga pun beramai-ramai mengejar pelaku. Bahkan sempat terjadi aksi saling teriak antara pemilik rumah dan terduga pelaku yang bertahan di atas atap. "Pemilik rumah sampai bawa kayu karena dia nggak mau turun-turun. Kejarnya sampai muter-muter di atap rumah," tambah Sinta.

Tak cukup sampai di situ, warga kembali melihat pelaku berada di selokan belakang rumah. Saat diteriaki, pemuda itu kabur lagi ke atap rumah hingga akhirnya terjebak di rumah warga lainnya. Polisi yang mendapat laporan langsung mendatangi lokasi.

Kasi Humas Polres Sukabumi Kota AKP Astuti Setyaningsih membenarkan pihaknya telah mengamankan seorang laki-laki berinisial AAJ (20), warga Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi.

"Diamankan di salah satu rumah warga dalam kondisi luka sobek di tangan karena jatuh saat berusaha melarikan diri," ujar Astuti.

Berdasarkan keterangan polisi, hingga kini belum ada laporan kehilangan barang dari warga. Namun, beberapa atap rumah dilaporkan mengalami kerusakan akibat aksi kejar-kejaran tersebut.

Sejumlah warga mengaku sudah curiga sejak malam sebelumnya karena melihat orang tak dikenal mondar-mandir di gang tersebut. "Katanya ada juga yang nungguin di bawah pakai motor, tapi nggak tahu itu temannya atau bukan," kata Sinta.

Pelaku kini diamankan di Polsek Cikole untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut. "(Dugaan pencurian) masih proses pemeriksaan di (polsek) Cikole," tutup Astuti.

5. Rapor Para Pemain Asing Persib dari Bojan Hodak

Pelatih Persib Bandung, Bojan Hodak, memberikan rapor bagi para pemain asingnya usai kemenangan 2-1 atas Manila Digger di Stadion GBLA, Rabu (13/8/2025) malam. Bojan menilai sebagian pemainnya sudah tampil baik, sementara sisanya masih perlu meningkatkan performa akibat cedera dan adaptasi.

Di pertandingan itu, Bojan menurunkan tujuh pemain asingnya sejak menit awal. Mereka yakni Uilliam Barros, Wiliam Marcilio, Berguinho, Julio Cesar, Patricio Matricardi, Lucho Guaycochea dan Frans Putros.

Para punggawa asing yang baru didatangkan di awal musim ini berkontribusi besar untuk kemenangan Persib dan memastikan Maung Bandung lolos ke fase grup ACL 2.

Gol pertama Persib, bermula dari tendangan jarak jauh Lucho Guaycochea. Bola yang melambung tinggi dan menghujam langsung ke arah gawang, gagal diantisipasi penjaga gawang Manila Digger hingga berujung gol bunuh diri.

Sementara gol kedua, dicetak oleh Uilliam Barros setelah memanfaatkan umpan Beckham Putra. Menurut Bojan, sebagian pemain asing sudah tampil cukup memuaskan, meski ada yang belum berada di level terbaik karena faktor cedera.

"Jika kalian lihat 2-3 pemain bertahan top, tidak ada masalah. Lucho bermain dengan baik, Berguinho dan Wiliam juga cukup bagus tapi mereka sedikit mengalami cedera dan belum berada di performa terbaik," ujarnya.

"William di babak kedua sudah lebih baik, dia hanya perlu lebih menyatu dengan pemain yang lain. Barros juga mencetak gol, dua pertandingan, dua gol. Itu penting untuk seorang striker dan saya tak peduli selama dia bisa mencetak gol," lanjut Bojan.

Di pertandingan malam tadi, Uilliam Barros beberapa kali mendapat peluang emas meski gagal dimanfaatkan menjadi gol. Bojan menyebut kegagalan pemain asal Brazil itu melakukan penyelesaian disebabkan karena faktor lapangan.

"Saya sudah katakan sebelumnya soal lapangan dan kondisinya sangat buruk. Untuk peluang pertama (Uilliam) lihat pantulan bolanya dan itu tidak bisa menyalahkan pemain. Kami juga memiliki masalah dengan final pass karena lapangan," jelasnya.

Bojan juga mengomentari penampilan Wiliam Marcilio. Di laga melawan Manila Digger, Wiliam kesulitan mengembangkan permainan karena mendapat pengawalan ketat pemain lawan. Bojan menilai hal itu wajar terjadi di pertandingan.

"Itu normal karena lawan selalu menjaganya dengan ketat. Tapi satu-satunya masalah adalah dalam dua pertandingan terakhir dia sedikit mengalami masalah cedera, dan itu alasannya dia tidak berada dalam performa terbaiknya," kata Bojan.

(bba/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads