Ruang Kelas Terasa Gerah, Pemprov Jabar Siapkan AC untuk Sekolah

Ruang Kelas Terasa Gerah, Pemprov Jabar Siapkan AC untuk Sekolah

Bima Bagaskara - detikJabar
Kamis, 24 Jul 2025 19:31 WIB
Sekda Jabar Herman Suryatman.
Sekda Jabar Herman Suryatman (Foto: Bima Bagaskara/detikJabar).
Bandung -

Penambahan jumlah siswa dalam satu rombongan belajar (rombel) di sejumlah SMA Negeri di Jawa Barat mulai memunculkan keluhan dari para siswa. Jumlah siswa yang mencapai lebih dari 40 orang membuat ruang kelas terasa lebih padat, panas, dan gerah.

Meski tidak berdampak langsung pada proses pembelajaran, namun kondisi itu dianggap membuat siswa kurang nyaman saat menerima penyampaian materi yang diberikan oleh guru.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menanggapi hal itu, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Herman Suryatman menyatakan, pemerintah sudah menyiapkan solusi bertahap untuk mengatasi masalah tersebut, salah satunya dengan memasang pendingin udara (AC) di ruang-ruang kelas.

"Ya, nanti kita akan pasang AC. Sambil berjalan, yang lain sudah dipasang banyak tuh, nanti saya cek kembali," ujar Herman saat ditemui di Gedung Sate, Bandung, Kamis (24/7/2025).

ADVERTISEMENT

Ia memastikan, bahwa penanganan ini bukan hanya berlaku di Kota Bandung, tapi juga dilakukan secara bertahap di wilayah lain seperti Sumedang, Subang, Majalengka, hingga Karawang.

"Yang jelas ini banyak pihak yang aware. Termasuk di wilayah Sumedang, Subang, dan Majalengka, ditambah Karawang, itu sedang dalam tahap pengadaan (AC)," katanya.

Herman menyebut, situasi ini adalah bagian dari proses transisi dalam kebijakan penambahan daya tampung SMA Negeri di Jawa Barat. Ia menjelaskan, langkah itu diambil sebagai bentuk antisipasi agar tidak ada anak yang putus sekolah.

"Ini kan masalah transisi. Karena risiko terjeleknya adalah putus sekolah dan tidak melanjutkan. Itu seburuk-buruknya risiko. Dan Pak Gubernur (ingin) jangan ada anak yang tidak melanjutkan dan tidak putus sekolah," ujarnya.

Dia juga menyebut, Pemprov Jabar telah menambah kursi hingga 43 ribu unit di berbagai sekolah, sebagai bagian dari upaya memenuhi kebutuhan fisik akibat lonjakan jumlah siswa. Namun, Herman menegaskan bahwa semua penyesuaian tidak bisa dilakukan secara instan.

"Ini bukan sim salabim yang kemudian hari ini bisa diselesaikan, step by step," katanya.

Terkait keluhan ruangan yang gerah, Herman menyebut bahwa penggunaan AC adalah solusi realistis, namun perlu mengikuti prosedur pengadaan yang berlaku di pemerintahan. Di sisi lain, ia mendorong peran serta masyarakat dalam mendukung percepatan penanganan.

"Situasi kondisinya kurang kondusif karena gerah, kan pakai AC. Pakai AC tidak langsung, walaupun melalui APBD ada prosedurnya. Yang paling cepat itu membuka diri pada partisipasi masyarakat karena bisa langsung pasang. Dan sekarang sudah, ada ratusan yang dipasang. SMAN 1 belum ya, tunggu," ungkapnya.

Herman kemudian mengutip filosofi Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara sebagai pengingat bahwa dunia pendidikan dituntut untuk tangguh menghadapi dinamika dan tantangan.

"Ki Hajar Dewantara menyampaikan semua tempat adalah sekolah, semua tempat adalah guru. Ini kan kepiawaian di mana situasi sulit jadi sebuah tantangan yang berakhir jadi peluang," pungkasnya.




(bba/mso)


Hide Ads