Jalan Santai

Nestapa di Kampung Braga, Hidup 'Mendung' Dekat Cikapundung

Bima Bagaskara - detikJabar
Selasa, 03 Jun 2025 20:00 WIB
Sungai Cikapundung di Kampung Braga. (Foto: Bima Bagaskara/detikJabar)
Bandung -

Kawasan Braga dikenal sebagai ikon wisata Kota Bandung, indah, klasik, dan tak pernah sepi dari wisatawan. Tapi hanya beberapa meter dari jalan berbatu andesit itu, hidup warga di bantaran Sungai Cikapundung berjalan dalam realitas yang jauh berbeda.

Setiap hujan turun, mereka tak menikmati estetika kota. Mereka dibuat was-was dan terkadang harus berjibaku menyelamatkan diri dari banjir yang datang tiba-tiba.

Bagi warga Kampung Braga, suara hujan, khususnya di malam hari bukanlah musik pengantar tidur. Suara itu dikatakan warga adalah alarm bahaya. Sejak awal tahun, warga telah beberapa kali berjibaku dengan air yang naik cepat dari sungai.

"Banjir mah udah biasa, kemarin-kemarin banjir kan di sini, meskipun kecil," tutur Dida Hadiani (48) salah satu warga saat berbincang dengan detikJabar belum lama ini.

Hal senada diungkap Lulu Astia, warga yang sudah terbiasa dengan banjir di Kampung Braga. Lulu yang rumahnya berada persis di bantaran Sungai Cikapundung, sudah hapal kapan banjir bisa terjadi.

"Kalau debit air di atas gede, banjir pasti di sini, sudah pasti itu mah. Tapi kalau nggak terlalu gede hujannya, aman," katanya.

Lurah Braga Willy Wiradhika menyebut, banjir di Kampung Braga ini sudah berlangsung sejak lama. Akan tetapi, intensitas dan dampaknya meningkat tajam dalam satu dekade alias 10 tahun terakhir.

Menurut Willy, Sungai Cikapundung yang mengalir dari utara Bandung makin kewalahan menampung air hujan. Pembangunan masif di kawasan hulu dituding sebagai salah satu penyebab berkurangnya daerah resapan.

"Kalau hujan besar di Braga itu nggak akan banjir, tapi kalau hujan besar di Lembang , kawasan Bandung Utara, walaupun di Braga nggak hujan banjir. Jadi gimana di atas, banjir kiriman," ungkap Willy.

"Jadi banjir itu hal biasa untuk warga makanya di tiap rumah hampir ada penghalang air karena banjirnya semata kaki, dan cepat surut," sambungnya.

Sungai Cikapundung di Kampung Braga. (Foto: Bima Bagaskara/detikJabar)

Sulit Diatasi

Sejumlah upaya dilakukan untuk mengatasi masalah banjir. Namun hal itu terkendala lagi-lagi karena terbatasnya kewenangan, termasuk dalam membangun kirmir agar tanggul Sungai Cikapundung tak jebol saat air mengalir deras.

"Kalau kirmir sudah dibangun mungkin bisa meminimalisir banjir. Tapi kirmir belum (dibangun), karena itu kewenangan BBWS, kami sudah mengajukan tapi belum ada realisasinya," ujar Willy.




(bba/orb)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork