Berbagai peristiwa menarik terjadi di Jawa Barat hari ini Jumat (2/5/2025), beberapa diantaranya memantik perhatian pembaca detikJabar. Aksi mesum sejoli pelajar SMA di Masjid Garut dipergoki warga, adik almarhum Samson yang memilih mengungsi dari kampung halaman dan MBG di Tasikmalaya disetop buntut siswa keracunan. Berikut ringkasan berita yang dihimpun dalam Jabar Hari Ini :
Momen Warga Pergoki Sejoli Pelajar SMA Mesum di Masjid Garut
Kabar sejoli pelajar di Garut digerebek saat diduga tengah berbuat mesum di masjid menggegerkan warga Garut. Polisi turun tangan menangani kasus ini.
Kabar mengenai sepasang pelajar SMA yang digerebek warga tengah mesum di masjid ini, menjadi perbincangan usai video detik-detik saat warga melakukan penggerebekan viral di media sosial.
Dilihat detikJabar Rabu (30/4/2025), dalam video berdurasi 23 detik itu terlihat sejoli yang tengah dinasihati dua orang lelaki. "Audzubillahwamindzalik, innalillahi wainailaihi rojiun, ada yang berzinah. Yang satu orang Narongtong, yang laki-lakinya orang Andir. Ini kelakuannya kayak domba. Terjadi di Kampung Kawung Luwuk," ujar pria dalam video kepada kedua pelajar itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Video berdurasi 23 detik itu viral di media sosial usai sejumlah akun TikTok membagikannya. Salah satu unggahan warganet di TikTok terkait kejadian ini, bahkan telah disaksikan lebih dari 800 ribu kali oleh warganet.
"Inalillahi, paingan (tempat wisata) 7 Curug Cimanganten gempa. Kalah dipake maksiat ku jelema te boga otak mah (Malah dipakai maksiat oleh orang tak punya pikiran)," kata sang pengunggah.
Kejadian sejoli pelajar kepergok mesum di masjid ini belakangan diketahui terjadi di Kecamatan Pasirwangi, Garut. Ini dibenarkan oleh Kapolsek Pasirwangi Iptu Wahyono Aji.
"Kejadiannya hari Selasa (29/4/2025) pagi kemarin," ungkap Aji.
Aji tidak merinci secara detil bagaimana kronologi kepergoknya aksi mesum yang diduga dilakukan muda-mudinya yang masih duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA) itu. Kasusnya sudah dilimpahkan ke Polres Garut. "Sudah kami limpahkan ke Unit PPA Polres Garut," pungkas Aji.
MBG di Tasikmalaya Disetop Buntut Siswa Keracunan
Puluhan Pelajar di Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya mengalami alami gejala keracunan usai menyantap makanan program makan bergizi gratis (MBG). Buntut dari kejadian itu, pemerintah mengusulkan MBG disetop sementara.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya jumlah siswa yang keracunan mencapai 25 orang. Sembilan orang masih dirawat di layanan medis, sisanya dibawa pulang. Mereka mulai dilarikan menuju Puskesmas Rajapolah sejak Kamis (1/5/2025) sampai Jumat pagi (2/5/2025).
"Data yang masuk pada kami ada 25 orang, terbaru pagi ini masuk satu lagi. Ada 9 orang masih di Puskesmas," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya, Heru Suharto kepada detikJabar di Kantor Bupati Tasikmalaya.
Heru menambahkan sample makanan sudah diamankan untuk uji laboratorium. "Sudah ada yang dibawa untuk uji Lab. Tapi detailnya belum masuk laporanya," kata Heru Suharto.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya, Dadan Wardana menyebut sudah menurunkan tim. Pihak sekolah harus berkordinasi dengan Kepolisian dan Puskesmas dengan mengutamakan penanganan pelajar yang sakit agar pulih.
"Ya ada 400 siswa infonya, tapi kami turunkan tim segera agar bagaimana kondisi anak bisa segera ditangani. Utamakan kesehatan anak, anak yang sakit segera ditangani biar pulih," kata Dadan Wardana.
Kepala Bidang SMP di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya, Jani Maulana masih mendalami penyebab siswa keracunan. Mereka memang sempat akui konsumsi makanan yang dibagikan Rabu siang.
Pihak Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya mengusulkan agar Program Makan Bergizi Gratis di Kecamatan Rajapolah dihentikan sementara.
"Penanganan ini dilakukan, memang diduga akibat makanan yang disajikan hari rabu tapi jelasnya harus nunggu uji lab. Sementara ini diusulkan penghentian dulu program MBG di wilayah Rajapolah, pihak sekolah sudah melakukan tahapanya sudah sesuai SOP," kata Jani Maulana.
Teror Usai P21, Adik Almarhum Samson Pilih Mengungsi dari Kampung Halaman
Merasa tak lagi aman di kampung halaman sendiri, Firly (32) adik almarhum Samson, memilih pergi meninggalkan kampung halamannya di Kampung Cihurang, Desa Cidadap, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi.
Pengusiran secara tidak langsung ia alami setelah kasus kematian kakaknya yang tewas karena pengeroyokan memasuki babak baru di meja hukum.
"Iya, saya merasa tidak aman. Sejak kasus kakak saya dinyatakan lengkap, saya justru mendapat perlakuan kasar. Akhirnya saya mengungsi," kata Firly saat ditemui di Palabuhanratu, Jumat (2/5/2025).
Peristiwa itu terjadi awal pekan ini sekitar pukul 10.30 WIB. Saat itu Firly hendak ke kamar mandi umum karena rumahnya tidak memiliki WC pribadi. Namun, langkahnya dicegat oleh seorang pria yang diduga pelaku. Pria itu melontarkan umpatan bernada kasar dalam bahasa Sunda.
"Hey sia a****g m****t, eweh ka era sia masih keneh cicing di dieu! Jeng arek naon sia ka cai di dieu," ujar Firly menirukan ucapan pria tersebut.
Firly hanya diam, tetapi intimidasi terus berlanjut. "Buru sia lamun masih di dieu, ka cai deui tempokeun siah ku aing, (Cepat kamu kalau masih di sini ke air lihat saja kamu)," lanjutnya.
Tak berani menoleh, Firly berlari ke arah warung. Setiba di rumah, suaminya yang mendengar keributan langsung melarang Firly menggunakan WC umum lagi. "Gak punya WC di rumah, gak pernah dapat bantuan. Dulu cuma dapat bantuan rumah waktu anak saya masih bayi," jelasnya.
Merasa tidak lagi aman, Firly memutuskan mengungsi ke rumah seorang kerabat, Abah Eman, yang tinggal di wilayah berbeda. Di sana ia merasa lebih tenang. "Alhamdulillah orang-orang di sini baik semua. Dikasih makan, jajan anak juga dikasih. Saya juga bantu-bantu masak, sekarang Abah lagi bikin cue (pindang)," ucapnya.
Sementara itu, ibunda Firly bersama anak dari almarhum Samson kini tinggal di daerah Cibatu, Kecamatan Cisaat. "Lebih aman di sana, jadi tidak merasa diteror," tambah Firly lirih.
Firly didampingi kuasa hukumnya, Ketua DPC Serikat Pengacara Indonesia (SPI) Sukabumi Raya, Tusyana Priyatin, yang turut mengawal jalannya proses hukum. Keduanya berharap kasus ini bisa ditegakkan secara adil.
"Saya pengen keadilan. Intinya ada yang memperhatikan, pelaku ditangkap, karena sejak bergulir dari kepolisian hingga sekarang ke kejaksaan para pelaku tidak ditahan, kalau sekarang di kejaksaan katanya tahanan kota," tegas Firly.
Ketika dikonfirmasi soal kabar pengungsian Firly dan ibunya, Kepala Desa Cidadap, Deden Anta, mengaku belum menerima laporan resmi. "Belum dapat kabar, nanti saya cari informasinya," ujarnya saat dihubungi melalui telepon.
Meski demikian, Deden menyebut desa mengetahui perkembangan hukum kasus tersebut, termasuk pelimpahan berkas ke kejaksaan, pihak desa hadir dan mengetahui posesnya. "Iya, kemarin tahu soal P21. Tadi pagi para pelaku juga sudah berangkat ke kejaksaan (wajib lapor)," ucapnya.
Apes Aldi Kini Mendekam di Penjara gegara Bawa Ganja 7,2 Kilogram
Apes tak dapat di tolak, untung tak dapat di raih, peribahasa itu mungkin cocok untuk kisah Aldi Firmansyah, pria yang kini mendekam di balik jeruji besi usai tertangkap oleh anggota Sat Resnarkoba Polres Cimahi. Ia diamankan karena menyimpan narkotika jenis ganja sebanyak 7,2 kilogram.
Kapolres Cimahi, AKBP Niko N. Adi Putra mengatakan tertangkapnya AF berawal dari laporan masyarakat soal peredaran narkotika di wilayah mereka. Kemudian dilakukan penyelidikan.
"Kami kemudian melakukan profiling dan mengungkap identitas 2 terduga pengedar ganja, yakni AF dan temannya WFP," kata Niko saat konferensi pers di Mapolres Cimahi, Jumat (2/5/2025).
Keduanya diamankan pada Senin (28/4/2025) sore, setelah dibuntuti oleh anggota Sat Resnarkoba Polres Cimahi. Mereka diamankan di daerah Margaasih, Kabupaten Bandung.
"Saat hendak diamankan, mereka menyadari sedang dibuntuti. Kemudian berusaha kabur dengan kendaraannya, sambil membuang sebuah bungkusan berukuran cukup besar," kata Niko.
Polisi akhirnya berhasil menangkap AF dan WFP bersamaan dengan barang bukti yang mereka buang. Setelah paket tersebut dibuka, di dalamnya berisi ganja kering yang baru saja diterima.
"Isinya ganja kering seberat 7,2 kilogram. Masih terbungkus rapi, karena belum sempat diedarkan. Jadi itu nanti akan dibagi-bagi lagi ke dalam paket kecil siap edar," kata Niko.
AF sendiri mengaku ia menjadi pengedar ganja demi memenuhi kebutuhan sehari-hari. Meskipun ia sebetulnya bekerja di perusahaan penyedia jasa logistik di daerah Kabupaten Cianjur.
"Dia digaji Rp4 juta pengakuannya dari perusahaan jasa ekspedisi, tapi karena kebutuhannya banyak jadi memilih jalan pintas. Kalau temannya WFP tidak bekerja, dia diajak sebagai kurir dengan upah Rp100 ribu," kata Niko.
Persib Tunjuk Djanur Jadi Direktur Teknik
Persib Bandung secara resmi mengumumkan penunjukan posisi direktur teknik. Djadjang Nurdjaman alias Djanur ditugaskan untuk fokus terhadap pembinaan pemain muda, sebagai bagian dari penguatan fondasi masa depan klub.
Deputy CEO PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) Adhitia Putra Herawan mengatakan, penunjukan Djanur sebagai Direktur Teknik merupakan bagian dari proses transformasi klub.
"Persib saat ini tidak hanya sedang bertransformasi, tetapi juga terus berevolusi dalam berbagai aspek. Salah satu fokus utama kami adalah penguatan sistem pembinaan pemain muda," kata Adhit dalam keterangannya, Jumat (2/5/2025).
Di Persib, Djanur bukan sosok baru. Pria kelahiran Majalengka 30 Maret 1964 itu pernah memperkuat Persib sebagai pemain pada 1977-1978 dan 1986-1992.
Setelah pensiun sebagai pemain, kiprahnya di Persib berlanjut melalui berbagai peran. Mulai dari asisten pelatih (1993-1995 dan 2007), pelatih sementara (2006 dan 2007), hingga pelatih kepala pada 2013-2015 serta 2016-2017. Di bawah kepemimpinannya, Persib berhasil meraih gelar juara Indonesia Super League 2014 dan Piala Presiden 2015.
Setelah ditunjuk jadi direktur teknik, Djanur punya tugas penting di klub. Meskipun, posisi berada di luar struktur tim utama, tapi memiliki peran penting dalam mendukung penguatan tim secara keseluruhan.
"Kami membutuhkan sosok yang memahami secara mendalam kultur sepakbola Bandung dan memiliki pengalaman melatih di level tertinggi. Kami yakin, Djadjang Nurdjaman adalah figur yang tepat untuk mengemban tugas ini," ucapnya.
Sebagai Direktur Teknik, Djanur akan bertanggung jawab menyusun kurikulum pembinaan pemain muda, serta mencari dan mengembangkan bibit-bibit unggul yang potensial untuk menjadi bagian dari regenerasi pemain Persib.
"Peran Direktur Teknik sangat penting dalam memberikan arahan yang tepat terkait pembinaan pemain usia muda. Kurikulum yang disusun juga akan melengkapi sistem yang telah berjalan di Akademi Persib, sekaligus menjadi acuan dalam pengembangan sepakbola usia dini di Kota Bandung," terangnya.
Perjalanan Djanur bersama Persib dimulai sejak usia belia, saat ia memperkuat tim pada periode 1977-1978. Setelah menimba pengalaman di sejumlah klub Galatama, ia kembali ke Bandung menjelang Kompetisi Divisi Utama Perserikatan 1986.
Di usia 22 tahun, Djanur tampil sebagai pemain kunci dan mencetak gol penentu kemenangan atas Perseman Manokwari pada partai final. Gol tunggalnya di menit ke-77 membawa Persib meraih gelar juara yang telah lama dinantikan selama 25 tahun. Prestasi itu menjadi penanda awal dari kiprahnya yang panjang bersama klub kebanggaan Bobotoh.
Djanur kemudian menghabiskan masa keemasan karier sepakbolanya bersama Persib hingga pensiun usai musim 1991/1992. Ia juga turut andil dalam keberhasilan Persib meraih gelar juara Divisi Utama 1989/1990 bersama generasi baru pemain muda kala itu.
Memutuskan pensiun sebagai pemain tidak lantas mengakhiri pengabdiannya. Pada musim berikutnya, Djanur dipercaya menjadi asisten pelatih mendampingi Indra M. Tohir. Bersama tim pelatih, ia turut membawa Persib meraih gelar juara Divisi Utama 1993/1994, yang kemudian dilanjutkan dengan keberhasilan menjuarai Liga Indonesia 1994/1995, dua gelar beruntun yang mencatatkan era emas baru bagi klub.
Pada 2006 dan 2007, ia beberapa kali dipercaya sebagai caretaker pelatih saat terjadi pergantian di kursi kepelatihan. Hingga akhirnya, menjelang musim Indonesia Super League (ISL) 2013, Djanur resmi ditunjuk sebagai pelatih kepala.
Di tangan Djanur, Persib kembali merasakan gelar juara ISL 2014, dilanjutkan dengan kemenangan di Piala Presiden 2015. Torehan ini menempatkan Djanur sebagai sosok kedua yang mampu membawa Persib juara baik sebagai pemain maupun pelatih, mengikuti jejak mendiang Ade Dana.
Djanur juga sempat menimba ilmu kepelatihan di Inter Milan selama hampir setengah tahun sebelum kembali menukangi Persib pada pertengahan musim Indonesia Soccer Championship 2016, menggantikan Dejan Antonic. Ia kemudian melanjutkan tugas hingga Liga 1 2017, sebelum mengundurkan diri menjelang akhir kompetisi.
Delapan tahun berselang, Djanur kembali ke rumah yang telah membesarkan namanya. Kini, ia mengemban amanah baru sebagai Direktur Teknik, membawa serta semangat dan pengalaman panjangnya untuk membangun masa depan Persib.
"Terima kasih sebesar-besarnya kepada PT Persib Bandung Bermartabat yang telah mempercayakan saya sebagai Direktur Teknik. Ini adalah kebanggaan dan penghargaan besar bagi saya. Darah saya adalah Persib. Sejak menjadi pemain hingga pelatih, saya selalu bersama klub ini, meskipun sempat berkiprah di beberapa klub lain," ungkapnya.
(sya/iqk)