Berbagai peristiwa menarik terjadi di Jawa Barat hari ini Rabu (26/3/2025), beberapa diantaranya memantik perhatian pembaca detikJabar. Geger aksi bejat dokter residen di RSHS Bandung, ular sepanjang 1 meter masuk kelas di Tasikmalaya dan perempuan tewas tenggelam di Situ Cilangla.
Berikut ringkasan berita yang dihimpun dalam Jabar Hari Ini :
Dokter Residen Perkosa Penunggu Pasien RSHS
Seorang residen anestesi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (FK Unpad) diduga melakukan pemerkosaan terhadap penunggu pasien di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kasus ini viral di media sosial (medsos). Berdasarkan informasi yang beredar, korban merupakan perempuan anak dari pasien yang sedang dirawat di RSHS.
Dokter residen adalah dokter umum yang sedang menjalani PPDS. Program ini merupakan pelatihan pascasarjana yang harus ditempuh setelah lulus dari sekolah kedokteran.
Kembali ke kasus pemerkosaan. Pelaku dikabarkan membius korban sebelum melakukan pemerkosaan.
Kasus ini diketahui telah dilaporkan ke kepolisian, sementara terduga pelaku langsung dikeluarkan dari program pendidikan di RSHS.
Direktur Utama RSHS Rachim Dinata Marsidi membenarkan kabar dugaan pemerkosaan yang dilakukan residen anestesi PPDS FK Unpad. Menurut Rachim, kasus itu terjadi pada 18 Maret 2025 di salah satu gedung RSHS Bandung.
"Jadi itu sebetulnya kita yang pertama (pelaku) sudah dilaporkan ke polisi ya. Terus untuk residennya sudah kami kembalikan ke fakultas (dikeluarkan). Karena kan dia itu titipan fakultas, bukan pegawai di sini. Jadi PPDS-nya sudah kita kembaliin ke fakultas," kata Rachim saat dihubungi wartawan, Rabu (9/4/2025).
Rachim menegaskan, saat kasus dugaan pemerkosaan ini diketahui, pelaku yang merupakan residen anestesi PPDS langsung dilaporkan ke polisi. Namun saat disinggung soal kronologi kejadian, Rachim menyebut hal itu akan dijelaskan langsung oleh FK Unpad.
"Jadi karena kan kita juga dengan Pak Dekan juga koordinasi ya, karena itu kan anak didik mereka kan maksudnya itu. Jadi nanti mereka (fakultas) mungkin akan bikin rilis kejadiannya seperti apa gitu," ujarnya.
"Jadi hanya kalau di kami karena itu sudah kriminal, sudah kami keluarkan dari sini," imbuhnya.
Namun menurut Rachim, ada kemungkinan pelaku membius korban sebelum melakukan aksi bejatnya seperti yang ramai diperbincangkan di media sosial. Dia menyebut korban telah melakukan visum dan membuat laporan ke Polda Jawa Barat.
"Iya kelihatannya gitu ya emang (dibius). Ya kan PPDS anastesi mungkin mengenai apa penanganan pembiusan memang belajarnya ke sana kali mereka itu ya. Ini PPDS itu residen, lagi belajar anastesi ya, jadi lagi sekolah anastesi," terangnya.
Lebih lanjut, Rachim mengungkapkan aksi pelaku sempat terekam kamera CCTV rumah sakit. Rekaman tersebut menurutnya juga telah diserahkan ke pihak kepolisian sebagai barang bukti.
"Dia lewat di situ (ruangan) kelihatan gitu (di CCTV) itu, dan itu kan semua kita dilaporkan semua ke ke pihak yang berwenang," tandasnya.
Universitas Padjadjaran (Unpad) angkat bicara terkait dugaan pemerkosaan yang dilakukan dokter residen anestesi dari Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Fakultas Kedokteran (FK) Unpad. Dugaan pemerkosaan terjadi di RSHS Bandung.
"Unpad dan RSHS mengecam keras segala bentuk kekerasan, termasuk kekerasan seksual, yang terjadi di lingkungan pelayanan kesehatan dan akademik," kata Dekan FK Unpad Yudi Hidayat dalam keterangan tertulis tang diterima detikJabar, Rabu (9/4/2025).
Yudi menegaskan jika pihaknya dan RSHS akan terus mengawal kasus ini. Tindakan tegas akan diambil Unpad.
"Unpad dan RSHS berkomitmen untuk mengawal proses ini dengan tegas, adil, dan transparan, serta memastikan tindakan yang diperlukan diambil untuk menegakkan keadilan bagi korban dan keluarga serta menciptakan lingkungan yang aman bagi semua," ungkapnya.
Ular Masuk Kelas di Tasikmalaya
Hari pertama masuk sekolah setelah libur Lebaran, guru dan siswa SDN Pengadilan 2, Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya dikejutkan dengan kehadiran seekor ular di dalam kelas.
Ular sepanjang satu meter itu dipergoki seorang siswa yang hendak masuk kelas, Rabu (9/4/2025) pagi. Karuan hal itu membuat panik anak-anak yang hendak mulai kegiatan belajar. Seisi kelas berhamburan keluar melihat ular dengan ukuran cukup besar itu. Salah seorang dari mereka kemudian melapor kepada guru.
Akhirnya Lia, salah seorang guru memutuskan untuk meminta bantuan Tim Damkar Kota Tasikmalaya. Koordinator Lapangan Damkar Kota Tasikmalaya, Hendrik Setiana membenarkan adanya peristiwa tersebut.
Menurut Hendrik laporan diterima sekitar pukul 07.10 WIB, secepatnya tim Damkar bergerak ke lokasi. "Evakuasi dimulai pukul 07.27 WIB dan selesai sekitar delapan menit kemudian," kata Hendrik.
Petugas Damkar langsung memburu keberadaan ular tersebut. Setelah ditemukan, ular langsung ditangkap dengan relatif mudah oleh pasukan biru ini.
"Jenis ular yang diamankan adalah ular koros dengan panjang sekitar 100 sentimeter," Hendrik.
Ular koros itu diamankan tanpa perlawanan oleh tim regu 3 Damkar Kota Tasikmalaya yang terdiri dari Samsudin, Fikrie, dan Ikbal. Hendrik menegaskan tidak ada korban luka atau terdampak dalam insiden itu. Semua siswa dievakuasi keluar kelas dan ular berhasil ditangkap.
Riuh Kembang Api di Bandung Ganggu Kenyamanan Warga
Warga Kota Bandung dibuat heboh dengan kemunculan kembang api yang berlangsung cukup lama pada Selasa (8/4/2025) malam. Penampakan kembang api itu viral di media sosial setelah berbagai video dari sudut pandang berbeda diunggah oleh warga.
Dalam sejumlah video yang beredar, kembang api beraneka warna dan bentuk terlihat menyala dari satu titik lokasi. Beberapa warga merekam dari ketinggian, sementara lainnya merekam dari jarak dekat. Lokasi kemunculan kembang api diketahui berada di kawasan Pusat Pendidikan Infanteri (Pussenif), Jalan Katamso, Kota Bandung.
Dian, seorang warga sekitar, membenarkan bahwa pertunjukan kembang api tersebut berasal dari kawasan Pussenif.
"Ya, betul dari sana. Nggak tahu acaranya apa, durasinya lumayan lama. Warga sempat kaget juga karena munculnya dari markas tentara," kata Dian saat ditemui, Rabu (9/4/2025).
Dian menambahkan bahwa karena rumahnya berjarak kurang dari 1 kilometer dari lokasi, suara dan cahaya kembang api sangat jelas terlihat dan terdengar.
"Kelihatan banget dari rumah, suaranya juga bising," ucapnya.
Hal senada disampaikan Ilyas, warga lainnya. Ia mengaku terganggu karena durasi kembang api yang begitu lama.
"Karena lama banget, telinga dan kepala saya sampai sakit. Saya yakin banyak warga lain yang merasakan hal yang sama," kata Ilyas.
Di media sosial, warganet juga ramai membagikan informasi terkait adanya kembang api tersebut. Seperti di platform X misalnya, sejumlah warga membagikan video kembang api.
Menanggapi viralnya kejadian tersebut, pihak Pussenif melalui akun Instagram resminya @penerangan_pussenif menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat.
"Kami dari Pussenif menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamannya terkait penyalaan kembang api di sekitar kantor Pussenif Jalan Supratman," tulis caption @penerangan_pussenif.
"Dalam hal ini kami mencoba untuk mengakomodir bantuan teman/rekan namun kami sadari bahwa hal ini menimbulkan ketidaknyamanan terhadap sekitar lingkungan Pussenif pada malam ini. Sehingga hal ini menjadi perhatian kami untuk kedepannya tidak terjadi lagi," tambah keterangan Instagram itu.
Mayat wanita di Situ Cilangla
Seorang perempuan paruh baya di Kecamatan Taraju, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat tewas tenggelam di Situ Cilangla, Desa Raksasari, Rabu (9/4/25). Korban bernama Julaeha (66) ditemukan telungkup di Situ Cilangla oleh warga sekitar.
Mayat tersebut awalnya ditemukan warga dan penjual ikan di Situ Cilangla. Saksi kemudian melapor pada Polsek Taraju.
"Betul ada laporan dari warga termasuk pedagang ikan saudara Usep, laporan pada kami ada temuan mayat di Situ Cilangla," kata Kapolsek Taraju, Iptu Ali Mustafa.
Iptu Ali menambahkan korban diketahui kerap melaksanakan kegiatan olah raga jalan kaki di sekitar Situ Cilangla. Sebelum kejadian korban sempat berobat dan dirawat di Puskesmas Taraju karena mengeluh pusing. Korban miliki riwayat darah tinggi.
"Hari Senin 7 April korban sempat dirawat di Puskesmas Taraju karena pusing dan darah tinggi. Korban memang sering olah raga di situ. Korban saat kejadian terjatuh diduga karena penyakitnya," kata Iptu Ali Mustafa.
Situ Cilangla diketahui memiliki kedalaman dua meter. Diduga saat tenggelam korban tidak diketahui warga hingga tidak selamat. Ditambah lagi, korban tidak mahir berenang. Polisi pastikan pemeriksaan sementara di TKP tidak ada luka pada tubuh korban.
"Jasad korban dievakuasi ke Puskesmas Taraju. Keluarga sudah nerima kejadian yang menimpa korban dan enggan di visum. Tidak ada luka dalam tubuh korban," pungkas Iptu Ali.
Mayat Wanita di Drainase Tol Cisumdawu
Seorang wanita ditemukan tewas di dalam drainase jembatan penyebrangan Tol Cisumdawu atau lebih tepatnya di Dusun Gamblung, Desa/Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, pada Rabu (9/4/2025).
Penemuan mayat ini pun membuat geger warga sekitar.
Menurut Kapolsek Pamulihan IPTU Tri Suno, pihak kepolisian mulanya mendapatkan laporan dari masyarakat sekitar pukul 03.00 WIB bahwa telah ditemukan sesosok mayat yang berada di dalam drainase.
"Kami dari Polsek Pamulihan menerima laporan pada pukul 03.00 WIB bahwa ada orang meninggal ditemukan di dalam drainase," ujar Tri kepada detikJabar di lokasi.
Tri menyampaikan, kondisi korban saat itu sudah dalam terbujur kaku di dalam lubang drainase yang memiliki ukuran sekitar satu meter. Dirasa sulit untuk melakukan evakuasi, pihaknya pun langsung menghubungi BPBD hingga Damkar Sumedang agar membantu melakukan proses evakuasi.
"Kondisi saat kami cek di dalam drainase dengan medan yang cukup sulit karena lubang drainase berukuran sekitar satu meter dan di dalamnya itu ada lumpur dan batu. Kemudian kami meminta bantuan kepada BPBD dan Damkar Sumedang dan masyarakat kita lakukan evakuasi," katanya.
Setelah mengetahui keberadaan dari korban, petugas gabungan pun langsung melakukan berbagai upaya untuk proses evakuasi korban. Meski mengalami kendala karena posisi korban yang berada di dalam drainase petugas akhirnya berhasil mengevakuasi korban dengan cara membongkar drainase menggunakan alat las.
"Kami tadi mulai melakukan evakuasi sekitar pukul 08.30 dan sampai dengan pengangkatan jenazah pukul 11.30 berhasil kita evakuasi karena memang dengan kondisi yang cukup sulit," ucap Tri.
"Proses evakuasi kami melakukannya dengan cara membongkar drainase, dan ketebalan besi lumayan tebal jadi kami menggunakan alat las dan itu memakan waktu yang cukup lama," sambungnya.
(sya/orb)