Demo Tolak UU TNI di Sukabumi, Massa Lempar Cat-Polisi Tembakan Water Canon

Demo Tolak UU TNI di Sukabumi, Massa Lempar Cat-Polisi Tembakan Water Canon

Siti Fatimah - detikJabar
Senin, 24 Mar 2025 17:07 WIB
Demo mahasiswa Sukabumi
Demo mahasiswa Sukabumi (Foto: Siti Fatimah/detikJabar).
Sukabumi -

Aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Sukabumi (ABSI) berujung ricuh. Massa yang awalnya berdemo secara damai mulai melemparkan cat ke arah aparat kepolisian. Situasi memanas hingga polisi menembakkan water cannon untuk membubarkan massa.

Dalam aksi yang digelar di depan DPRD Kota Sukabumi, ratusan mahasiswa turun ke jalan menyuarakan tuntutan mereka terhadap kebijakan pemerintah yang dinilai tidak berpihak pada rakyat. Demonstrasi itu dilakukan sebagai bentuk protes terhadap berbagai kebijakan terkait TNI, demokrasi, dan transparansi pemerintahan. Salah satu orator dalam aksi tersebut dengan lantang menyampaikan tuntutan mereka.

"Melihat situasi akhir-akhir ini, ketika hukum diombang-ambing oleh para penguasa, maka hanya ada satu kata: lawan!," teriak orator.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Massa mengklaim bahwa aksi mereka sudah terorganisir dengan baik dan berdasarkan kajian yang matang. Namun, mereka kecewa karena dihadang kawat berduri yang dipasang aparat.

"Kita hanya ingin masuk untuk membacakan tuntutan. Apa yang kita suarakan saat ini sudah menjadi undang-undang!," lanjutnya.

ADVERTISEMENT

Situasi mulai memanas ketika mahasiswa yang frustrasi karena tidak diberi akses masuk mulai melempar cat ke arah petugas. Polisi yang berjaga langsung merespons dengan menyemprotkan water cannon untuk menghalau massa yang semakin beringas.

Belum ada laporan resmi mengenai korban dalam insiden ini. Namun, aksi saling dorong sempat terjadi antara mahasiswa dan aparat kepolisian. Hingga berita ini diturunkan, situasi di lokasi masih dalam penjagaan ketat.

Polisi belum memberikan keterangan resmi terkait insiden ini. Sementara itu, dalam aksinya, mahasiswa menuntut untuk menolak militerisasi jabatan sipil karena bertentangan dengan semangat reformasi TNI dan supremasi sipil.

Kemudian mereka mendesak DPR dan pemerintah untuk memastikan TNI tetap netral dan tidak terseret dalam dinamika politik praktis melalui mekanisme hukum yang lebih ketat dan membatasi keterlibatan TNI dalam urusan sipil sesuai amanat UU No. 34 Tahun 2004 agar tidak terjadi penyalahgunaan kekuasaan dan pelanggaran hak asasi manusia.

Mendesak DPR untuk melibatkan publik, akademisi, dan masyarakat sipil dalam proses pembahasan revisi RUU TNI guna memastikan perubahan undang-undang tetap sesuai dengan prinsip demokrasi dan memastikan bahwa revisi RUU TNI tidak menjadi langkah mundur dalam reformasi militer dan supremasi sipil yang telah diperjuangkan sejak 1998.

Kemudian, mengecam keras pemerintah atas kebijakan yang tidak berorientasi kepada kesejahteraan rakyat dan ini harus segera dihentikan, menuntut presiden untuk mengesahkan RUU perampasan aset para koruptor, mendesak DPR RI terhadap transparansi informasi yang sedang dirapatkan, dalam rapat terbuka maupun rapat tertutup. Massa juga menuntut agar masuk ruang DPRD.

Berakhir Ricuh

Unjuk rasa di depan Gedung DPRD Kota Sukabumi berakhir ricuh. Demonstrasi yang dimulai dengan penyampaian orasi berubah menjadi chaos setelah massa aksi memaksa masuk ke dalam gedung. Polisi yang berjaga pun bertindak tegas dengan menembakkan water canon hingga beberapa mahasiswa diamankan dan beberapa lainnya harus dilarikan ke rumah sakit.

Ratusan mahasiswa ini turun ke jalan untuk menyuarakan tuntutan terkait revisi RUU TNI dan transparansi kebijakan pemerintah. Mereka meminta bertemu langsung dengan perwakilan DPRD, namun dihadang barikade kawat berduri dan aparat kepolisian.

Tak kunjung mendapat izin masuk, massa mulai mendorong barikade dan melempar cat ke arah polisi. Aksi dorong-mendorong pun terjadi, hingga akhirnya aparat menembakkan water cannon untuk membubarkan massa.

Kericuhan semakin tidak terkendali ketika polisi menembakan water canon yang kedua kalinya. Sejumlah mahasiswa berlarian ke arah atas dan bawah Jalan Dago atau Jalan Ir H Djuanda. Aparat kepolisian pun menangkap beberapa demonstran yang dianggap sebagai provokator dalam aksi tersebut.

Selain itu, sejumlah mahasiswa mengalami luka-luka akibat bentrokan dan harus dilarikan ke rumah sakit. Beberapa di antaranya mengalami sesak napas diduga terkena pukul.

"Kena pukul kak. Iya sesak, tadi sudah kami berikan oksigen dan dilarikan ke IGD RSUD Syamsudin SH," kata salah satu tim medis yang berada di lokasi.

Dalam aksinya, mahasiswa menyampaikan sejumlah tuntutan, di antaranya menolak militerisasi jabatan sipil yang dinilai bertentangan dengan semangat reformasi TNI dan supremasi sipil. Mereka juga mendesak DPR untuk lebih transparan dalam pembahasan revisi RUU TNI.

"Kami tidak ingin demokrasi yang sudah diperjuangkan sejak 1998 justru mengalami kemunduran. RUU ini harus dikaji ulang dengan melibatkan publik dan akademisi," tegas mahasiswa dalam oratornya.

Mereka juga menuntut DPR untuk membuka rapat-rapat pembahasan kebijakan kepada publik serta mengesahkan RUU Perampasan Aset Koruptor.

Hingga pukul 18.39 WIB, situasi di sekitar Gedung DPRD Kota Sukabumi masih dalam penjagaan ketat aparat kepolisian. Massa aksi pun masih bertahan di dekat BPK Penabur Kota Sukabumi.




(mso/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads