Temuan Baru yang Mendukung Kisah Bahtera Nuh

Kabar Internasional

Temuan Baru yang Mendukung Kisah Bahtera Nuh

Rachmatunnisa - detikJabar
Selasa, 18 Mar 2025 22:30 WIB
Bahtera Nuh
Bahtera Nuh (Foto: Huseyin Yildiz/Anadolu Agency).
Jakarta -

Para ilmuan yakin telah menemukan fosil Bahtera Nuh. Kabar terbaru para peneliti menemukan bahwa gundukan berbentuk perahu, yang diyakini para penganutnya sebagai Bahtera Nuh, diperkirakan besar tenggelam di bawah air selama banjir dahsyat sekitar 5.000 tahun lalu.

Melansir detikInet yang mengutik The New York Post, tim ahlit internasional telah bekerja sama sejak 2021 untuk mempelajari formasi Durupinar, di Turki yang mereka yakini dapat menjadi lokasi kapal besar yang terawetkan.

Struktur geologi setinggi 163 meter, yang tersusun dari limonit (bijih besi) terletak sekitar 32 km di selatan puncak Gunung Ararat, di Turki dekat perbatasan Iran di distrik Doğubayazıt, Ağrı.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Formasi itu telah menarik minat para ahli selama beberapa dekade karena bentuk dan dimensinya yang menyerupai kapal, mirip dengan deskripsi Alkitab tentang Bahtera Nuh dan penyebutan Gunung Ararat dalam teks-teks keagamaan.

Menurut Alkitab, dimensi bahtera itu adalah 'panjangnya tiga ratus hasta, lebarnya lima puluh hasta, dan tingginya tiga puluh hasta'. Kemudian ada juga deskripsi 'dan bahtera itu bersandar... di pegunungan Ararat', sehingga para ahli yakin hal itu mencerminkan formasi Durupinar.

ADVERTISEMENT

Temuan baru ini juga menunjukkan bahwa formasi tersebut pernah terendam air berdasarkan sampel tanah yang mengandung jejak material seperti tanah liat, endapan laut, dan sisa-sisa makanan laut yang berasal dari masa ketika banjir besar dalam Alkitab dikatakan terjadi, antara 3.500 hingga 5.000 tahun yang lalu.

"Berdasarkan hasil awal, diperkirakan ada aktivitas manusia di wilayah ini sejak periode Kalkolitik," kata profesor Faruk Kaya, peneliti utama subjek tersebut.

Endapan laut dan sisa-sisa makanan laut telah mendorong para peneliti untuk percaya bahwa daerah itu pernah terisi air.

"Studi kami menunjukkan bahwa wilayah ini pernah dihuni oleh kehidupan pada masa itu dan pada suatu saat, wilayah ini pernah tertutup oleh air, yang memperkuat kemungkinan terjadinya peristiwa bencana besar," ungkap para peneliti.

Artikel ini sudah tayang di detikInet, baca selengkapnya di sini.




(mso/mso)


Hide Ads