Suku Kanibal Ini Santap Otak Musuh Saat Rayakan Kemenangan

Kabar Internasional

Suku Kanibal Ini Santap Otak Musuh Saat Rayakan Kemenangan

Rachmatunnisa - detikJabar
Senin, 17 Mar 2025 04:30 WIB
Kanibalisme
Sisa-sisa tulang dari Gua Maszycka. Foto: Catalan Institute
Bandung -

Memakan otak manusia mungkin terdengar seperti adegan dalam film zombi, tetapi sebuah studi terbaru mengungkap bahwa praktik ini terjadi di Eropa sekitar 18.000 tahun yang lalu. Para peneliti menemukan bahwa suku Magdalenians, sekelompok prajurit dari era prasejarah, melakukan kanibalisme sebagai bentuk perayaan atas kemenangan dalam pertempuran.

Mengutip dari detikINET, beberapa wilayah Eropa pada zaman prasejarah telah lama diduga memiliki tradisi kanibalisme. Namun, teori ini baru mendapat konfirmasi setelah tim peneliti internasional menganalisis sisa-sisa manusia dari Gua Maszycka, Polandia. Penelitian tersebut menemukan adanya bekas luka dan tanda-tanda manipulasi pada tengkorak serta tulang manusia yang menunjukkan praktik konsumsi daging manusia.

"Kanibalisme adalah perilaku yang terdokumentasi pada berbagai waktu dalam evolusi manusia," kata Palmira Saladie, salah satu penulis studi dari Catalan Institute, dikutip dari Popular Mechanics.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dalam konteks prasejarah, tulang dapat merespons kebutuhan bertahan hidup dan praktik ritual atau bahkan dinamika kekerasan antarkelompok," jelasnya lebih lanjut.

Dari 63 fragmen tulang manusia yang diteliti, lebih dari 68% menunjukkan tanda-tanda manipulasi terkait konsumsi manusia. Para peneliti menemukan bukti pemotongan otot, ekstraksi otak, serta pengambilan sumsum tulang.

ADVERTISEMENT

"Lokasi dan frekuensi bekas sayatan serta patah tulang yang disengaja pada kerangka adalah bukti nyata eksploitasi nutrisi pada tubuh, yang menepis hipotesis perawatan pemakaman tanpa konsumsi," kata Francesc Marginedas, kepala peneliti di Catalan Institute.

Laporan yang dipublikasikan dalam jurnal Scientific Reports juga menegaskan bahwa tubuh dimanipulasi segera setelah kematian. Ini menunjukkan bahwa daging manusia dikonsumsi sebelum mengalami pembusukan atau pengeringan.

Temuan menarik lainnya adalah kondisi fragmen tengkorak dan mandibula yang menunjukkan tanda-tanda pengulitan, penghilangan daging, serta disartikulasi. Tanda torehan pada tulang memperlihatkan proses ekstraksi otak secara sistematis.

Ketika berbicara tentang kanibalisme prasejarah, suku-suku tersebut tampaknya memprioritaskan bagian tubuh yang paling bernutrisi, termasuk otak.

Penyebab Kanibalisme di Zaman Es

Para peneliti berspekulasi bahwa konflik antar suku mungkin dipicu oleh kelangkaan sumber daya selama Zaman Es. Hal ini membuat kanibalisme perang menjadi strategi bertahan hidup yang mungkin umum terjadi.

Hipotesis ini diperkuat oleh fakta bahwa sisa-sisa manusia ditemukan bercampur dengan bangkai hewan, bukan disajikan secara ritualistik. Selain itu, bukti kanibalisme juga ditemukan di lima lokasi penyimpanan lain di Eropa pada periode yang sama. Fakta ini mengindikasikan bahwa kanibalisme bukan hanya tindakan individual, tetapi bagian dari budaya masyarakat saat itu.

Penemuan ini memberikan wawasan baru tentang dinamika sosial dan bertahan hidup manusia prasejarah, sekaligus mengonfirmasi bahwa kanibalisme bukan sekadar mitos, tetapi sebuah realitas dalam sejarah evolusi manusia.

Artikel ini telah tayang di detikINET.

(rns/sud)


Hide Ads