Wudhu adalah salah satu cara menyucikan diri sebelum melaksanakan salat dengan membasuh wajah, tangan, kepala (tempat tumbuh rambut), dan kaki. Bagi umat Muslim, wudhu menjadi syarat sah dalam menjalankan ibadah salat.
Mengutip detikEdu, setiap harinya umat Muslim berwudhu minimal lima kali. Artinya, bagian tubuh yang dibasuh dalam wudhu akan lebih sering dibersihkan. Namun, tahukah Anda bahwa wudhu juga memiliki manfaat kesehatan yang telah dibuktikan oleh berbagai penelitian ilmiah?
Manfaat Wudhu Menurut Studi Ilmiah
1. Wudhu sebagai Terapi Insomnia
Penelitian yang dilakukan oleh Purwaningsih (2010) dan Rinawati (2012) menunjukkan bahwa wudhu dapat menjadi terapi bagi penderita insomnia. Studi ini dilakukan pada lansia di Tilaman Wukirsari, Imogiri, Bantul, Yogyakarta, yang mengalami kesulitan tidur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasil penelitian menunjukkan bahwa para responden yang sebelumnya mengalami insomnia mengalami perbaikan setelah menjalani terapi wudhu. Menurut para peneliti, hal ini disebabkan oleh efek wudhu yang dapat meredakan ketegangan otot, mengurangi kecemasan, serta menstimulasi sistem saraf untuk bekerja lebih baik, sehingga tubuh lebih rileks dan mudah tidur.
2. Mengurangi Tingkat Kecemasan
Sebuah studi yang dilakukan oleh Utami pada 2016 meneliti efek wudhu terhadap kecemasan siswa SMA saat menghadapi ujian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang merasa tertekan mengalami penurunan tingkat kecemasan setelah berwudhu.
Penelitian ini mengungkap bahwa wudhu dapat membantu merangsang ritme alami tubuh dan memberikan efek menenangkan, yang pada akhirnya berdampak positif terhadap kondisi psikologis seseorang.
3. Meningkatkan pH Saliva dan Kesehatan Mulut
Pada 2018, tiga mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM)-Layung Sekar Prabarayi, Nadia Rully Auliawati, dan Rais Aliffandy Damroni-melakukan penelitian tentang manfaat wudhu terhadap pH saliva.
Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa aktivitas wudhu dan salat memiliki korelasi yang kuat dengan peningkatan pH saliva, kecepatan alir saliva, serta kadar kortisol dalam batas normal. Semakin tinggi pH saliva, semakin baik pula perlindungan terhadap kesehatan gigi dan mulut.
Menurut Layung, "Saliva yang mencukupi dapat melubrikasi atau melumasi gigi geligi, memberikan aktivitas antibakteri, dan pengaruh lainnya," dikutip dari laman resmi UGM pada Selasa (11/3/2025).
Penelitian ini dilakukan dengan metode static group pretest and posttest design pada 20 subjek yang terbagi dalam dua kelompok: 10 subjek sebagai kelompok perlakuan dan 10 subjek sebagai kelompok kontrol. Sampel saliva dikumpulkan sebelum wudhu dan setelah salat lima kali sehari.
"Saliva tanpa stimulasi dikumpulkan selama lima menit ke dalam wadah untuk diukur kecepatan alir dan pH saliva di tempat, sedangkan pengukuran kadar kortisol menggunakan Elisa Kit dengan Ξ» 540 nm di Laboratorium Riset Terpadu FKG UGM," jelasnya.
Selain meningkatkan pH saliva, penelitian ini juga mengungkap bahwa wudhu dapat memberikan efek menenangkan secara psikis. Stimulasi saraf parasimpatis yang meningkat setelah wudhu membuat tubuh lebih rileks, sehingga kadar kortisol tetap dalam batas normal dan produksi saliva menjadi lebih optimal.
Artikel ini telah tayang di detikEdu.
(faz/sud)