Wudhu adalah cara menyucikan diri (sebelum salat) dengan membasuh muka, tangan, kepala (tempat tumbuh rambut), dan kaki. Wudhu dilakukan oleh umat muslim sebagai syarat sah salat.
Setiap hari, umat muslim melakukan wudhu minimal lima kali. Ini berarti, anggota tubuh yang dikenakan wudhu menjadi sering dibersihkan.
Lantas apa saja manfaat dari seringnya melakukan wudhu?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Manfaat Wudhu Menurut Studi
Mengutip studi yang terbit di Indonesian Journal of Islam and Public Health tahun 2022 oleh Murodi dan kawan-kawan, membersihkan diri bisa merangsang dan membuat sistem saraf bekerja efektif. Stimulasi ini akan mempunyai dampak positif terhadap kinerja sistem saraf pusat di otak.
1. Wudhu sebagai Terapi Insomnia
Dalam penelitian lain yang dilakukan Purwaningsih (2010) dan penelitian oleh Rinawati (2012), wudhu dikaitkan dengan terapi insomnia. Penelitian tersebut telah melakukan eksperimen terhadap insomnia yang terjadi pada lansia di Tilaman Wukirsari Imogiri Bantul Yogyakarta.
Hasilnya, responden yang mengalami insomnia dan diberikan terapi wudhu, setelahnya menjadi tidak mengalami insomnia.
Menurut peneliti, hal ini bisa terjadi karena insomnia berkaitan dengan gangguan hormonal, ketegangan otot, gangguan saraf, kecemasan, hingga jantung. Gangguan itu kemudian diterapi dengan stimulus yang bisa dirasakan dengan wudhu.
2. Mengurangi Kecemasan
Penelitian lain juga mengatakan manfaat yang serupa. Studi pada 2016 yang dilakukan oleh Utami, menunjukkan pengaruh wudhu terhadap kecemasan siswa SMA saat menghadapi ujian.
Kelompok siswa yang sebelumnya merasa tertekan, setelah berwudhu, mengalami penurunan tingkat kecemasan. Hal ini karena wudhu dianggap bisa merangsang ritme alami tubuh.
3. Meningkatkan pH
Pada 2018, tiga mahasiswa UGM meneliti aktivitas wudhu dan manfaatnya. Ketiganya yaitu Layung Sekar Prabarayi dan Nadia Rully Auliawati dari Fakultas Kedokteran Gigi, serta Rais Aliffandy Damroni dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan.
Hasil penelitian mereka, menemukan bahwa aktivitas salat dan berwudhu memiliki korelasi yang kuat dengan peningkatan pH, kecepatan alir, dan kadar kortisol saliva.
Menurut penelitian, aktivitas wudhu disebut dapat meningkatkan pH. Semakin tinggi pH maka semakin tinggi aliran alir saliva dan semakin tinggi pula kadar kortisol, tapi masih dalam batas yang normal.
"Saliva yang mencukupi, dapat melubrikasi atau melumasi gigi geligi, memberikan aktivitas anti bakteri, dan pengaruh lainnya," kata Layung, dikutip dari laman resmi UGM, Selasa (11/3/2025).
Penelitian ini sendiri dilakukan dengan metode static group pretest and posttest design pada 20 subjek yang terdiri dari 10 subjek sebagai kelompok perlakuan dan 10 subjek sebagai kontrol. Pengambilan sampel saliva perlakuan dilakukan sebelum wudhu dan sesudah salat sebanyak 5 kali di dalam satu hari.
"Saliva tanpa stimulasi dikumpulkan selama lima menit ke dalam wadah untuk diukur kecepatan alir dan pH saliva di tempat, sedangkan pengukuran kadar kortisol menggunakan Elisa Kit dengan Ξ» 540 nm di Laboratorium Riset Terpadu FKG UGM," paparnya.
Menurutnya, selain peningkatan pH, mereka berpendapat bahwa wudhu bisa memicu perasaan tenang dan rileks secara psikis. Hal ini bisa terjadi karena saraf parasimpatis meningkat sehingga kadar kortisol dalam rentang normal dapat menghasilkan sekresi saliva yang lebih banyak dan bersifat aqueous dengan derajat keasaman (pH) normal.
(faz/pal)