Puluhan Kendaraan Terjebak Longsor di Cimapag Sukabumi, Evakuasi Terhambat

Puluhan Kendaraan Terjebak Longsor di Cimapag Sukabumi, Evakuasi Terhambat

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Selasa, 11 Mar 2025 15:25 WIB
Sejumlah pengendara menembus longsor di Sukabumi
Sejumlah pengendara menembus longsor di Sukabumi (Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar).
Sukabumi -

Jalur Palabuhanratu-Kiaradua lumpuh total. Longsor besar yang terjadi sejak Kamis (6/3/2025) malam memutus akses, membuat puluhan kendaraan terjebak di tengah material tanah dan bebatuan yang menimbun jalan.

detikJabar bersama Kasat Lantas AKP Arif Saepul Haris dan Kalak BPBD Kabupaten Sukabumi Deden Sumpena menembus jalur ini untuk melihat langsung kondisi pengendara yang masih tertahan.

Terik matahari menyengat ketika perjalanan dimulai. Motor menjadi satu-satunya alat transportasi yang bisa digunakan, meskipun jalur yang dilalui penuh dengan lumpur dan sisa longsoran.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa pengendara terseok saat mencoba melintasi titik longsoran, roda kendaraan mereka terselip di tanah gembur. Petugas BPBD dan kepolisian sigap membantu, menarik dan mendorong kendaraan yang hampir tumbang.

Di beberapa titik, tim menemukan kerusakan yang lebih parah. Seorang teknisi listrik tampak menaiki tangga, mencoba memperbaiki jaringan yang terputus akibat pohon tumbang. Kabel-kabel menjuntai, mengindikasikan bahwa listrik di sekitar area ini mati total.

ADVERTISEMENT

Motor terutama matic hanya mampu mencapai Gunungbuleud. Selebihnya harus ditempuh dengan berjalan kaki sejauh lima kilometer. Di sepanjang perjalanan, material longsor masih memenuhi jalan.

Ekskavator mulai bekerja, mengeruk timbunan tanah dan akar pohon yang tumbang. Namun proses pembersihan berjalan lambat.

"Rencana kami meninjau banyaknya kendaraan yang terjebak di Kampung Cimapag, Desa Loji, Kecamatan Simpenan. Tapi sampai saat ini, kami bersama Pak Kasat Lantas belum bisa sampai ke lokasi. Sudah ada 21 titik longsor yang perlu dibersihkan sebelum kami bisa lanjut," ujar Deden Sumpena, Kalak BPBD Kabupaten Sukabumi, Selasa (11/3/2025).

Di titik longsor yang lebih besar, petugas BPBD, kepolisian, dan relawan terlihat bekerja keras. Mereka menggunakan sekop dan alat manual untuk membersihkan jalur yang tertutup tanah basah.

Beberapa pekerja dengan helm kuning tampak berkoordinasi, memastikan jalur aman sebelum pembersihan dilanjutkan.

Dibandingkan kejadian serupa pada Desember 2024, kali ini dampaknya jauh lebih besar. Deden Sumpena menegaskan bahwa jumlah longsor kali ini meningkat drastis.

"Kalau dibandingkan dengan Desember 2024, jumlah longsor kali ini lebih dari 100 persen. Jumlah titik yang turun jauh lebih banyak. Yang pertama, akses jembatan tak bisa dilalui. Yang kedua, longsoran semakin parah. Ketiga, alat berat yang kami miliki terbagi di banyak titik, sehingga membuat penanganan semakin sulit," jelasnya.

Tak jauh dari sana, deretan kendaraan terlihat terjebak di jalur. Truk, mobil pribadi, hingga angkutan barang tertahan tanpa kepastian kapan bisa kembali melaju.

Beberapa sopir turun dari kendaraan mereka, mencari tempat berteduh. Di antara mereka, Opik, sopir truk ayam, sudah terjebak sejak Kamis malam. Ia masih mengingat bagaimana hujan deras mengguyur sebelum longsor terjadi.

"Saya di sini sejak Kamis malam, pas kejadian sekitar pukul 8 malam. Waktu itu hujan sangat deras," katanya.

Ia membawa 1.500 ekor ayam dari Waluran menuju Bogor, bersama dua kendaraan lainnya yang mengangkut 600 hingga 800 ekor ayam. Total muatan mereka mencapai 6,5 ton. Namun sejak Jumat pagi, ayam-ayam itu mulai mati satu per satu akibat panas dan kelelahan.

"Sejak hari Jumat, sudah lebih dari 500 ekor ayam yang mati. Kerugiannya kurang lebih Rp10 juta sampai saat ini," kata Opik pasrah.

Bersama sopir lainnya, ia hanya bisa menunggu evakuasi. Untuk bertahan, mereka mengandalkan bantuan warga sekitar.

"Sementara ini saya tinggal di rumah warga, mereka baik, ada yang memberi makan dan minum. Tapi kami tetap butuh kepastian kapan bisa keluar dari sini," tambahnya.

Hingga saat ini tim terus bergerak maju, berharap bisa segera mencapai titik terparah dan memberikan gambaran nyata kondisi di lokasi bencana, terlebih ada puluhan kendaraan yang terisolir.




(sya/mso)


Hide Ads