Suara tawa membahana, bercampur dengan teriakan tak karuan. Malam di Kampung Kademangan, Kecamatan Mande, berubah menjadi bising. Bukan karena hajatan, melainkan pesta mabuk belasan orang yang asyik menenggak alkohol 96 persen bercampur minuman perasa.
Hambali (52), salah seorang warga, mendengar kegaduhan itu dari rumahnya. Matanya mengarah ke kelompok pemuda yang duduk melingkar di sudut kampung. Gelas plastik berpindah tangan, cairan bening itu ditenggak satu per satu. Ia menggelengkan kepala, tak habis pikir dengan kelakuan mereka.
Awalnya, warga memilih diam. Namun, ketika suara semakin nyaring dan mengganggu waktu istirahat, kesabaran mulai menipis. Beberapa orang, termasuk Hambali, memberanikan diri untuk menegur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak hanya minum dan berkumpul, mereka juga teriak-teriak sehingga mengganggu warga yang beristirahat," kata Hambali, Senin (10/2/2025).
Namun, teguran itu bukannya membuat mereka bubar, justru berujung ketegangan.
"Sempat ditegur, tapi malah emosi. Bahkan hampir terjadi keributan. Daripada berujung bentrok, warga memilih untuk pergi," lanjutnya.
Hambali dan warga lain terpaksa menahan diri. Mereka sadar, jika cekcok berlanjut, bisa saja perkelahian pecah. Namun, dalam hati, mereka sudah sepakat: kejadian seperti ini tak bisa dibiarkan terus berulang.
Bagi warga Kademangan, ini bukan peristiwa pertama. Pesta miras oplosan sudah kerap terjadi di kampung mereka. Namun, kali ini, nasib berkata lain. Malam itu, Jumat (7/2/2025), 'minuman setan' yang mereka tenggak bukan sekadar memabukkan, tapi mematikan.
Sembilan orang meregang nyawa. Sisanya, dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi kritis.
Warga yang selama ini hanya bisa mengelus dada kini mengambil sikap. Hambali menegaskan, tak akan ada lagi toleransi.
"Kami akan bubarkan kalau ada yang minum-minum seperti itu. Karena khawatir ada korban jiwa lagi," katanya.
Bupati Cianjur, Herman Suherman juga mengaku prihatin dengan insiden ini.
"Kami turut berduka dan diharapkan ini kejadian terakhir. Kami lakukan razia rutin untuk mencegah hal seperti ini. Jangan juga karena sudah tidak ada peredaran oplosan malah jadi membeli alkohol murni di toko online. Lebih baik hindari hal yang dapat merusak tubuh," pungkasnya.
(sya/sud)