Pemuda asal Kabupaten Bandung Barat (KBB) Muhammad Daffa Bagaskara mengembangkan empat varietas anggur di kebunnya yang berada di Jalan Pamoyanan Wetan, Desa Padaasih, Kecamatan Cisarua. Daffa yang juga merupakan Owner Kebun Anggur Firizco ini mengaku, anggur itu nantinya akan disertifikasi sebagai anggur yang berasal dari Jawa Barat dan diharapkan dapat melawan impor anggur dari luar negeri.
Empat varietas yang sedang disertifikasi ini yakni varietas Bagaskara Jabar Agritek, Karamina Jabar Agritek, Dayang Sumbi Jabar Agritek dan Parahyangan Jabar Agritek. Sertifikasi dan penelitian empat varietas anggur ini bekerjasama dengan BPSB dan BRIN.
"Insya Allah (sertifikasi) sih semoga tahun ini sih beres semua," kata Daffa di Kebun Anggur Firizco saat berbincang bersama detikJabar, Minggu, 9 Februari 2025.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika sertifikasi anggur ini sudah keluar, Daffa menyebut dia akan membuat kebun baru di wilayah Majalengka yang luasnya sekitar 1 hektare.
"Kalau pengembangan kebun di Majalengka itu karena kita kan untuk mensupport pemerintah juga bersama Asosiasi Penggiat Anggur Indonesia karena kita ada program pemerintah di 2027 itu bener-bener kita memang di-pressure karena kan disertifikasi, jadi yang nanti disebar itu yang lagi disertifikasi, jadi itu yang harus bener-bener makanya kami menyiapkan yang di Majalengka," ungkap Daffa.
Daffa juga menyebut, jika sertifikasi sudah rampung jika dia ingin menjual anggur atau bibit anggur secara partai besar, legalitasnya sudah ada.
"Itu untuk yang nantinya yang legal, kan jadi oleh pemerintah itu kan kalau misalnya ada bibit nih yang satu tidak bersertifikat yang satu sudah bersertifikat, trust konsumen kan lebih memilih yang bersertifikat, nah itu juga yang lagi digaungkan lah sama Kementerian Pertanian itu sama Dirjen Hortikultura jadi varietas-varietas yang disertifikasi atas nama lokal itu nantinya harus dikembangkan," jelasnya.
"Kalau di Indonesia sudah ada 10 (varietas) sih sampai sekarang yang dalam proses," tambahnya.
Selain itu, keuntungan dalam melakukan sertifikasi ini, jika nantinya Daffa memiliki lahan yang sangat luas sebut saja lebih dari 10 hektar maka dia bisa menjualnya ke supermarket.
"Misalnya kita mau ngembangin untuk komersil sebenarnya masih boleh gitu cuma kalau misalnya kita nantinya mau produksi buah karena tadi menekan si anggur impor itu lah kalau misalnya kita produksi buah kan mungkin bakal ada puluhan hektar gitu, nah itu yang nantinya legalitas ini yang dilihat oke kalau ke supermarket," terangnya.
Ketahanan Pangan Dari Anggur
![]() |
Untuk mencegah keran impor yang terus mengalir di Kebun Anggur Firizco pengunjung juga bisa belajar menanam dan merawat pohon anggur. Menurut Daffa banyak pelatihan yang diberikan Daffa kepada kelompok masyarakat salah satunya pensiunan atau yang sengaja melakukan pelatihan di tempatnya. Hal itu juga sama tujuannya untuk mencegah maraknya impor.
"Sebenarnya tantangannya itu, makanya kita di sini tuh sering adanya pelatihan calon pensiunan gitu kan itu tuh sebenarnya salah satu upaya kecil dari kita, coba nih ketahanan pangan, misalnya satu calon pensiunan nantinya merawat satu pohon saja gitu dan nantinya mereka itu bisa membuahkan," tuturnya.
Edukasi terhadap calon pensiunan ini penting dilakukan agar mereka tetap produktif dan tidak mengisi hari tua dengan berdiam diri di rumah,
"Misal satu pot itu di 5 kg sampai 10 kg kan mungkin konsumsi terhadap anggurnya akan meningkat tapi di kebunnya sendiri dan di supermarket kan akan berkurang, jadi konsumsi terhadap anggur impor itu akan berkurang, jadi kedepannya sih dari pemerintah sendiri untuk edukasi-edukasi seperti ini lebih diperbanyak lagi jadi selain kalau untuk pensiunan selain ada kegiatan ya kegiatan itu harus produktif juga," tuturnya.
Musim Panen Bisa Diatur
![]() |
Kepada detikJabar, Daffa juga mengaku jika musim panen anggur ini terjadi dua kali dalam setahun dan waktunya bisa diatur.
"Anggur ini sebenarnya bukan buah asli dari Indonesia. Sebenarnya ini buah subtropis tapi di sini keunggulannya karena kita di iklim tropis, di kita matahari full 1 tahun jadinya kita bisa setting misalnya mau dibuatkannya lebaran, jadi 3-4 bulan sebelumnya bisa kita pruning untuk pembuahan jadi keunggulannya," ujarnya.
Menurut Daffa pertumbuhan anggur bisa diatur salah satunya untuk menghindari naik turun harga akbat panen raya. Dengan pengaturan itu, harga anggur bisa tetap stabil.
"Jika dikembangkan di Jawa Barat karena kita ada program pemerintah juga sama kementerian substitusi anggur impor itu 20% di 2027 jadi nantinya karena ini bisa di setting jadinya nanti harga itu stabil gitu, jadi misalnya nanti disetting sama asosiasi itu misal dari Bandung Barat ini panen di bulan Februari nanti Kota Bandung bulan April, nanti tempat manam lainnya bulan Mei, nah itu kita bisa setting gitu dengan penyetingan itu nantinya harga buah juga stabil gitu," paparnya.
Disinggung apakah susah merawat anggur, perawatan sebenarnya menurut Daffa dapat dibilang nggak terlalu susah, asal kita disiplin. Namun, jika dibilang gampang juga tidak karena kebun anggur milik Daffa ini ada di ketinggian 1000 mdpl.
"Anggur itu sukanya panas, idealnya tuh di 500-700 mdpl itu ideal untuk anggur, tapi untuk ke daerah dingin itu pematangan buah lama, terus di sini kan banyak kabut gitu kayak gitu-gitu bisa menyebabkan jamur terus penyakit, hamanya juga banyak yang kayak gitu-gitu itu membuat kami di sini sebenarnya kewalahan tapi setiap hari dan kita terus belajar lah gimana caranya mengembangkan anggur di dataran tinggi," tuturnya.
Cara Daffa Pelihara Anggur
![]() |
Pada umumnya, setiap jenis pertanian cocok menggunakan tanah Lembang. Daffa sebut untuk anggur tidak cocok karena bisa membuat akar busuk.
"Kalau di sini sebenarnya Lmbang kan terkenal tanahnya subur lah dimana-mana dicari tanah Lembang, tapi kita nggak pake tanah Lembang di sini jadi di sini tuh pakenya sekam bakar, sekam mentah kotoran hewan sama humus bambu," ujarnya.
Menurut Daffa karena akar dari anggur itu akar serabut jadi akarnya halus, sehingga dia harus cari media yang poros. Apalagi udara di wilayah Cisarua udaranya dingin dan diberi tanah nanti air akan mengendap dan menimbulkan kelembaban. Jika tanah terlalu lembap bisa buat akar busuk.
"Di sini kita nggak pake tanah tapi untuk di dataran rendah sangat diperlukan tanah dan kalau pupuk sih di sini pupuk standar-standar aja, cuman kalau untuk pertumbuhan itu asal unsur N atau nitrogen kalau untuk pertumbuhan kita dosis yang paling tinggi itu persentase dari unsur N, kalau misalnya untuk pembuahan itu di unsur P dan K jadi kita sebenarnya kalau pupuk sih yang standar-standar aja yang di pasaran gitu jadi nggak pake pupuk khusus apa nggak juga sih," pungkasnya.
(wip/yum)