Sebuah kebun binatang di China menjadi perbincangan publik setelah diketahui menjual urine harimau dengan klaim dapat mengobati penyakit rematik. Produk ini dijual secara terbuka dan memicu perdebatan di kalangan masyarakat terkait keamanan serta dampaknya terhadap kesehatan.
Mengutip dari detikFinance, Rabu (29/1/2025), South China Morning Post melaporkan, Taman Margasatwa Yaan Bifengxia yang berlokasi di Provinsi Sichuan ramai diperbincangkan di media sosial karena menjual urine harimau Siberia. Produk ini dipasarkan sebagai obat alternatif untuk berbagai keluhan kesehatan.
Setiap botol urine harimau berisi sekitar 250 gram dan dijual seharga US$ 7 atau sekitar Rp 112 ribu. Air seni harimau tersebut diklaim memiliki efek terapeutik terhadap kondisi seperti rheumatoid arthritis, keseleo, dan nyeri otot.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihak kebun binatang merekomendasikan agar urine harimau dicampur dengan anggur putih dan dioleskan ke area tubuh yang mengalami nyeri menggunakan irisan jahe. Selain itu, mereka juga menyebutkan bahwa urine ini bisa diminum, tetapi dengan peringatan untuk menghentikan konsumsi jika terjadi reaksi alergi.
Penjualan urine harimau ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat, terutama terkait aspek keamanan dan dampak kesehatannya. Banyak yang mempertanyakan praktik tersebut, mengingat kebun binatang ini telah ditetapkan sebagai objek wisata kelas dunia di China serta menjadi model pariwisata beradab di negara tersebut.
Meskipun diklaim memiliki manfaat kesehatan, belum ada bukti ilmiah yang mendukung efektivitas urine harimau sebagai obat. Kontroversi ini semakin memanaskan perdebatan tentang etika serta pengelolaan kebun binatang dalam menjaga kesejahteraan satwa liar dan keselamatan konsumen.
Artikel ini telah tayang di detikFinance.
(hal/sud)