Regenerasi petani sangat penting di era modernisasi saat ini dalam menjaga keberlangsungan ketahanan pangan. Di Kabupaten Ciamis, keberadaan petani muda masih ada meski tidak signifikan.
Sekretaris Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Ciamis Armina menjelaskan berdasarkan data Petani Milenial yang terdaftar di dashboard Regenerasi Petani, jumlah petani muda di Ciamis masih terbilang cukup banyak.
"Sampai akhir Desember 2024, terdapat 114 petani milenial yang bergerak di bidang tanaman pangan. Lalu 226 petani milenial bergerak di bidang hortikultura dan 49 petani milenial bergerak di bidang perkebunan," ujar Armina, Kamis (9/1/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kabupaten Ciamis sebagai daerah agraris sangat membutuhkan peran dari para petani muda di dalam mewujudkan swasembada pangan nasional. Terjadinya kecenderungan jumlah pekerja di sektor pertanian yang terus menurun, membutuhkan dukungan dari seluruh masyarakat, di mulai dari keluarga dan lingkungan.
"Stigma bahwa petani lekat dengan kemiskinan harus dihilangkan. Ada beberapa pengusaha Ciamis yang berinvestasi di bidang pertanian yang cukup berhasil. Tentunya itu bisa memotivasi para pemuda untuk menjadikan bidang pertanian sebagai ladang usaha. Sekaligus turut mewujudkan cita-cita Ciamis menjadi daerah agraris yang maju, mandiri dan sejahtera," ungkapnya.
Baca juga: Pahit-Manis Aap Menjadi Petani Milenial |
Armina menjelaskan, berbagai upaya dilakukan Pemkab Ciamis untuk menjaga regenerasi petani di Kabupaten Ciamis. Seperti mendorong para petani muda untuk mengikuti Program Regenerasi Petani, atau sebelumnya Program Petani Milenial. Baik yang diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pertanian RI maupun Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Para petani muda yang terdaftar dalam Program Regenerasi Petani/Petani Milenial bisa mendapatkan akses untuk mengikuti berbagai fasilitasi program yang diselenggarakan pemerintah. Mulai dari pelatihan, pemagangan, pemberian akses pasar, akses teknologi, akses kelembagaan, akses sarana dan prasarana produksi atau pasca produksi, asuransi, akses lahan, dan sertifikasi atau legalitas usaha dan produk.
"Kami juga melaksanakan pertemuan insidentil dengan perwakilan para petani milenial dalam rangka menjalin komunikasi dan jejaring usaha. Termasuk pendampingan serta penyampaian informasi program atau kegiatan pemerintah khususnya bidang pertanian," jelas Armina.
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Ciamis juga mendorong terbentuknya Paguyuban Petani Milenial. Awal terbentuk pada tahun 2023. Tujuannya untuk merangkul para petani muda yang ada di Kabupaten Ciamis sebagai sarana untuk berbagi pengalaman atau informasi di bidang pertanian.
"Kami senantiasa melibatkan para petani milenial di setiap program. Seperti dalam kegiatan Sekolah Lapang Petani, di mana sebagian pesertanya diarahkan untuk melibatkan petani milenial yang ada di sekitar lokasi kegiatan," ungkapnya.
Kerja sama dengan camat, kepala desa dan lembaga pendidikan pun gencar dilakukan dalam upaya pengenalan bidang pertanian sejak dini.
Menurut Armina, pertanian merupakan sektor yang seksi di Indonesia, dengan kekayaan sumber daya alam yang ada. Banyak sumber informasi melalui media yang mengedukasi, banyak pemuda Ciamis yang sebetulnya memiliki kesempatan untuk dapat berusaha di sektor pertanian.
"Semoga petani muda mulai berani bertani, tidak ada kata terlambat. Jangan ragu untuk bertani, karena pertanian menjadi sektor yang sangat menjanjikan. Pertanian terbukti menjadi salah satu sektor yang tetap bertahan dalam kondisi pandemi covid-19 beberapa waku lalu, karena dalam kondisi apapun, selama manusia hidup pasti butuh makan," pungkasnya.
(yum/yum)