'Bunker Kiamat' Seharga Rp 2,1 T Jadi Borongan, Pakar Nilai Sia-sia

Kabar Internasional

'Bunker Kiamat' Seharga Rp 2,1 T Jadi Borongan, Pakar Nilai Sia-sia

Fino Yurio Kristo - detikJabar
Minggu, 29 Des 2024 01:30 WIB
Bunker Kiamat
Bunker Kiamat (Foto: Boredpanda)
Bandung -

Ketakutan akan perang nuklir atau bencana membuat bisnis 'bunker kiamat' laris manis. Kendati demikian, pakar beropini bahwa membeli sebuah bunker adalah hal yang sia-sia.

Tempat perlindungan semacam itu dinilai tidak lebih dari sekadar mekanisme pertahanan psikologis bagi orang kaya. Mereka ingin merasakan sedikit kendali di dunia yang tidak dapat diprediksi. Padahal dalam jangka panjang, bunker pun tidak dapat melindungi mereka.

Seperti dikutip detikINET dari laporan Associated Press, bisnis bunker bernilai USD 137 juta tahun (setara Rp 2,1 triliun) lalu dan diperkirakan tumbuh jadi USD 175 juta akhir dekade ini. Namun tempat perlindungan ini lebih banyak mengatasi kecemasan dari realitas akibat nuklir. Bagaimanapun, pemiliknya pada akhirnya tetap harus merangkak keluar dari bunker dan menghadapi situasi mengerikan di permukaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bunker sebenarnya bukan alat untuk bertahan hidup dari perang nuklir, tetapi alat untuk memungkinkan populasi secara psikologis menanggung kemungkinan perang nuklir," jelas Alicia Sanders-Zakre dari International Campaign to Abolish Nuclear Weapons.

Radiasi setelah ledakan adalah imbas senjata nuklir yang sangat mengerikan. Bahkan mereka yang selamat takkan bisa lepas dari efek kesehatan yang berlangsung lama seperti yang terlihat di Chernobyl setelah reaktornya meleleh hampir 40 tahun silam. Dan itu belum memperhitungkan kelaparan, kehausan, dan hancurnya tatanan sosial.

ADVERTISEMENT

"Pada akhirnya, satu-satunya solusi untuk melindungi populasi dari perang nuklir adalah dengan menghilangkan senjata nuklir," tambahnya yang dikutip detikINET dari Futurism.

Kompleks Gunung Cheyenne adalah fasilitas yang diklaim akan bisa menahan situasi apokaliptik.Kompleks Gunung Cheyenne adalah fasilitas yang diklaim akan bisa menahan situasi apokaliptik. Foto: U. Baumgarten via Daily Mail

Terlepas dari janji-janji yang dilontarkan oleh perusahaan-perusahaan menghadapi kiamat, pakar nuklir Sam Lair mengatakan bahwa upaya semacam itu kemungkinan besar sia-sia.

"Bahkan jika di bencana nuklir mereka mungkin lebih dapat bertahan hidup, saya pikir akibatnya setelahnya akan lebih buruk daripada yang dipikirkan banyak orang," kata Lair, peneliti di James Martin Center for Nonproliferation Studies.

Namun demikian, persiapan menghadapi kiamat kini sudah hal yang lumrah di Amerika Serikat dan juga di beberapa negara lain. Misalnya di Swiss, di mana tiap penduduk dijamin mendapat tempat di bunker jika terjadi perang nuklir, pemerintah menginvestasikan ratusan juta dolar untuk memperbarui sejumlah besar bunker peninggalan era Perang Dingin.

Artikel ini telah tayang di detikINET

(fyk/yum)


Hide Ads