Jika Perang Nuklir Meletus, Apa yang Akan Terjadi di Bumi?

ADVERTISEMENT

Jika Perang Nuklir Meletus, Apa yang Akan Terjadi di Bumi?

Trisna Wulandari - detikEdu
Senin, 23 Jun 2025 12:30 WIB
Satellite image shows a close up view of destroyed buildings at Isfahan Nuclear Technology Center, after it was hit by U.S. airstrikes, in Isfahan, Iran, June 22, 2025. Maxar Technologies/Handout via REUTERS    THIS IMAGE HAS BEEN SUPPLIED BY A THIRD PARTY. NO RESALES. NO ARCHIVES. MANDATORY CREDIT. MUST NOT OBSCURE LOGO.
Penampakan sirus nuklir Iran usai serangan AS, Minggu (22/6/2025). Foto: via REUTERS/MAXAR TECHNOLOGIES
Jakarta -

Risiko perang nuklir meningkat seiring berbagai negara berlomba-lomba menghasilkan senjata. Dari total sembilan negara bersenjata nuklir di dunia, hampir semuanya meningkatkan senjata yang ada dan membuat versi baru.

Kesembilan negara tersebut adalah Amerika Serikat, Rusia, Inggris, Prancis, Cina, India, Pakistan, Korea Utara, dan Israel. Rusia dan AS memiliki 90% dari semua senjata nuklir.

Kondisi di atas merupakan temuan masalah utama Buku Tahunan 2025 Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI), penilaian tentang keadaan persenjataan, pelucutan senjata, dan keamanan internasional, dilansir DW.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di samping itu, Israel sejak Jumat (13/6/2025) lalu melancarkan serangan pada fasilitas-fasilitas nuklir Iran. Serangan Israel ke Iran menewaskan para pemimpin militer dan ilmuwan nuklir. Israel diyakini juga sedang memperbarui persenjataan nuklirnya sendiri sambil serta meningkatkan lokasi reaktor produksi plutonium, salah satu bahan senjata nuklir, di Gurun Negev.

Sedangkan AS menyerang tiga situs nuklir Iran sejak Minggu (22/6/2025) untuk melemahkan program nuklir di sana dengan rudal dan bom penghancur bunker seberat 30.000 pon (15 ton).

ADVERTISEMENT

Duta Besar Iran untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Amir Saeid Iravani, dalam pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB mengatakan AS memutuskan untuk menghancurkan diplomasi. Untuk itu, militer Iran akan memutuskan "waktu, sifat, dan skala" dari "respons yang proporsional," dilansir dari AP News, Senin (23/6/2025).

Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, berangkat ke Moskow untuk berkoordinasi dengan sekutu dekatnya, Rusia.

Jika negara-negara tersebut menggunakan senjata nuklir hingga perang nuklir meletus, apa yang akan terjadi di Bumi?

Dampak Perang Nuklir di Bumi Jika Terjadi

The International Campaign to Abolish Nuclear Weapons (ICAN) dalam lamannya menjelaskan, perang nuklir berisiko menghasilkan bencana iklim bagi manusia, satwa liar, tumbuhan, dan seluruh ekosistem.

Setelah senjata nuklir diledakkan, asap dan debu dari badai api akan menghalangi sinar matahari mencapai permukaan Bumi. Akibatnya, suhu global dan curah hujan turun tiba-tiba, sementara tumbuhan lebih sulit berfotosintesis. Musim tanam menjadi lebih pendek, sementara produksi pertanian dan stok ikan secara keseluruhan di seluruh dunia menurun.

Dampak tersebut tak hanya terjadi jika perang nuklir besar terjadi. Peluncuran hanya 100 senjata nuklir seukuran Hiroshima, kurang dari 10% persenjataan global saja, akan melepaskan 5 miliar kg jelaga ke atmosfer atas, menyebar ke seantero Bumi dan tidak hilang.

Musim Dingin Nuklir dan Kelaparan Massal

Kondisi pendinginan global berkepanjangan dan parah usai badai api akibat perang nuklir disebut nuclear winter, alias musim dingin nuklir. Pendinginan ini bisa mencapai 10 derajat C. Masalahnya, musim dingin nuklir tidak akan memperbaiki dampak pemanasan global.

Perubahan suhu permukaan, radiasi matahari, dan curah hujan akibat musim dingin nuklir justru memperburuk beberapa dampak pemanasan global. Termasuk di antaranya yaitu pengasaman laut yang merusak ikan hingga tumbuhan di laut, dan kerusakan lapisan ozon yang merusak kekebalan tubuh, katarak, dan kanker kulit, dikutip dari laman Komisi Eropa EU Climate Action.

Masalah ini ditimpali dengan kurangnya sinar Matahari untuk fotosintesis. Dengan begitu, musim dingin nuklir justru membuat hasil panen darat, perikanan laut, hingga produksi ternak turun drastis. Akibatnya, manusia sedunia berisiko menghadapi kelaparan global.

Berapa Lama Dampak Perang Nuklir di Bumi?

Dilansir dari University College London (UCL), hasil pemodelan menunjukkan aksi saling serang nuklir antara AS dan Rusia berisiko membuat lautan mendingin sangat dalam. Bumi berisiko menghadapi Zaman Es kecil nuklir selama ribuan tahun.

Sementara jika skala perang nuklir mengecil jadi antara India dengan Pakistan saja, misalnya, maka 130 juta orang berisiko tewas. Sedangkan 2,5 miliar orang lainnya kehilangan makanan selama 2 tahun.

Jika perang nuklir global nanti melibatkan AS, Eropa, dan China, diperkirakan 360 juta orang berisiko tewas. Sedangkan hampir 5,3 miliar orang akan kelaparan dalam 2 tahun setelah serangan nuklir terjadi.

Saat ini, China belum menyatakan akan ikut terlibat dalam perang Israel-Iran seperti AS serta belum memutus pasokan minyak ke AS.

Kementerian Luar Negeri China baru menyatakan desakan bagi semua pihak, terutama Israel, untuk gencatan senjata dan berdialog. China mengutuk serangan AS terhadap Iran, yang disebut sebagai pelanggaran serius terhadap hukum internasional yang semakin mengobarkan ketegangan di Timur Tengah.

"China bersedia bekerja sama dengan masyarakat internasional untuk menyatukan upaya dan menegakkan keadilan, serta berkontribusi dalam upaya memulihkan perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah," kata Kemenlu China, dilansir AP News.




(twu/nah)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads