Norwegia Aktifkan Lagi Bunker Perang Dingin, Ada Apa?

ADVERTISEMENT

Norwegia Aktifkan Lagi Bunker Perang Dingin, Ada Apa?

Trisna Wulandari - detikEdu
Rabu, 02 Apr 2025 19:00 WIB
Bendera Norwegia
Bendera Norwegia. Foto: Aerra Carnicom/Wikimedia Commons
Jakarta -

Di balik pegunungan wisata Norwegia utara, terdapat jet tempur dan kapal selam nuklir. Gua-gua pegunungan ini disulap sebagai bunker sejak Perang Dunia dan Perang Dingin.

Setidaknya, ada 3.000 fasilitas bawah tanah pada puncak Perang Dingin. Namun, keberadaannya hampir tidak diketahui warga Norwegia. Padahal, Adolf Hitler menjadikan negara tersebut bagian dari Tembok Atlantik, sistem pertahanan pantai yang dibangun Nazi Jerman di sepanjang pantai benua Eropa dan Skandinavia pada 1942-1944 untuk mencegah invasi sekutu.

Dilansir BBC, Norwegia kini mengaktifkan lagi penggunaan dua bunker Perang Dingin. Langkah ini merespons perang Eropa yang sedang melanda Ukraina timur akibat konflik dengan Rusia, dan dekatnya letak geografis Norwegia-Rusia jika invasi lainnya terjadi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di samping itu, peneliti senior Institut Fridtjof Nansen, Andreas Østhagen mengatakan Rusia menjadi ancaman bagi Norwegia bahkan sebelum serangan ke Ukraina dan Krimea.

"Sekitar 2006-2008, terjadi pertemuan soal banyak hal. Ada banyak investasi yang masuk ke Armada Utara Rusia bersama dengan dimulainya lagi latihan militer Rusia di Arktik untuk pertama kalinya sejak Perang Dingin, dan meningkatnya minat Rusia dalam eksploitasi sumber daya Arktik," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Bunker Norwegia Aktif Lagi

Dua struktur yang diaktifkan lagi oleh Norwegia adalah hanggar Pangkalan Udara Bardufoss dan pangkalan angkatan laut rahasia di Olavsvern. Posisinya dekat perbatasan Norwegia-Rusia, tepatnya di utara Lingkar Arktik.

Hanggar di Pegunungan

Bangunan peninggalan Perang Dingin tersebut dipahat dari gunung, berdinding batu dan beton, dan pintu antiledakan besar. Sekilas, bentuknya mirip markas mata-mata di film.

Dulu, bunker ini berdiri pada 1938 untuk mengantisipasi kekuatan dan serangan Uni Soviet. Pangkalan udara Bardufoss salah satunya pernah dipakai pesawat tempur Jerman untuk melindungi kapal perang Tirpitz saat berlabuh di fjord di dekat sana.

Angkatan Udara Kerajaan Norwegia juga menyimpan bahan bakar dan senjata, serta mendirikan ruang pemeliharaan sistem pesawat dan area kru di hanggar pegunungan ini.

Setelah hanggar Bardufoss ditutup 40 tahun lalu, muncul sejumlah foto rencana aktivasinya kembali. Salah satunya menampilkan pesawat tempur Lockheed Martin F-35 Lightning II. Struktur hanggar tersebut direnovasi, sedangkan peralatannya ditingkatkan.

Norwegia menyatakan langkah ini sebagai upaya mendukung ketahanan dan kemampuan bertahan F-35 terhadap serangan Rusia. Sebab pada invasi Rusia ke Ukraina, pesawat militer seharga Rp 1,3 triliun-Rp 1,65 triliun tersebut rentan di darat, khususnya pada serangan pesawat tanpa awak "kamikaze" yang seharga Rp 5 juta.

Pangkalan AL Olavsvern

Sementara itu, pangkalan AL Olavsvern dulu adalah titik sempit bagi kapal selam dan kapal perang Rusia untuk berangkat berlayar ke Atlantik. Dibangun sejak 1950 karena Armada Utara Soviet dibangun, pangkalan ini dimaksudkan menjadi perangkap pertahanan. Namun saat selesai dibangun, Uni Soviet sudah runtuh.

Pangkalan AL Olavsvern memiliki pusat komando bawah tanah, gudang, dermaga dalam air, dok kering, dan terowongan keluar. Proyek ini sebagian besar didanai Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Namun pada 2009, pangkalan ini ditutup. Pada 2013, Olavsvern dijual ke investor swasta yang memenuhi terowongannya dengan karavan dan mobil antik. Ia bahkan memperbolehkan dua kapal penelitian Rusia dan kapal penangkap ikan Rusia menggunakan fasilitas ini.

Paul Ozorak, penulis buku Underground Structures of the Cold War menilai keamanan Olavsvern bisa jadi sudah menurun karena disusupi dinas intelijen asing, sekalipun bukan dari Rusia.

Ia menambahkan, citra satelit kini juga bisa menemukan poros ventilasi dan titik masuk ke pangkalan rahasia tersebut

"Pangkalan ini dirancang tahan ledakan bom (nuklir) di dekatnya, tetapi tidak kebal pada orang yang menjatuhkan bom berpemandu GPS ke dalam ventilasinya," ucapnya.

Pembangunan Baru

Sementara itu, Norwegia juga berencana melakukan pembangunan baru berupa tempat perlindungan dari bom (shelter bom) pada bangunan-bangunan besar baru mulai Januari 2026. Fasilitas ini sedianya sebagai antisipasi atas serangan Rusia.

Perdana Menteri Norwegia Jonas Gahr StΓΈre dan Menteri Kehakiman dan Keamanan Norwegia Emilie Enger Mehl menyatakan jika jadi diterapkan, maka shelter bom akan dibangun pada blok apartemen, sekolah, hingga rumah sakit. Namun, biaya pembangunan shelter bom akan dibebankan pada pemilik flat di blok baru, dikutip dari EuroWeekly News.

"Kami telah belajar banyak tentang seperti apa perang modern, dan kami juga melihat di sana bahwa tempat perlindungan dan perlindungan penting untuk melindungi penduduk sipil. Kami juga dipaksa untuk memilikinya di Norwegia, dan itu harus menjadi bagian dari kesiapan Norwegia untuk maju," kata Mehl, dilansir lembaga penyiaran negara Norwegia (NRK).




(twu/nah)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads