Makhluk Luar Biasa Ini Usianya Diprediksi Capai 11 Ribu Tahun

Kabar Sains

Makhluk Luar Biasa Ini Usianya Diprediksi Capai 11 Ribu Tahun

Rachmatunnisa - detikJabar
Minggu, 22 Des 2024 06:00 WIB
Para ilmuwan memperkirakan satu spesimen makhluk ini, yang ditemukan di Antartika mungkin berusia 11 ribu tahun.
Makhluk spons di Antartika (Foto: NOAA)
Bandung -

Dari kejauhan sulit untuk menyebut spons ini masuk sebagai makhluk hidup. Tumbuhan yang terlihat diam ini, seperti benda mati. Yang paling mengesankan, para ilmuwan memperkirakan satu spesimen makhluk ini, yang ditemukan di Antartika mungkin berusia 11 ribu tahun.

Dikutip dari detikINET, spons yang dimaksud adalah spesies Monorhaphis chuni, dan mereka menghabiskan hidupnya dengan berlabuh di substrat laut melalui satu spikula raksasa.

Tubuh mereka kemudian melilit spikula tersebut dan membentuk silinder yang berkesinambungan, yang secara efektif menahan tubuhnya pada paku di atas dasar laut, yang mungkin mengilhami deskripsi spesies Monorhaphis oleh National Oceanographic and Atmospheric Administration (NOAA) sebagai jajanan khas Korea, corn dog.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Umur hewan-hewan ini terungkap pada 2012 ketika para ilmuwan menyelidiki komposisi isotop dan unsur kerangka spesimen M. chuni raksasa. Spons itu sudah cukup mengesankan dengan panjang lebih dari 2 meter dan tebal 1 cm. Tetapi ketika para peneliti melihat lamela silikon dioksida halus yang membentuk batang seperti serat kaca (yang tumbuh seperti lingkaran pohon), hasil usianya benar-benar mengejutkan.

Pada usia sekitar 11 ribu tahun, spons tersebut telah mengalami banyak perubahan saat tumbuh diam-diam di kedalaman sekitar 1.100 meter di Laut China Timur hingga ditemukan pada 1986.

ADVERTISEMENT

Lebih dari 25 tahun kemudian, sekelompok ilmuwan berhasil memperoleh beberapa informasi berharga tentang iklim tempat spons tersebut berkembang dengan mengamati pola pertumbuhan batang silikon dioksida.

"Awalnya kami mengenali empat area di bawah mikroskop elektron tempat lamela tumbuh tidak teratur," kata penulis utama Klaus Peter Jochum seperti dikutip dari IFL Science.

"Mereka menunjukkan periode waktu peningkatan suhu air, misalnya karena letusan gunung laut," jelasnya.

Dengan menunjukkan umur panjang yang luar biasa, spons ini memberikan kesempatan untuk mempelajari kondisi samudra menggunakan arsip iklim yang hidup.

Dengan demikian, peneliti dapat menetapkan bahwa suhu samudra dalam berubah beberapa kali selama ribuan tahun terakhir, dan bahwa suhu tempat spons berkembang melonjak setidaknya sekali dari di bawah 2°C menjadi 6 - 10°C sebagai akibat dari letusan gunung bawah laut. Ini adalah informasi yang tidak dimiliki para peneliti sebelum penemuan potensi iklim spons.

Jadi, jangan terkecoh dengan penampilan spons laut dalam yang tampak sederhana, karena tampaknya mereka memiliki berbagai macam trik pada spikulanya.

Artikel ini telah tayang di detikINET

(rns/yum)


Hide Ads