Anggota PPP Desak Pemerintah Relokasi Warga Tepi Sungai di Sukabumi

Anggota PPP Desak Pemerintah Relokasi Warga Tepi Sungai di Sukabumi

Anindyadevi Aurellia - detikJabar
Kamis, 12 Des 2024 12:00 WIB
Banjir di Kecamatan Cidolog, Kabupaten Sukabumi
Banjir di Kecamatan Cidolog, Kabupaten Sukabumi. (Foto: Istimewa)
Bandung -

Bencana alam banjir limpasan sempat melanda Kota Sukabumi pada Selasa (5/11) lalu. Tak lama kemudian, bencana yang mencakup banjir bandang, longsor, hingga pergerakan tanah pada awal bulan Desember melanda Kabupaten Sukabumi.

Banjir bandang yang disebabkan oleh luapan air Sungai Cikaso, beserta dengan dampak bencana yang lainnya, menjadi kejadian terdahsyat dalam rentang waktu 10 tahun terakhir. Anggota Fraksi PPP DPRD Jawa Barat, Dedi Damhudi mengaku prihatin dengan bencana banjir yang sempat menyergap Kota dan Kabupaten Sukabumi belum lama ini.

"Pertama, kami ikut prihatin atas musibah yang telah terjadi. Innalillahi wa inaillaihi rajiun. Saya karena asal dari Sukabumi, dapil Sukabumi, saya ikut memantau dan memang kerusakan yang terjadi cukup berat, menerjang banyak wilayah," kata Dedi yang merupakan anggota DPRD Komisi 1.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kondisi terkini dibandingkan kejadian lalu, sekarang sudah lebih baik. Jalan-jalan yang tadinya longsor, itu pengeruk seperti beco sudah mulai jalan. Saya lihat ada banyak jalan infrastruktur yang sudah dibangun, ada jalan provinsi juga yang sudah bagus, tapi setelah kejadian jalannya rusak parah sampai terbelah," sambungnya.

Setiap tahun, warga Sukabumi memang dibuat was-was dengan banjir 'langganan' yang melanda pada musim hujan. Dedi mengatakan, bahwa di Sukabumi yang jadi daerah asal sekaligus dapilnya itu, kerap terjadi pergeseran tanah.

ADVERTISEMENT

Beberapa rumah warga pun pernah direlokasikan dari titik di Sukabumi selatan, yang kerap bergeser tanahnya. Namun saat musim kemarau kemarin, pergeseran tanah makin parah sehingga banyak tanah terbelah.

"Saat turun hujan deras, kan masuk ke sela-sela yang belah-belah itu, jadi menyebabkan banyak terjadi longsor dan pergeseran tanah luar biasa. Banjir juga sering terjadi karena beberapa faktor. Salah satunya pendangkalan sungai," ucap Dedi.

"Sehingga waktu kecil, kita suka main dan loncat dari atas pohon jambu untuk menyelam ke air sungai, karena debit air banyak dan sungainya dalam. Kalau sekarang nampak ada pendangkalan, jadi air cepat meluap," sambung dia.

Selain itu, faktor lainnya adalah kondisi alam yang sudah semakin rusak. Dedi yang juga Ketua DPC PPP Sukabumi itu mengatakan, ada peran manusia yang membuat kerusakan alam secara masif.

"Lalu tahun 90-an itu daerah Jampang salah satunya, banyak penebangan pohon. Ya akhirnya sekarang salah satu akibatnya terjadi banjir. Sesuai firman Allah, musibah itu terjadi karena akibat perbuatan tangan manusia itu sendiri. Malaikat dalam surah Al-Baqarah juga sudah wanti-wanti bahwa manusia itu akan membuat kerusakan di bumi," katanya.

Maka, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah banjir terjadi lagi. Salah satu yang paling harus disegerakan ialah relokasi rumah-rumah di bantaran sungai. Kata Dedi, masih banyak warga yang membangun hunian di tepi sungai.

"Relokasi rumah di pinggir sungai. Itu perlu karena kondisi seperti itu yang memungkinkan jangan ditinggali dulu. Jadi harus direlokasi, karena masih banyak itu yang tinggal di sana. Relokasi ini supaya minimal kan tidak ada korban kalau pun terjadi banjir," kata Dedi.

"Curah hujan tinggi pasti potensi banjir itu ada, jadi direlokasi dulu supaya mengurangi korban. Saat kita ke sana (bantaran sungai), sebetulnya sudah diperingatkan juga warga agar tidak tinggal di sana. Butuh sosialisasi memang agar mereka rela pindah, tapi sebelum itu ya pemerintah siapkan dulu tempat tinggalnya," imbuh dia.

Selain itu, ia juga menyoroti perlunya dilakukan antisipasi bencana. Pemerintah tak boleh hanya sekedar berpikir untuk membangun infrastruktur tanpa memikirkan pemeliharaannya.

Kerap kali adanya selokan atau aliran air yang sudah dibuat, tak dipantau sehingga saat ada sampah atau tanah yang masuk, tidak dibersihkan. Dedi juga mengatakan, faktor lain yang bisa menolong Sukabumi dalam jangka waktu panjang yakni adalah reboisasi.

"Pendangkalan sungai itu kerap jadi masalah. Maka pemerintah perlu bersihkan, termasuk selokan yang sudah dibangun sedemikian rupa, tapi sayang kalau salurannya tidak dipelihara. Lalu supaya tidak banjir ini memang agak sulit kalau tidak antisipasi dengan reboisasi. Jangan hanya ditebang, tapi juga jangka panjang harus ditingkatkan reboisasinya. Ini yang terus kita dorong ke Pemerintah Provinsi maupun Kota Kabupaten," tutur Dedi.

(aau/iqk)


Hide Ads