Akademisi Bicara Peluang-Tantangan AI Saat Seminar di UIN Bandung

Kabar Kampus

Akademisi Bicara Peluang-Tantangan AI Saat Seminar di UIN Bandung

Muhammad Jadid ALfadlin - detikJabar
Rabu, 04 Des 2024 22:30 WIB
Seminar Internasional AI, Social Media, and Gen Z in Globalized Contexts: Challenges and Oppurtunities” di Aula FISIP, Gedung FISIP UIN Sunan Gunung Djati, Kota Bandung. Rabu (3/12/2024).
Seminar Internasional "AI, Social Media, and Gen Z in Globalized Contexts: Challenges and Oppurtunities" di Aula FISIP, Gedung FISIP UIN Sunan Gunung Djati, Kota Bandung. Rabu (3/12/2024). Foto: Jadid/detikJabar
Bandung -

Seminar internasional bertajuk 'AI, Social Media, and Gen Z in Globalized Contexts: Challenges and Oppurtunities' digelar pada hari Rabu (3/12/2024) di Aula Gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati, Kota Bandung.

Acara yang merupakan hasil kerja sama antara FISIP UIN Sunan Gunung Djati melalui Centre for Asian Social Research (CASSR) dengan Yayasan Khazanah Global Nalar Hakekat ini diisi oleh Wisnu Uriawan yang merupakan Senior Lecturer Fakultas Sains dan Teknologi UIN Bandung, dan KH Nadirsyah Hosen selaku Associate Professor Melbourne Law School, The University of Melbourne, Australia.

Dalam kesempatannya, kedua pembicara mengemukakan pandangannya mengenai pokok pembahasan penggunaan AI dalam kehidupan masyarakat, terlebih pada kalangan Generasi Z. Pembahasan ini dimaksudkan sebagai bentuk pembelajaran untuk memahami dan merespons tantangan serta peluang AI dalam berbagai aspek kehidupan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wisnu Uriawan, sebagai pembicara pertama dalam kegiatan seminar ini, secara khusus menyoroti terkait dampak dari AI yang mengubah dinamika sosial dan generasi yang berlangsung di tengah masyarakat hari ini. Sifat dualitas pengaruh AI yang mengubah masyarakat pun secara langsung dapat berperan menjadi peluang sekaligus tantangan.

"Perubahan ini menekankan pentingnya pendekatan seimbang dalam adopsi teknologi, yang menggabungkan efisiensi dengan pertimbangan etis. Tantangan seperti isu privasi, bias manusia, dan regulasi menjadi perhatian utama," terang Wisnu Uriawan dilansir dari siaran pers, Kamis (4/12/2024).

ADVERTISEMENT

Perkembangan teknologi, termasuk AI di dalamnya memang tak akan pernah bisa dihindari. Di Indonesia sendiri, berdasarkan survei terbaru yang dirilis oleh Statista Consumer Insight, Indonesia menempati peringkat keempat sebagai negara dalam antusias tertinggi penggunaan kecerdasan buatan atau AI. Indonesia berada dibawah negara UAE, Vietnam dan Nigeria.

Sementara itu, pembicara lainnya yakni Hosen, dalam kesempatannya menjelaskan bagaimana penggunaan AI dapat pula digunakan untuk turut membantu pergerakan-pergerakan sosial. Salah satu contohnya ialah mengenai gerakan boikot terhadap produk-produk yang terafiliasi memberikan dukungan kepada Israel.

"AI dapat berperan penting melalui pengembangan berbasis data yang mencatat perusahaan-perusahaan dan produk yang terkait dengan Israel. Basis data ini dapat menggunakan sumber informasi terbuka, laporan keuangan, serta dana rantai pasok untuk memberikan transparansi kepada konsumen," ujar Hosen.

Melalui contoh tersebut, Hosen menjabarkan bahwa penggunaan teknologi AI tak hanya dapat membantu membangun kesadaran publik mengenai isu-isu etis atau sosial lainnya, melainkan juga dapat digunakan secara maksimal untuk mengungkap koneksi tersembunyi hingga menganalisis data-data sesuai dengan arahannya.

Lebih lanjut, dalam seminar yang dihadiri oleh lebih dari 300 peserta ini, Prof. Hosen juga menyampaikan mengenai dampak signifikan AI terhadap keilmuan sosial dan politik. Disampaikan olehnya, bahwa teknologi AI juga dapat digunakan untuk membuka peluang penelitian yang lebih mendalam terkait dinamika kekuasaan, distribusi sumber daya, dan peran masyarakat sipil dalam proses pengambilan keputusan global.

(sud/sud)


Hide Ads