Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Fajar Riza Ul Haq, menanggapi serius kasus tragis remaja yang membunuh ayah dan neneknya. Ia menekankan bahwa insiden ini mencerminkan persoalan mendalam dalam pendidikan karakter di Indonesia.
"Saya baca berita tadi pagi sebelum sarapan, ada anak yang menikam satu keluarganya sendiri. Ini memang susah dinalar," kata Fajar saat mengisi Seminar Nasional Pendidikan di Universitas Muhammadiyah, Sukabumi, Senin (2/12/2024).
Fajar menjelaskan bahwa kekerasan dalam berbagai bentuk, baik di satuan pendidikan maupun dalam keluarga, semakin meningkat. Ia menyoroti pentingnya kolaborasi antara keluarga, sekolah, dan masyarakat untuk membentuk karakter anak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Persoalan pendidikan karakter harus melibatkan semua pihak. Angka kekerasan, perundungan, hingga kekerasan seksual di sekolah makin meningkat. Yang kita khawatirkan, kekerasan ini malah dinormalisasi, dianggap wajar. Kalau itu terjadi, berat bagi bangsa kita untuk mencapai generasi emas 2045," tegasnya.
Lebih lanjut, dia menekankan peran penting guru, terutama guru Bimbingan Konseling (BK), dalam mendampingi siswa. Menurutnya, persepsi tentang guru BK perlu diubah agar tidak hanya dianggap sebagai 'tempat parkir' bagi siswa bermasalah.
"Kami ingin guru BK menjadi motivator yang membantu anak-anak berkembang dan mengaktualisasikan minat serta bakat mereka. Siswa butuh ruang untuk bercerita, butuh teman curhat. Kalau tidak, mereka akan mencari pelarian yang salah," jelasnya.
Fajar juga mengungkapkan bahwa Kementerian Pendidikan sedang mendiskusikan pemberian jam masuk kelas untuk guru BK, serta memperluas pelatihan bagi guru BK dan guru mata pelajaran yang berperan sebagai pendamping siswa.
"Dirjen GTK sudah memulai serangkaian pelatihan untuk guru BK, dan ini akan dilaksanakan secara masif. Pemerintah juga mengakui peran penting guru agama. Mulai tahun depan, kami akan melibatkan guru agama dalam pelatihan meskipun itu domain Kemenag," kata dia.
Menurut Fajar, pelatihan untuk guru agama di sekolah umum adalah langkah inisiatif dari Kemendikdasmen, dengan dukungan penuh dari Kementerian Agama. Ia menekankan bahwa isu pendidikan karakter adalah tanggung jawab bersama, bukan sekadar ego sektoral antar kementerian.
"Kami sudah menyampaikan ke DPR bahwa pelatihan guru agama akan dilakukan. Menag juga mendukung penuh inisiatif ini. Kompetensi guru agama harus ditingkatkan untuk menjawab tantangan pendidikan karakter," tutupnya.
Kronologi Singkat
Peristiwa berdarah itu terjadi pada Sabtu, 30 November 2024, sekitar pukul 01.00 WIB. Dua orang tewas adalah ayah APW (40) dan nenek RM (69), sementara ibu pelaku berinisial AP (40) mengalami luka tusuk.
Belum diketahui motif MAS membunuh ayah dan nenek serta melukai ibu sendiri. Namun, dari pemeriksaan sementara, pelaku mengaku mendapatkan 'bisikan meresahkan'.
"Ya, interogasi awalnya dia merasa dia tidak bisa tidur, terus ada hal-hal yang membisiki dialah, meresahkan dia, seperti itu," ujar Kasat Reskrim Polres Metro Jaksel AKBP Gogo Galesung.
Gogo mengungkap urutan pembunuhan dan penganiayaan yang dilakukan oleh MAS. Dugaan awal, MAS membunuh ayahnya terlebih dahulu, lalu menusuk ibu dan neneknya.
"(Yang ditusuk lebih dulu) bapaknya, ibunya, baru neneknya," kata Gogo.
"Jadi ini masih kita dalami ya, tapi informasi awal ya, kami dapatkan keterangan dari pelaku ya, ayahnya sedang tidur bersama ibunya. Dia turun mengambil pisau. Dari dapur, dia naik lagi ke atas dan melakukan penusukan tersebut," katanya.
(yum/yum)