Di balik gemerlapnya Kota Bandung sebagai pusat kreativitas dan pariwisata, ada persoalan kesehatan yang mendesak perhatian. Kasus HIV terus menunjukkan peningkatan, terutama di kalangan anak muda dan ibu rumah tangga.
Meski pemerintah dan komunitas telah berupaya keras mengedukasi masyarakat, stigma dan ketidaktahuan masih menjadi penghalang besar dalam penanganan HIV di kota ini. Lantas bagaimana kondisi HIV di Kota Bandung saat ini?
Menurut data yang disampaikan Bandung AIDS Coalition (BAC), saat ini terdapat sekitar 11.900 Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) di Kota Bandung dimana 11.000 di antaranya masih hidup dan sekitar 6.000 ODHA merupakan warga asli Kota Bandung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memang bicara soal angka, dikategorinya masih sama, ibu rumah tangga masih dominan, laki-laki dan usia produktif juga," kata Sekretaris BAC Kang Abe usai diskusi tentang penanggulan HIV/AIDS di Kota Bandung, Selasa (26/11/2024).
Pada diskusi itu, terungkap jika ada 126 kasus kekerasan dan diskriminasi terhadap ODHA di Kota Bandung dalam 2 tahun terakhir. Kekerasan dan diskriminasi baik berbasis status atau populasi kunci itu dilakukan oleh pelayanan publik, keluarga, teman, pasangan hingga lingkungan.
Menurut Kang Abe, banyaknya kasus kekerasan dan diskriminasi kepada ODHA disebabkan karena kurangnya literasi masyarakat tentang apa itu HIV/AIDS, ditambah tidak adanya role model ODHA yang mau membuka diri tentang HIV.
"Banyaknya kasus karena ketidaktahuan adanya informasi. HIV/AIDS ini hanya digaungkan oleh komunitas pegiat, di luar itu kalau kita lihat langsung mereka paham HIV/AIDS hanya dari googling ya," ujarnya.
"Kemudian tidak ada role model yang datang untuk menyampaikan informasi ini orang dengan HIV, kondisinya baik-baik saja, saya produktif dan berkontribusi untuk banyak hal," lanjutnya.
Karena hal itulah, Kang Abe menyebut stigma masyarakat terhadap ODHA masih cenderung negatif. Kang Abe sendiri sudah sejak lama membuka diri mengakui jika dirinya termasuk salah satu ODHA di Kota Bandung.
Kang Abe berupaya menginformasikan kepada masyarakat luas jika ODHA bisa berdaya di tengah masyarakat. Dengan begitu, dia yakin stigma negatif terhadap ODHA perlahan bisa terkikis.
"Saya termasuk role model yang sampai hari ini selalu menginformasikan saya hidup dengan HIV. Saya berkecimpung di masyarakat, membantu komunitas, menginformasikan ke masyarakat ini loh saya orang yang hidup dengan HIV tapi saya tidak seperti gambaran pada umumnya," tuturnya.
"Jadi ini dua hal yang harus diperbaiki di Kota Bandung yaitu literasi sama keinginan orang dengan HIV yang mau terbuka, rebranding diri. Harus merubah image orang dengan HIV kalau hidupnya nggak seperti yang orang bayangkan," tutup Kang Abe.
(bba/mso)