Anggota Komisi 4 DPRD Jabar, Uden Dida Efendi menyoroti kelanjutan penanganan program Jabar Future Leaders Scholarship (JFLS). Seperti diketahui, Pemprov Jabar menemukan adanya dugaan kecurangan dalam program bantuan biaya pendidikan tinggi itu.
Program ini merupakan gagasan dari Gubernur Jabar Ridwan Kamil. Program yang sudah berjalan selama tiga tahun lebih ini diperuntukkan kepada masyarakat yang tengah menempuh pendidikan di perguruan tinggi, baik berprestasi di bidang akademik dan nonakademik.
"Saya melihat sebetulnya program itu bagus. Tapi sayangnya ada unsur tidak transparan, jadi tiba-tiba diumumkan tapi tidak jelas tahapan penilaiannya. Maka kami mendorong Pemprov Jabar untuk lebih teliti dan juga lebih cepat, langkah selanjutnya apa, perbaikannya apa, supaya segera bisa berjalan lagi," kata Uden pada detikJabar, Selasa (26/11/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Uden melihat, sebetulnya jika JFLS dilanjutkan, bisa memberikan kesempatan generasi muda Jabar untuk melanjutkan impiannya. Hanya saja, Pemprov Jabar juga tak boleh hanya sebagai penyelenggara tanpa betul-betul mengawasi tahapannya.
"Programnya mah bagus ya, bisa mendorong, atau mendongkrak potensi lebih ke anak-anak supaya punya harapan. Pasti kan mereka akan berlomba-lomba meraih prestasi kalau bisa terelisasi lebih baik," kata anggota Fraksi PPP ini.
"Tapi dalam tahapnya, harus transparan. Nggak boleh gitu, biar anak-anak nggak kecewa, terus merasa diakui, dirangkul, dan betul-betul merasakan kehadiran pemerintah melalui program pendidikan itu," sambungnya.
Ia mencermati bahwa hasil ketekunan itu bisa menjadi motivasi untuk setiap pelajar. Uden berharap agar JFLS dapat dilanjutkan, diperbaiki, dan ditertibkan sebelum kembali dijalankan.
Selain itu, Uden juga menyoroti soal pentingnya Pemprov Jabar menyelenggarakan program serupa. Tak harus beasiswa pendidikan formal. Tapi, Uden melihat banyak potensi dan soft skill anak muda yang bisa dikembangkan.
"Ya baiknya ajang lomba di tingkat pendidikan juga lebih dimasifkan. Ini kan bisa membuat gereget para pelajar, agar langkah ke depan lebih baik. Pendidikan sampai ekstrakulikuler juga itu kan banyak bisa dikembangkan," tutur Uden.
"Ya kayak di luar negeri itu kan tidak hanya pendidikan formal saja, di sekolah juga akan lebih bagus kalau lebih banyak lomba dan aktivitas yang membentuk karakter dini anak," sambungnya.
Jalur Afirmasi JFLS Ditangguhkan
Sementara itu, Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin mengatakan jalur afirmasi dalam program JFLS dibatalkan. Ia mengatakan, saat ini jalur tersebut sedang dimonitor oleh inspektorat.
"Tahun ini afirmasi dibatalkan, untuk yang reguler kami evaluasi oleh inspektorat. Kami lihat betul kualitas sekolahnya seperti apa," kata Bey.
Ia pun setuju bahwa sebetulnya program ini harus dilanjutkan. Tapi Bey meminta agar tahun depan tahapan JFLS dibuat lebih transparan.
"Tahapannya itu betul-betul dipublikasikan. Mulai dari seleksi administrasi, siapa yang daftar, yang gugur dicantumkan. Jangan sampai kayak sekarang kan, buka, daftar, tiba-tiba pengumuman. Itu di mana transparannya? Itu yang kami kecewa," ucap Bey.
Ia mengatakan mulanya program tersebut mendapat banyak masukan dari masyarakat. Sebab setelah diundur pengumumannya, malah tiba-tiba hasilnya diumumkan.
"Tahun depan minta lebih transparan dan tiap sesi itu diumumkan. Jadi keterbukaan. Masyarakat jadi tahu, kalau enggak lulus. Ini kan masyarakat berharap, kalau perlu biaya kan kasihan," kata Bey.
"Kalau sudah transparan, tentunya dengan DPRD kami koordinasi agar kami lebih dipantau juga," sambungnya.
Sementara itu Plh Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar, Bambang Tirtoyuliono membenarkan bahwa program JFLS jalur afirmasi ditunda. Ia menyebut karena dalam prosedurnya masih perlu waktu.
"Kelihatannya karena waktu dan mekanismenya cukup panjang, tahapannya sehingga ditunda. Sambil berproses, diaudit teman-teman Inspektorat yang 2025 tetap berjalan tapi tentunya setiap tahapan proses akan lebih transparan," kata Bambang.
(aau/mso)