Jawa Barat dengan daerah yang luas dan jumlah penduduk melimpah, diharapkan menjadi daerah mandiri pangan. Beragam produk pangan lokal dari Jabar kini tengah digencarkan, harapannya agar menghentikan konsumsi produk impor yakni beras.
Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jabar, drh Indriantari mengatakan salah satu produk unggulan pangan lokal dari Jabar ialah sorgum. Garai atau sorgum yang bernama latin Sorghum spp ialah superfood alternatif pengganti nasi, yang diklaim lebih sehat dari beras.
Sorgum disebut superfood asli lokal Indonesia, karena dapat digunakan sebagai sumber pangan, pakan ternak, dan bahan baku industri. Indri menyebut saat ini pihaknya bekerja sama dengan pelaku usaha sorgum di Jabar untuk memastikan produksi dan pemasarannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita berupaya agar tidak tergantung dengan daerah lain. Ini kebutuhan kita semua supaya Jabar bisa mandiri pangan. Kita mencoba beragam solusi untuk membangkitkan pangan lokal Jabar dan mengurangi ketergantungan pada daerah lain untuk supply pangan kita," ucap Indri, Rabu (13/11/2024).
"Upaya Pemerintah untuk mendorongnya yakni dengan terus berkoordinasi bersama teman-teman pegiat pangan lokal, salah satunya ada Bu Yudith yang pegiat sorgum. Caranya ke masyarakat, kami terus sosialisasi ke anak-anak sekolah dan mengenalkan pangan lokal. Supaya mereka suka dan menggemari pangan lokal, tidak tergantung lagi dengan pangan luar," sambungnya.
Indri mengatakan, pangan lokal dari Jabar bukan cuma sorgum saja. Ada pula jali atau hanjeli dari Sukabumi, ubi Cilembu dari Sumedang, dan aneka umbi-umbian lainnya. Ia berharap masyarakat Jabar semakin mengenal produk-produk tersebut, pegiat usaha pangan lokal semakin banyak, dan tidak tergantung makanan luar agar mewujudkan mandiri pangan.
"Kita punya hanjeli di Sukabumi yang secara khusus memproduksi. Lalu kalau untuk warga Bandung Raya, beralih konsumsinya bisa ke kentang karena didatangkan dari Pangalengan. Kita juga punya dari Garut ada ubi kayu, ketela, kalau dari Sumedang ada ubi cilembu, gambyong, talas, dan sukun itu kita kembangkan semuanya karena banyak diproduksi di Jabar," kata Indri.
Kolaborasi, sosialisasi, dan promosi terus digalakkan Pemprov Jabar untuk menawarkan alternatif pangan lokal selain beras. Namun memang harus diakui, sorgum bukanlah makanan yang dikenal masyarakat luas.
Hal ini yang menjadi tantangan, sebab memang sulit untuk mengajak masyarakat beralih dari mengonsumsi beras ke sorgum atau persingkongan hasil tanam di Jabar. Maka, perlu adanya kerja sama juga dengan daerah lain. Sejauh ini, sorgum menjadi produk andalan Jabar yang banyak dilirik dari provinsi lainnya.
"Biasanya banyak anggapan kalau belum makan nasi, belum makan. Jadi karena itu sudah habit, jadi yang mudah ya merambah ke anak sekolah. Kami ada program B2SA goes to school, itu untuk mengenalkan makanan di SD-SMA. Kita ajak mengenal pangan lokal berkualitas supaya semenarik mungkin dan nanti mereka akan minta ke orang tuanya," tutur Indri.
Maka dari itu, salah satu program untuk menunjang misi ini dilakukan oleh Pemprov Jabar. Dalam rangka merayakan Hari Pangan Sedunia Ke-44, Pemprov Jabar menggelar acara dengan tema 'Pangan Lokal, Solusi Pangan Masa Depan untuk Kemandirian Pangan Jawa Barat'.
Secara global, Hari Pangan tersebut sebetulnya jatuh pada 16 Oktober dan tahun ini mengusung tema 'Right to foods for a better life and a better future'. Namun pada tahun ini Pemprov Jabar akan merayakan pada 16 November 2024 mendatang, di SOR Arcamanik.
"Jadi diharapkan masyarakat Jabar bisa hadir ke SOR Arcamanik pada Sabtu, 16 November 2024. Sambil olahraga, sambil icip-icip pangan lokal, gastronomi, susu, belanja karena ada gelar pangan murah dengan harga terjangkau, pemeriksaan kesehatan hewan dan masyarakat, ada pengurusan NIB dan mobil pustaka, serta ada 27 Kota/Kabupaten yang membawa inovasi produk pangan lokal mereka," tuturnya.
Ia berharap dengan adanya kegiatan tersebut masyarakat Jabar tidak lagi tergantung dengan pangan daerah lain dan mampu mengolah serta mengonsumsi pangan lokal dari hasil bumi Jabar. Selain itu, tentunya masyarakat juga bisa ikut kampanye stop boros pangan, yakni memanfaatkan sebaik-baiknya pangan agar tidak menghasilkan sampah sisa makanan.
Kekuatan Sorgum di Jawa Barat
Pelaku bisnis sorgum Jabar, Yudith Sri Wulandari mengatakan saat ini produksi sorgum tersebar di banyak titik. Kebanyakan hasil panen diperoleh dari Majalengka, Ciamis, Pangandaran, Cianjur, Sukabumi, dan Bogor.
"Di daerah tersebut banyak dan produksinya biasa di daerah panas. Produksinya kami beri bibit sebanyak 8 ton untuk Jabar, itu berarti ada 800 hektare yang sudah tersebar. Setiap 1 hektar menghasilkan 7 ton sorgum, dan ini produksinya lebih bagus dari padi," kata Yudith.
Menurutnya, produksi sorgum di Indonesia punya potensi menarik. Sebab sorgum juga punya proses produksi yang terbilang cepat. Petani setelah supply benih, 3 bulan kemudian bisa panen dan menghasilkan prduksi turunannya. Selain itu, sorgum juga punya kelebihan sebagai bahan pangan yang lebih sehat.
"Sorgum itu merupakan senjata pangan. Dia bukan cuma substitusi sebagai salah satu produk unggulan Jabar. Sorgum bioguma ini sangat baik untuk dikonsumsi balita hingga manula. Sorgum ini juga indeksnya glilemiknya rendah," ucap Yudith.
Yudith bercerita bahwa sudah menekuni usaha sorgum sejak tahun 2019. Saat itu, pada tahun 2018 akhir ia menemuian petani dan pegiat sorgum dan memintanya untuk mengolah. Ternyata, sorgum dapat diolah menjadi beras hingga tepung.
"Sorgum bisa dibuat cookies, roti, cake, dan beragam jajanan pasar. Rasanya itu kalau beras merah kan anyep (hambar) kalau sorgum ada rasa gurihnya," tutur Yudith.
Ia mengatakan, jika masyarakat Jabar tertarik dengan sorgum, tak perlu khawatir sebab dalam cara pemasakannya pun tak beda jauh dari beras biasa. Jika ingin disantap seperti nasi, sorgum bisa direndam dulu selama satu jam agar lebih pulen.
Saat ini, hasil produksi sorgum berupa beras hingga tepung pun juga sudah tersedia di supermarket-supermarket. Harapannya, hal ini dapat menunjang ketertarikan masyarakat untuk beralih dari beras ke sorgum.
(aau/orb)