Sejumlah peristiwa terjadi di Jawa Barat (Jabar) hari ini, Jumat (8/11/2024). Mulai dari bangunan sekolah yang roboh bikin siswa di Pangandaran belajar di posyandu hingga lansia jadi korban begal di Bandung.
Berikut rangkuman Jabar hari ini:
1. Bangunan Sekolah Roboh, Siswa Pangandaran Belajar di Posyandu
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Siswa SD Negeri Cibuluh, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran terpaksa belajar di posyandu. Hal itu terjadi lantaran atap ruangan kelas ambruk.
Atap ruangan kelas tersebut ambruk diduga lantaran sudah lapuk. Bangunan tersebut terpaksa dikosongkan dan siswa dialihkan belajar di posyandu.
"Tadi pagi, atap bangunan di satu ruangan ambruk yang sebelumnya biasa digunakan untuk KBM," kata Kepala Desa Cibuluh Budi Andrianto melalui pesan WhatsApp, Jumat (8/11/2024).
Menurutnya, saat kejadian berlangsung belum ada siswa yang memasuki kelas. Karena waktu kejadian belum ada KBM.
"Karena, kebetulan beberapa hari sebelumnya juga hujan dan ibu-ibu khawatir ambruk. Jadi, untuk KBM anak-anak dipindahkan dulu ke posyandu sampai bangunan itu dibangun kembali," ungkap Budi.
Sementara ini pihaknya bersama warga dibantu kepolisian menyingkirkan puing-puing bangunan yang ambruk.
"Karena, genteng, kaca dan kayu-kayu itu hampir hancur semua. Paling sedikit material yang tersisa dan bisa digunakan lagi," kata dia.
Tak hanya satu ruangan yang ambruk, ada satu ruangan lagi yang kondisinya mau ambruk karena juga dalam kondisi sudah lapuk.
Sementara itu, Kepala Bidang SD di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Pangandaran Darso menyebut pihaknya sudah mengecek ke lokasi dan menanyakan ruangan lain yang sudah lapuk.
"Sudah cek dan kami tanyakan juga ke pihak sekolah bangunan lainnya," kata dia.
Ia mengatakan pengajuan perbaikan bangunan sekolah itu tentu akan segera diajukan. "Segera diproses karena bangunan vital untuk siswa belajar," katanya.
Dia mengatakan belajar dari kejadian itu akan terus monitor sekolah yang berpotensi bangunannya sudah lama. "Jadi pelajaran kami akan cek juga ke sekolah lain," ucapnya.
2. Lumpuh Tertutup Batu 'Raksasa', Jalan Cianjur-Ciwidey Kembali bisa Dilalui
Batu 'raksasa' dengan diameter 4 meter yang menutupi badan jalan nasional di Desa Balegede, Kecamatan Naringgul, Cianjur akhirnya berhasil dievakuasi. Akses jalan Cianjur-Ciwidey yang sempat lumpuh selama lebih kurang 14 jam pun kembali dapat dilalui kendaraan.
Kapolsek Naringgul AKP Maman Abdurahman mengatakan, awalnya evakuasi batu raksasa dilakukan dengan menggunakan alat berat. Namun upaya tersebut tak membuahkan hasil lantaran ukuran batu yang sangat besar.
"Bahkan sempat juga akan menggunakan bahan peledak agar batu bisa pecah dan mudah dievakuasi. Tetapi karena situasi batu yang dekat dengan tebing, dikhawatirkan memicu longsor susulan, sehingga rencana tersebut tidak jadi dilakukan," kata dia, Jumat (8/11/2024).
Pada akhirnya, lanjut dia, batu tersebut dihancurkan dengan alat pemecah. Meskipun prosesnya memakan waktu, pada akhirnya batu tersebut bisa dipecah menjadi bagian kecil sehingga dapat dievakuasi dengan alat berat dan dibersihkan dari badan jalan.
"Ada dua alat pemecah batu yang digunakan. Dan pada Jumat dini hari, material longsoran bisa dibersihkan seluruhnya," kata dia.
Maman menyebut, akses lalulintas dari Cianjur menuju Ciwidey dan sebaliknya mulai kembali normal pada Jumat pagi sekitar pukul 05.00 WIB.
"Sekarang sudah lancar lagi, bisa diakses sepeda motor ataupun mobil. Tapi kami tetap minta pengendara berhati-hati karena jalur masih licin dan dikhawatirkan terjadi longsor susulan apabila hujan deras lagi," kata dia.
3. Sejumlah Warga Ciamis Diduga Tertipu Aplikasi Investasi FGS Global
Sejumlah warga di wilayah Cipaku, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, dikabarkan tertipu oleh aplikasi investasi bernama FGS Global. Hal itu diketahui dari akun media sosial TikTok @tu**duh yang melaporkan kejadian itu dengan menandai akun @gerindra.
Dilihat detikJabar, Jumat (8/11/2024) pagi, video itu sudah ditonton oleh 317,6 K pengguna TikTok dengan 1.077 komentar. Dalam video itu, seorang admin mengaku, bernama Dian Herdiansyah akan melaporkan di desanya sedang ada kasus.
Dalam keterangannya, perangkat desa (lurah) promosi soal aplikasi yang bernama FGS Global. Aplikasi itu bisa untuk tambahan pemasukan untuk warga. Namun setelah warga bergabung, aplikasinya terblokir dan warga kehilangan uang. Namun sayangnya tidak ada bentuk tanggung jawab dari lurah dan perangkat desa sampai saat ini.
"@gerindra Min saya Dian Herdiansyah mau lapor di desa saya Desa Cipaku, Kec. Cipaku, Kab. Ciamis sedang ada kasus. Perangkat desa (Lurah) promosi soal aplikasi yang bernama FGS GLOBAL Yang katanya bisa untuk tambahan pemasukan bagi warganya, tapi setelah para warga bergabung aplikasinya terblokir dan warga kehilangan uangnya, sayangnya tidak ada bentuk tanggung jawab dari lurah dan perangkat desa sampai saat ini," tulis admin akun @tuneduh.
Dijelaskan juga, 90 persen perangkat desa ikut gabung ke dalam FGS tersebut. Bahkan balai desa sempat dijadikan tempat pertemuan anggota FGS Global. Hingga saat ini warga yang menjadi korban tidak berani berbicara karena merasa kebingungan dan tidak berani.
"yang mirisnya, 90% perangkat desa ikut bergabung kedalam FGS tersebut dan balai desa sempat dijadikan tempat pertemuan anggota FGS GLOBAL. sampai saat ini warga yang menjadi korban tidak berani speak up karna merasa kebingungan dan tidak berani," jelas dalam keterangan video itu.
detikJabar pun kemudian menanyai salah seorang warga Kecamatan Cipaku yang jadi korban penipuan aplikasi investasi tersebut namun enggan disebutkan namanya. Ia mengalami kerugian sekitar Rp 17 juta yang diinvestasikan di aplikasi tersebut.
Korban penipuan awalnya mendengar cerita adanya aplikasi yang dapat menghasilkan cukup menggiurkan. Kemudian ia pun datang ke admin dan mendapat penjelasan bisa mendapat gaji sampai 3 juta apabila ikut level 4 dengan tugas hanya mengunduh sejumlah aplikasi.
"Tugasnya hanya mengunduh aplikasi, kalau saya sampai 40 aplikasi setiap hari. Sekali download itu akan mendapat sekitar Rp 15 ribu. Jadi sehari itu bisa mendapat Rp 600 ribu lebih. Dengan iming-iming itu tentunya saja tertarik," jelas warga tersebut yang enggan disebutkan namanya, Jumat (8/11/2024).
Ketertarikannya itu juga ditambah dengan promosi aplikasi itu dilakukan di aula kantor desa. Hal itu menimbulkan kepercayaan korban terhadap aplikasi tersebut.
"Kalau level 4 itu harus investasi dulu sekitar Rp 17 juta lebih. Cerita admin saya juga punya 25 anggota, tapi tidak tahu benar atau tidaknya. Jadi yang saya percaya katanya sosialisasinya difasilitasi di kantor desa," ungkapnya.
Setelah menginvestasikan uang Rp 17 juta dari tabungannya, kemudian menjalankan tugas mengunduh aplikasi. Awalnya nominal Rp 600 ribu lebih. bonus tugas itu tercatat dalam aplikasi miliknya. Namun setelah 4 hari ketika akan mencairkan uang tersebut ternyata tidak bisa. Bahkan kini aplikasinya tidak dapat dibuka.
"Setelah itu aplikasi FGS tidak bisa dibuka. Dari 4 hari setelah saya bergabung," jelasnya.
Ketika mengajukan komplain ke admin, menurut korban, admin pun berdalih juga sama-sama menjadi korban. Ada juga perangkat desa yang kondisinya sama.
"Jawaban admin katanya sama celaka, berdalih itu. Tapi awalnya ceritanya menggiurkan, bahkan bisa beli motor. Dari obrolan itu tentu jadi tertarik," ungkapnya.
Menurut sepengetahuannya, di wilayah tersebut yang masuk aplikasi FGS Global mencapai 235 orang dengan kerugian nominal berbeda-beda. Dari mulai terkecil Rp 300 ribu-an, hingga belasan juta. Yang itu berasal dari hasil jual perhiasan hingga uang pinjaman bank diinvestasikan ke aplikasi tersebut.
Kapolsek Cipaku Iptu Adharudin membenarkan, adanya sejumlah warga yang diduga tertipu oleh aplikasi investasi. Namun hingga saat ini warga yang jadi korban belum melapor. Meski demikian, pihaknya pun menindaklanjuti kejadian tersebut.
"Iya benar, Kanit sedang melakukan penyelidikan sejak kemarin," ungkapnya.
Sementara itu, Sekdes Cipaku Suherli membenarkan, bahwa ia merupakan salah satu ketua tim pengguna aplikasi FGS Global. Ia membawahi 37 anggota yang merupakan warga setempat.
Awalnya ia mengetahui tentang aplikasi FGS Global itu dari warga lain mantan perangkat desa. Untuk penghasilan tambahan, Suherli pun mengikutinya sebagai bisnis sampingan.
Ia pun memulai dengan modal Rp 4,4 juta dengan anggota sekitar 13 orang warga. Menurut Suherli, setiap warga yang didaftarkan itu tidak ditarik uang, melainkan modalnya dari Sekdes langsung. Sampai akhirnya bisa memiliki 37 anggota dengan tujuan menaikan level akunnya.
"Warga itu hanya daftar saja, modalnya dari saya. Jadi tidak ada yang mengalami kerugian. Setiap daftar itu Rp 315 ribu dari saya, bukan dari pribadi warga. Kalau saya kejar target supaya akun saya tumbuh," ungkapnya.
Setelah memiliki anggota membentuk tim, kegiatan diharuskan ada pertemuan. Sebagai warga, ia kemudian meminjam aula Desa Cipaku. Suherli pun membenarkan turut mempromosikan aplikasi tersebut namun bukan atas nama desa.
"Saya sebagai warga kan boleh berhak meminjam aula desa. Itu juga dilaksanakan hari libur. Tapi saya membantah kalau promosi itu atas nama desa. Jadi tidak ada kaitannya dengan pemerintah desa. Hanya saja memang kebetulan saya sebagai sekretaris desa. Jadi dibedakan antara pekerjaan dan bisnis pribadi," jelasnya.
Suherli mengaku, sudah mengikuti aplikasi FGS Global sudah tiga bulan lalu. Awalnya berjalan lancar, bahkan ia sempat melakukan beberapa kali penarikan uang sampai total sekitar Rp 12 juta. Uang itu dipakai untuk menambah anggota dan juga keperluan lain.
Namun aplikasi mulai mencurigakan dan terindikasi scam, karena dalam tiga Minggu berturut-turut saldo yang ada diaplikasi tidak dapat ditarik. Mengingat ada saldo dari hasil menyelesaikan misi di aplikasi sebesar Rp 11 juta.
"Jadi tiga Minggu itu saldo tidak bisa ditarik. Alasannya Minggu pertama karena hari batik, lalu Minggu selanjutnya ulang tahun. Sampai akhirnya aplikasi tidak dapat diakses atau tidak bisa dibuka," tuturnya.
Suherli pun baru pertama kali mengikuti aplikasi semacam ini. Ia pun sempat berpikir aplikasi itu akan begini akhirnya, namun Suherli tetap mencobanya.
Menurut Suherli, dari 37 anggota atau warga yang didaftarkannya tidak ada protes karena mereka tidak mengeluarkan uang sepeserpun. Bahkan ada yang sudah menarik uang meski jumlahnya sedikit.
Terkait dengan ada riak-riak dari warga yang diduga menjadi korban, pihaknya mendukung untuk mengusut kasus ini. Mengingat Suherli pun termasuk sebagai korban.
"Hayu kalau memang bisa bersama-sama (diusut), seperti ke Kominfo, saya juga sebagai korban," tegasnya.
Diduga korban yang protes tersebut yang mengalami kerugian itu dari yang lain, bukan yang direkrut olehnya. Menurut Suherli, di wilayahnya ada 4 admin aplikasi tersebut.
4. Lansia Jadi Korban Pembegalan di Gang Samsi Bandung
Seorang lansia berinisial T (68) menjadi korban pembegalan yang terjadi di gang rumahnya saat hendak berangkat ke Pasar Cicadas untuk berjualan. Korban alami luka dibagian tangan karena disayat-sayat menggunakan senjata tajam oleh korban.
Kejadian pembegalan ini terjadi di Gang Samsi II, Kelurahan Kebon Waru, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung, Jumat (8/11/2024) dini hari.
Pihak kepolisian dari Unit Reskrim Polsek Batununggal memasang garis polisi disekitar TKP salah satunya di rumah korban. Rumah korban di pasang garis polisi karena banyak bercak darah yang di mana setelah dibegal korban berlari ke rumahnya untuk minta pertolongan.
Pantauan di TKP, lokasi pembegalan dan rumah korban tidak lebih dari 50 meter. Selain itu, kejadian ini viral di media sosial (medsos) di mana rekaman CCTV aksi pembegalan sadis terhadap korban tersebar.
Kapolsek Batununggal Iptu Yoeri Hermana mengatakan, kejadian yang menimpa korban terjadi saat korban hendak berangkat ke pasar.
"Sekitar Pukul 04.30 WIB Polsek Batununggal menerima laporan bahwa di Gang Samsi, Kelurahan Kebon Waru, terjadi diduga pencurian dengan kekerasan, setelah dicek ke TKP ternyata benar seorang perempuan sekitar 68 tahun dianiaya tangannya dan diambil tas isinya bon-bon berikut satu unit HP," kata Yoeri kepada detikJabar di TKP.
"Korban dari rumah tujuan ke pasar, aktivitas jam segitu membuka toko," tambahnya.
Korban selamat dan sudah diboyong ke rumah sakit untuk dilakukan perawatan lebih lanjut. "Korban sudah dibawa ke Rumah Sakit Boromeus. Luka di tangan dengan luka sayatan," pungkasnya.
5. Heroik! Walpri-Cawabup Ramzi Gagalkan Aksi Begal Bersajam di Cianjur
Aksi heroik dilakukan Pengawal Pribadi (Walpri) dan Calon Wakil Bupati Cainjur nomor urut 2 Ramzi. Keduanya berhasil menggagalkan aksi begal yang terjdi di kawasan Jalan KH Abdullah bin Nuh, Desa Limbangansari, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur, Kamis (7/11) malam.
Korban yang merupakan seorang pelajar SMK pun berhasil diselamatkan dan dan langsung dibawa ke rumah sakit lantaran mengalami luka parah di bagian tangan.
Kejadian itu bermula ketika Muhammad Yusuf (18) dan temannya pulang usai nongkrong pada Kamis malam sekitar pukul 22.30 WIB. Tiba-tiba korban diberhentikan oleh dua orang pelaku yang mengendari sepeda motor matik.
"Saya tiba-tiba diberhentikan, pertama alasannya mita distep. Karena saya buru-buru saya menolak. Setelahnya, pelaku memalak saya dan meminta sejumlah uang. Saya dan teman juga kembali menolak," kata dia saat ditemui di RSUD Sayang, Jumat (8/11/2024).
Usai korban menolak setiap modus yang dilakukan pelaku, salah seorang pelaku pun langsung mengeluarkan senjata tajam dan menyerang korban.
"Jadi setelahnya mengeluarkan senjata tajam, kemudian dibacokan ke arah saya. Saya berusaha melawan, sampai tangan terkena luka bacok. Kemudian saya dan teman saya meminta tolong, kebetulan ada mobil lewat dan turun membantu saya," kata dia.
"Tujuan dia memang mau merampas motor, tapi dengan berbagai alasan. Minta dibantu step motor hingga memalak," tambahnya.
Calon Wakil Bupati Cianjur nomor urut 2 Ramzi, mengatakan saat kejadian dirinya tengah dalam perjalanan pulang ke kawasan Beelka, Jalan KH Abdullah bin Nuh. Awalnya dia mengira jika pelaku dan korban merupakan sekelompok remaja yang tengah berkumpul.
Namun saat sudah dekat, korban tiba-tiba berteriak meminta tolong sehingga dirinya meminta agar kendaraan berhenti membantu korban.
"Saya setiap hari memang lewat sini setelah kegiatan. Tapi tadi ternyata ada aksi begal. Korban teriak begal dan meminta tolong. Sesegera mungkin saya dan Walpri turun untuk membantu korban," ujar dia.
"Walpri langsung fokus mengamankan pelaku, sedangkan saya langsung membantu korban untuk dibawa ke rumah sakit. Karena ternyata lukanya cukup parah di bagian kedua tangannya. Informasinya sampai ada urat yang terputus karena sabetan senjata tajam dari pelaku," tambahnya.
Di sisi lain Walpri Cawabup nomor urut 2 Brigadir Adhitya Handayanto, mengatakan pelaku diduga berjumlah dua orang. Dimana satu pelaku menyerang korban dan satu pelaku lainnya bersiaga di sepeda motor.
Saat akan diamankan, pelaku yang berada di sepeda motor langsung kabur sedangkan satu pelaku lainnya berhasil diamankan.
"Pelaku yang di motor kabur setelah melihat saya datang, sedangkan satu pelaku lainnya fokus dengan korban. Sehingga saya langsung menyergap satu pelaku dan mengamankan senjata tajam yang digunakannya," tuturnya.
Dia mengatakan pelaku langsung diserahkan ke Polres Cianjur untuk diproses lebih lanjut. "Sudah saya langsung serahkan ke Polres Cianjur untuk diproses hukum. Korban juga sudah dibawa ke rumah sakit," kata dia.
Kasat Reskrim Polres Cianjur AKP Tono Listianto, membenarkan adanya aksi begal yang berhasil digagalkan tersebut. Menurutnya salah satu pelaku berinisial SS (25) tengah menjalani pemeriksaan di Mapolres Cianjur.
"Satu pelaku sudah diamankan dna tengah diperiksa, sedangkan satu pelaku lainnya sedang kami lakukan pencarian. Secepatnya kami tangkap satu pelaku lagi," pungkasnya.
(bba/yum)