Anies Baswedan mengisi kuliah umum di Auditorium Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra Universitas Pendidikan Indonesia (FPBS UPI) pada Rabu (6/11/2024). Dalam materi bertajuk 'Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air melalui Pendidikan Bahasa dan Sastra', Anies bicara banyak soal menjaga bahasa Indonesia hingga bertutur di media sosial.
Kedatangannya pagi itu disambut meriah ratusan mahasiswa UPI. Anies juga tampak menuruti permintaan berswafoto bersama para dosen dan mahasiswa. Setiap namanya disebut, riuh seisi auditorium terdengar.
Kata sang pembawa acara, hadirin di situ adalah 'Anak Abah'. Candaan itu kemudian dibalas acungan jempol oleh Anies. Ia kemudian membuka kuliah umum dengan menceritakan momennya saat berpamitan pada sang ibu, Prof Aliyah yang dulu adalah alumni dan dosen di UPI. Pria kelahiran Kuningan, Jawa Barat itu mengatakan masa kecilnya sering diajak main ke daerah Ledeng.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi ibu saya asramanya di Buah Batu, sekarang jadi RS Muhammadiyah. Lalu naik sepeda ke Asia Afrika, baru naik bus shuttle untuk ke UPI. Jadi meski saya Sarjana Ekonomi, saya anggap ini panggilan ke kampung halaman sendiri," ucap Anies.
Ia mengatakan bahwa cinta pada tanah air harus selalu ditumbuhkan. Cinta pada Indonesia harus tanpa syarat, jangan pernah berkurang apalagi padam. Anies pun menyinggung soal beberapa komentar warganet yang sering menyebut ingin pindah kewarganegaraan saat Indonesia sedang banyak masalah.
"Kalau lagi buruk jangan terus pingin ganti warga negara. Cinta pada Indonesia itu harus tanpa syarat. Kalau bekerja dengan cinta maka akan mengerjakan segalanya dengan sepenuh hati, mengembalikan yang sudah kita dapat dari Indonesia dengan berbagai permasalahannya, dan bersyukur atas apa yang didapatkan dari Indonesia," katanya mengawali materi.
Bicara soal bahasa Indonesia, kata Anies adalah bahasa yang luar biasa, bahasa yang dapat menyatukan keberagaman. Katanya, kebiasaan kita untuk menggunakan banyak bahasa, tidak ditemukan di bangsa lainnya.
Tapi sayangnya, Anies melihat kosakata bahasa Indonesia belum kaya karena adanya keterbatasan. Ia menceritakan saat masih menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, melihat lema dalam KBBI masih jauh dibandingkan dengan lema bahasa negara lain.
"Maka penting untuk membuat bahasa Indonesia jadi relevan terus ke depan. Kalau kita perhatikan, kita ini punya kemampuan memperkaya bahasa dengan menyerap bahasa daerah atau istilah anak muda. Jadi kita harus buka ruang agar bahasa itu berkembang," ujar Anies.
Anies menilai cara untuk mengembangkan bahasa Indonesia adalah dengan membebaskan anak muda menggunakan bahasanya. Maka ia meminta seluruh anak muda untuk bersastra, membaca, dan menulis apapun medianya. Salah satunya media sosial.
"Jadi perluaslah bacaan, pilih karya sastra apapun sesuai minat Anda. Menulislah karena aktif menulis itu mengharuskan Anda membaca. Dengan memperkaya kebahasaan, teman-teman punya laboratorium untuk menyelesaikan masalah di Indonesia. Termasuk di lingkungan kampus, kalau negara agak melenceng, peran kampus meluruskan. Kalau negara arahnya agak keliru, maka kampus koreksi dan harus punya nyali," pesan Anies.
Ia pun menyinggung soal bagaimana pentingnya menjaga tulisan di media sosial, salah satunya X sebagai media yang jadi ruang banyak orang untuk berekspresi. "Saya lihat di Twitter atau X ya sekarang itu saya lihat ekspresinya banyak sekali. Bersastralah di situ dan usahakan kalau bersastra di situ tulislah yang baik-baik untuk dilihat di kemudian hari. Kalau Anda bersastra di situ, tapi tidak berani mengakui, nah itu masalah," celetuk Anies sambil tersenyum lebar.
"Hati-hati kedengeran lho. Tapi nggak usah lah, nggak usah hati-hati, jangan ada rasa takut di kampus," sambungnya diiringi riuh hadirin.
Di akhir, ia berpesan agar semua pihak memberikan perhatian mengenai berbahasa Indonesia untuk menumbuhkan dan memperkuat rasa cinta atas Indonesia. Sementara usai acara, saat ditanya awak media soal bahasan politik di Pilgub Jabar, Anies enggan menjawab dan hanya melemparkan senyuman.
"Saya terima kasih pada teman-teman jurnalis, karena Anda menjaga bahasa Indonesia. Karena itu saya pesan pada teman-teman jurnalis, menulis, gunakanlah kata-kata baru dari bahasa daerah untuk menggantikan bahasa asing yang diserap di bahasa Indonesia. Jadi bahasa Indonesia menyerap bahasa daerah. Teman-teman jurnalis punya kesempatan karena apapun Anda bisa tulis di situ. Jadi teman-teman punya tanggung jawab yang besar," pesannya sambil berlalu.
(aau/iqk)