Skema 'Tidak Dipilah Tidak Diangkut' Belum Maksimal di Kelurahan Kebon Jeruk

Kota Bandung

Skema 'Tidak Dipilah Tidak Diangkut' Belum Maksimal di Kelurahan Kebon Jeruk

Bima Bagaskara - detikJabar
Selasa, 29 Okt 2024 13:30 WIB
Kondisi TPS3R Kebon Jeruk di Kelurahan Kebon Jeruk, Kecamatan Andir, Kota Bandung.
Kondisi TPS3R Kebon Jeruk di Kelurahan Kebon Jeruk, Kecamatan Andir, Kota Bandung (Foto: Bima Bagaskara/detikJabar).
Bandung -

Pemerintah Kota Bandung mulai menerapkan skema 'tidak dipilah tidak diangkut' untuk menangani masalah sampah. Dengan skema itu, sampah yang tidak dipilah dari sumbernya tidak akan diangkut ke TPS.

Namun skema yang mulai berlaku pada Senin (28/10) itu belum berjalan maksimal di sejumlah tempat, salah satunya di Kelurahan Kebon Jeruk, Kecamatan Andir, Kota Bandung. Di sana, masih banyak warga yang belum memilah sampah.

Hal itu diungkapkan Danny Iskandar, Sekretaris TPS3R Kebon Jeruk. Menurut Danny, kesadaran warga untuk memilah sampah masih minim. Karena itu, dia mengharapkan ada peran pemerintah wilayah untuk mengedukasi skema yang dianggapnya sangat bermanfaat itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Belum signifikan gitu ya. Harus ada kerjasama jadi dari aparat kewilayahannya, dari wali kota, kecamatan, kelurahan, RW, RT. Jadi supaya menekan warganya memilah sampah dari sumbernya, jadi sistemnya tidak kumpul angkut buang, tapi pilah dulu baru kumpulkan baru diangkut," ucap Danny saat ditemui, Selasa (29/10/2024).

Meski begitu, Danny menyebut, sudah ada beberapa RW dan RT yang memilah sampah sendiri sebelum skema 'tidak dipilah tidak diangkut' diterapkan. Selain itu, sejumlah pedagang pasar di wilayah Kebon Jeruk juga sudah memilah sampah sendiri.

ADVERTISEMENT

"Yang sudah di sini mah dari RW 5, beberapa RT ya terus kawasan komersil yang sudah memilah sama para pedagang di sepanjang jalan belakang pasar itu sudah terpilah," ujarnya.

Menurut Danny, TPS3R Kebon Jeruk sendiri sudah lama memberlakukan tidak menerima sampah yang tidak terpilah. Adapun sampah yang diterima di TPS3R Kebon Jeruk yakni sampah organik dan anorganik yang kemudian diolah dan dipilah kembali.

TPS3R Kebon Jeruk dalam sehari rata-rata menerima 1.362,83 kilogram sampah atau 40.885 kilogram sampah sepanjang bulan September lalu. Namun sampah yang masuk kata Danny masih dalam kondisi tercampur.

"Untuk bulan September sampah yang masuk ini 40.885 kg atau setara dengan 1.362,83 kg per hari. Itu masih dalam keadaan tercampur. Kalau dipisah lagi ada organik, anorganik, residu. Organiknya sekitar 53%, anorganiknya 24%, residunya 23%," tutur Danny.

"Sampah organiknya nanti diolah lagi, ada di komposkan, ada untuk maggot sama untuk loseda. Sisanya residu dibuang yang tidak mempunyai nilai jual jual selanjutnya diangkut ke TPA Sarimukti. Jadi hanya residu yang dibuang ke Sarimukti," lanjutnya.

Dengan belum maksimalnya pemilahan sampah dari sumbernya, Danny menginginkan ada peran pemerintah wilayah untuk bersama-sama mengedukasi warga agar mulai memilah sendiri sampah minimal menjadi dua bagian yakni organik dan anorganik.

"Intinya kalau dari pengolahan sampah kuncinya dari pemilahan, harus banyak memilah. Kalau dari warganya itu sudah milah sampah, jadi otomatis sampah juga bisa tertangani dengan baik," tutup Danny.




(bba/mso)


Hide Ads