Jabar Hari Ini: Kematian 2 Pemancing di Kolam Retensi Bandung

Jabar Hari Ini: Kematian 2 Pemancing di Kolam Retensi Bandung

Tim detikJabar - detikJabar
Jumat, 11 Okt 2024 22:00 WIB
Dua geng motor pelaku begal di Bandung
Dua geng motor pelaku begal di Bandung. Foto: Wisma Putra/detikJabar
Jakarta -

Beragam peristiwa terjadi hari ini dari mulai dua orang pemancing tewas setelah memancing di Kolam Retensi Rancabolang, Gedebage, Kota Bandung dan orang hilang tewas di hutan Baok.

Berikut rangkuman Jabar hari ini:

2 Pemancing Tewas di Kolam Retensi Rancabolang Bandung

Dua orang meninggal dunia saat memancing di Kolam Retensi Rancabolang yang berada di Jalan SOR GBLA, Kelurahan Rancabolang, Kecamatan Gedebage, Kota Bandung, Kamis (10/10) malam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kasi Keselamatan Diskar PB Kota Bandung, John Erwin mengatakan, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 21.07 WIB. Adapun korban meninggal diketahui berinisial DN dan DS.

Erwin menjelaskan, saat sedang memancing, kail DN tersangkut di ranting yang berada di dalam kolam. Berupaya mengambil kail, korban justru terpeleset hingga tenggelam. Saat itu DS berupaya membantu DN, namun justru ikut tenggelam ke dalam kolam sedalam 3 meter.

ADVERTISEMENT

"Menurut keterangan saksi sekitar pukul 21.00 WIB korban sedang memancing di lokasi, kail korban DS tersangkut di ranting di dalam kolam. Korban kemudian mengambil kail yang tersangkut, saat hendak naik korban terpeleset," ujar Erwin saat dikonfirmasi.

"Korban DN mencoba menolong dan masuk ke kolam sedalam 3 meter. Tetapi kedua korban tidak kembali muncul (lagi) ke permukaan," lanjutnya.

Mendapat informasi mengenai kejadian itu, tim Diskar PB Kota Bandung langsung mengerahkan anggota untuk melakukan evakuasi. Kedua korban kemudian berhasil diangkat dari kolam dengan keadaan meninggal dunia.

"Petugas turun menggunakan tangga untuk mengevakuasi korban. Korban ditarik keluar dari kolam retensi. Korban kemudian dibawa ke RS Sartika Asih," ucapnya Erwin.

Garis polisi dipasang di lokasi kolam retensi, garis polisi itu dipasang oleh Inafis Satreskrim Polresta Bandung. Pantauan hari ini warga dilarang beraktivitas disekitar kolam retensi.

Seperti diketahui, Kolam Retensi Rancabolang ini dibangun Pemkot Bandung yang berfungsi menampung air. Kolam retensi itu, menjadi salah satu solusi pengurangan banjir di wilayah Gedebage.

Tidak banyak yang tahu kronologi lengkap dalam kejadian tersebut. Dari informasi yang diterima detikJabar, lokasi tersebut kerap dikunjungi warga untuk memancing. Selai itu, hampir di sepanjang jalan menuju SOR GBLA itu banyak kolam yang berfungsi untuk menampung air.

"Ya memang suka banyak yang mancing dan kegiatannya sampai malam, sampai larut malam," kata Agus (54), salah satu petani yang ditemui detikJabar.

"Ini kolamnya bukan tiga meter lagi, tapi empat meter, dulu bikinnya juga pakai beko," terang Agus menambahkan.

Agus menyebut, tak hanya warga sekitar Gedebage, warga luar Gedebege juga kerap memancing di lokasi itu. "Banyak ada warga Rancasari, Buahbatu, Sapan, Cileunyi juga ada," ujar Agus.

Agus cukup menyayangkan dengan adanya kejadian tersebut. Pasalnya kawasan tersebut juga kerap dikunjungi warga untuk nongkrong dan olahraga pagi. "Kalau ditutup gini kan, warga jadi nggak bisa gunakan," tambah Agus.

Agus berharap dengan adanya kejadian ini, tidak ada lagi warga yang memancing di malam hari. "Semoga jadi pelajaran aja, apalagi tadi itu malam Jumat," pungkasnya.

Eks Anggota DPR Indramayu Jadi Korban Scammer di Myanmar Ini Kronologinya

Nasib sial dialami Robiin mantan anggota DPRD Indramayu. Niat hati ingin bekerja di luar negeri demi menafkahi keluarga, dia kini terjebak dan dipaksa menjadi scammer di Myanmar.

Robiin yang merupakan mantan anggota DPRD Indramayu periode 2014-2019, tak lagi memiliki pendapatan tetap lagi, sehingga dirinya memilih bekerja ke luar negeri.

Robiin yang sedang butuh pekerjaan mendapat informasi dari salah seorang temannya tentang lowongan kerja di media sosial. Hingga akhirnya terjadi perekrutan.

"Pada saat itu suami saya melamar pekerjaan di negara Thailand untuk menjadi admin HRD PT Tekstil atau Garmen," kata Istri Robiin, Yuli Asmi (40) hari ini.

Lowongan kerja yang akhirnya diminati oleh Robiin itu ternyata berasal dari Thailand. Dalam lamarannya, Robiin melayangkan sejumlah dokumen untuk menjadi seorang admin HRD di salah satu perusahaan tekstil atau garmen.

Sekitar bulan September pada tahun 2023 lalu, Robiin lantas nekat berangkat ke Thailand. Ia terpaksa jauh dari istri dan anaknya demi mendapatkan upah yang lebih. Yaitu sekitar Rp 16 juta per bulan sesuai janji yang tertuang dalam perjanjian kerja tersebut. Bahkan, akan mendapatkan upah lebih dari bonus dan jadwal cuti.

Terlebih, iming-iming yang lebih menggiurkan bagi Robiin ketika ia mendapatkan jaminan kemudahan prosedur pemberangkatan ke luar negeri sebagai seorang pekerja.

"Suami saya berminat itu adalah akan dibuat permit kerja atau visa kerja," jelasnya.

Setiba di Thailand, sang istri dan keluarga justru tak kunjung mendapatkan hasil kerja suaminya seperti apa yang pernah dijanjikan pada saat melamar kerja. Rupanya, kondisi pahit justru dialami Robiin. Bukan bekerja sebagai admin HRD, Robiin justru dibuang ke sekitar perbatasan Myanmar.

Bahkan, Robiin selain harus bekerja selama puluhan jam, ia juga sering mendapatkan hukuman (siksaan). Apalagi, ia yang dipaksa sebagai seorang scammer dan dituntut untuk memenuhi target 100 kontak dalam sehari.

"Tidak sesuai karena saat ini bukan di negara Thailand saat ini suami saya ada di Myanmar di perbatasan dan dia dipekerjakan sebagai online scamming," ujar Yuli.

Kepala Bidang Penempatan Kerja Disnakertrans Indramayu, Asep Kurniawan memastikan pemerintah daerah akan membantu pemulangan Robiin. Upaya koordinasi baik secara lisan atau formal digencarkan kepada berbagai pihak terkait.

"Bersurat langsung dengan KBRI, Kemenlu, mungkin dengan BP2MI, Kemnaker mungkin secara by phone sudah saya koordinasi nanti," kata Asep hari ini.

Robiin diduga menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO). Disnakertrans Indramayu mengaku kesulitan untuk pertanggung jawaban dari pelaku karena terjadi di luar negeri. Apalagi, informasi lowongan kerja yang membuat Robbin pergi ke luar negeri tersebut datang dari sebuah media sosial bukan agen perseorang atau perusahaan penyalur.

"Betul itu nomor dari Thailand ya. Nah ini sulit. Kalau mungkin orang sini mungkin kita bisa telusuri. Tapi karena medsos yang secara keluarga sendiri nggak banyak mengetahui," terang Asep.

Geng Motor Penganiaya Pemuda di Bandung Ditangkap!

Polisi meringkus anggota geng motor yang begal pemuda di Bandung. Dua orang pelaku ditangkap dan satu lainnya masih buron. Kedua orang yang ditangkap yakni SAS (19) dan FG (19). Sementara pelaku yang masih buron berinisial R. Ketiganya melakukan aksi begal terhadap pemuda Bandung di Jalan BKR, pada 28 September 2024 lalu.

"Untuk tersangka SAS kita tangkap dan diamankan di rumahnya di daerah Kacapiring. SAS melakukan pemukulan dengan tangan kosong dan juga botol dan juga FG kita lakukan di rumahnya," kata Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Budi Sartono di Mapolrestabes Bandung, hari ini.

Dua pelaku dihadirkan dalam konferensi pers tersebut beserta barang bukti berupa kemeja, sepatu, helm hingga dua sepeda motor yang digunakan oleh para pelaku.

Dalam kejadian ini, korban bernama M Fahmi alami luka di muka, badan, kaki hingga tangannya. Selain itu, ponsel korban juga hilang. "Kerugian yang dialami oleh korban yaitu luka-luka di bagian muka, badan, kaki, dan tangan. Korban juga menderita kerugian material Rp 1,5 juta yaitu handphone-nya hilang," tambah Budi.

Korban dan temannya berangkat pada Jumat, (27/9) malam sekitar pukul 19.00 WIB. Dari Lembang, mereka kemudian hendak pulang Sabtu (28/9) dini hari sekitar Pukul 01.30 WIB.

"Korban atas nama Fahmi, Nabil, dan Dika itu diajak temannya untuk berkendara night ride menuju Lembang menggunakan tiga sepeda motor. Kemudian pada dini harinya atau hari berikutnya, korban pulang dari Lembang. Dan pada saat di daerah Jalan Laswi, bertemu dengan komplotan motor. Kemudian motor korban ditendang hingga jatuh," tutur Budi.

Korban dan teman-temannya kemudian bangun dan berusaha untuk meninggalkan lokasi. Korban memacu sepada motornya ke arah Jalan Peta.

Akan tetapi, petaka kembali muncul. Di sekitar Patung Ikan Jalan BKR, korban berpapasan dengan komplotan geng motor lain. Korban pun kemudian dikejar hingga akhirnya dianiaya.

"Pada saat korban sampai di Jalan BKR, ada kelompok lain dari arah Patung Ikan ke arah Buahbatu, tepatnya di Jalan BKR di depan Alfa (minimarket)," katanya.

Komplotan geng motor itu kemudian melakukan penganiayaan langsung kepada korban dan rekan-rekannya itu.

"Para pelaku langsung menghampiri korban dan melakukan pengoroyakan sehingga korban luka-luka. Jadi motifnya menurut keterangan sementara dari pihak tersangka yang telah kita amankan versi mereka bahwa mereka menyangka yang datang ke mereka adalah kelompok dari lawannya sehingga mereka langsung melakukan pengoroyokan," jelasnya.

Polisi saat ini masih memburu satu pelaku lainnya berinisial R. Pihaknya mengultimatum agar R segera menyerahkan diri ke Polsek Regol. "Nah yang DPO ini adalah yang (memukul) menggunakan stik bisbol. Maka dari itu, bagi pelaku yang masih DPO, saya harapkan menyerahkan diri ke polsek terdekat atau komunitas terdekat, karena kami akan cari terus," tegas Budi.

Dalam kasus ini, ketiga tersangka terancam hukuman penjara selama lima tahun. "Tersangka disangkakan dengan Pasal 170 dengan acaman kurungan minimal 5 tahun penjara," pungkasnya.

Sehari Ujicoba Parkir Bayar dengan QRIS di Bandung

Penerapan pembayaran parkir digital melalui QRIS di Jalan ABC, Kota Bandung dipindah secara mendadak ke Jalan Cikapundung. Padahal metode pembayaran parkir digital ini baru sehari diresmikan oleh Dinas Perhubungan Kota Bandung.

Pantauan hari ini, semua juru parkir di Jalan ABC tidak menggunakan rompi khusus bergambar QRIS yang telah dibagikan Dishub Kota Bandung. Mereka juga tampak menerima pembayaran tunai, tidak melalui digital.

Padahal sehari sebelumnya, Dishub Kota Bandung meluncurkan metode pembayaran parkir on street dengan menggunakan QRIS pada Kamis (10/10) kemarin. Metode ini diuji coba di Jalan ABC dan Jalan Banceuy.

Ucep salah seorang juru parkir di Jalan ABC mengatakan, dirinya baru diinfokan adanya pemindahan lokasi penerapan pembayaran parkir dengan QRIS pagi tadi. Ucep menyebut, seluruh rompi dan id card QRIS yang telah dibagikan ke 25 jukir di Jalan ABC.

Ucep jelaskan, penerapan pembayaran parkir dengan QRIS dipindah karena sepanjang Jalan ABC masih ada mesin parkir. Sehingga Dishub Kota Bandung menurutnya memindahkan lokasi ke Jalan Cikapundung yang tidak memiliki mesin parkir.

"Jadi parkir yang pakai QRIS itu (dipindah), sekarang kan di sini ada mesin jadi dipindah ke yang nggak ada mesin (di Jalan Cikapundung)," kata Ucep saat diwawancarai.

"Karena kalau dua-dua (cara bayarnya) lewat QRIS dan mesin bingung ngaturnya, jadi dobel. Makanya di sana gak ada mesin, dipindah ke Cikapundung," lanjutnya.

Di hari pertama penerapan kemarin, Ucep mengungkapkan hanya sedikit masyarakat yang membayar menggunakan QRIS. Menurutnya masyarakat lebih banyak membayar dengan tunai dan dengan mesin parkir.

"Konsumen itu bilang kenapa ada lagi QRIS, padahal kan ada mesin. Saya bingung jadinya ada dua ini gimana. Terus ada orang Dishub bilang katanya dipindah aja ke Cikapundung," ujarnya.

Sementara di Jalan Cikapundung, para juru parkir terlihat sudah menggunakan rompi bergambar QR code di punggungnya. Namun mereka masih menerima pembayaran dengan uang tunai.

Dikdik jukir di Jalan Cikapundung menuturkan, dirinya baru diberi kabar terkait pembayaran parkir dengan QRIS hari ini. Karena itu kata Dikdik, pembayaran masih dilakukan secara tunai.

"Baru dikasih tahu hari ini, makanya masih tunai. Paling besok mulai coba tawarin ke warga buat bayar pakai QRIS," ungkap Dikdik.

Hal senada disampaikan Engkus yang mengaku bingung dengan pembayaran parkir dengan QRIS. "Bingung jadinya, orang-orang ditanya mau bayar pakai QRIS juga bingung, makanya kebanyakan tunai semua," singkatnya.

Orang Hilang Ditemukan Tewas Mengenaskan di Hutan Baok Cirebon

Seorang pria bernama Manadi (73) yang sebelumnya dilaporkan hilang selama dua hari ditemukan tewas di Hutan Batu Baok, yang berada di Kelurahan Sumber, Kabupaten Cirebon.

Pada Jumat (11/10/2024) sekitar pukul 10.11 WIB tim SAR gabungan berhasil menemukan Manadi tergeletak di bawah tebing yang ada di hutan tersebut.

"Korban atas nama Manadi (73) telah ditemukan sejauh 670 Meter dari lokasi kejadian awal dalam keadaan meninggal dunia," kata Komandan Tim Rescue Pos SAR Cirebon, Syarief.

Setelah berhasil menemukan korban, kemudian tim SAR gabungan langsung melaksanakan evakuasi korban ke posko untuk selanjutnya dibawa ke rumah duka.

"Korban diduga terpeleset di tebing jalur air karena kondisi korban saat ditemukan kakinya tertekuk ke belakang," terangnya.

Selama proses pelaksanaan evakuasi, ia menegaskan berjalan aman dan tidak ada kendala yang siginifikan. Namun saat mobilisasi menuju arah dimana korban ditemukan, tim harus menerjang tebing terjal dan pepohonan di hutan tersebut masih sangat rimbun.

"Dengan telah ditemukannya korban maka operasi SAR dinyatakan selesai dan ditutup seluruh unsur SAR kembali ke satuannya masing-masing," pungkasnya.

(wip/sud)


Hide Ads