Kisah Abah Online Sukabumi, Tekuni Jualan Nasi hingga Beras Saset

Serba-serbi Warga

Kisah Abah Online Sukabumi, Tekuni Jualan Nasi hingga Beras Saset

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Kamis, 03 Okt 2024 14:30 WIB
Jejen Jaenudin (54), yang akrab dipanggil Abah Online
Jejen Jaenudin (54), yang akrab dipanggil Abah Online. Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar
Sukabumi -

Jejen Jaenudin (54), yang akrab dipanggil Abah Online, warga Kampung Badak Putih RT 4 RW 9, Kelurahan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, dikenal berkat inovasi usahanya yang kreatif.

Sebutan 'Abah Online' berasal dari kebiasaannya menjual nasi paket lewat chat di aplikasi perpesanan. Kini, selain nasi, Jejen juga menjual beras sasetan dengan nama 'Saliweuteun'. Beras ini dikemas dalam saet 300 gram dan dijual seharga Rp 5 ribu.

"Sebutan Abah Online itu karena banyak pelanggan yang pesan nasi lewat online, meskipun banyak aplikasi ojek online, mereka lebih suka langsung pesan ke saya. Makanya, sampai sekarang sebutan itu jadi kebiasaan," kata Jejen kepada detikJabar, Rabu (2/10/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jejen sendiri membuka usaha warung nasi di rumahnya. Namun, entah mengapa, pelanggan lebih memilih tetap memesan lewat aplikasi pesan. Selepas berjualan masakan, Jejen kemudian mengembangkan bisnis beras dengan target pasar kalangan backpacker.

Menurut Jejen, ide menjual beras dalam kemasan kecil ini muncul karena banyak orang yang mengalami kesulitan menakar beras untuk kebutuhan saat liburan, terutama saat memasak alias ngaliwet di pinggir pantai atau lokasi wisata pegunungan. Menurutnya, sering kali orang menggunakan beras terlalu banyak atau terlalu sedikit, sehingga tak jarang nasi terbuang sia-sia. Dengan beras 'Saliweuteun', masalah ini bisa diatasi karena takaran 300 gram ini pas untuk 2 hingga 3 porsi makan.

ADVERTISEMENT

"Sering kali, banyak orang yang bingung soal takaran beras. Kadang kebanyakan, kadang malah kurang. Akibatnya, nasi yang dimasak jadi terbuang sia-sia. Saya berpikir, kenapa tidak buat beras yang takarannya sudah pas untuk sekali makan. Dari situ tercetus ide 'Saliweuteun'," jelas Jejen.

Beras yang dijual Jejen berasal dari petani di Kampung Loji, yang terkenal dengan kualitas berasnya yang pulen dan lezat. Jejen juga telah mengantongi izin usaha dari Kementerian Investasi dan Penanaman Modal, sehingga produknya dapat dipasarkan secara luas.

"Beras ini kualitasnya bagus, berasal dari petani lokal di Kampung Loji. Selain itu, saya juga sudah punya izin usaha, jadi bisa lebih tenang dalam memasarkan ke mana-mana," tambahnya.

Dalam seminggu, Jejen memproduksi hingga 1 ton beras 'Saliweuteun' untuk memenuhi permintaan pasar. Produk ini banyak diminati oleh wisatawan yang berkunjung ke lokasi wisata gunung dan pantai di sekitar Kabupaten Sukabumi.

Nama 'Saliweuteun' sendiri memiliki makna 'sekali ngaliweut', di mana satu kantong beras ini cukup untuk memenuhi kebutuhan makan 2 hingga 3 orang. Beras ini cocok untuk mereka yang sedang berkemah, menginap, atau bagi anak kos yang ingin memasak nasi dalam jumlah yang tepat tanpa khawatir terbuang sia-sia.

"Beras ini memang dibuat khusus untuk memudahkan. Mereka yang sedang camping, atau anak kos yang masak secukupnya, bisa pakai ini. Tak perlu khawatir nasi kebanyakan dan terbuang," tutup Jejen.

(sya/sud)


Hide Ads