Keluarga Cium Kejanggalan soal Penyebab Kematian Sri Erni di Suriah

Keluarga Cium Kejanggalan soal Penyebab Kematian Sri Erni di Suriah

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Selasa, 01 Okt 2024 09:11 WIB
Isi percakapan Erni dengan keluarga via Whatsapp
Isi percakapan terakhir Erni dengan keluarga via Whatsapp (Syahdan Alamsyah/detikJabar)
Sukabumi -

Sri Erni Juniarti (42), warga asal Kampung Cimaja, Desa Cimaja, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi, dikabarkan meninggal dunia di Suriah. Penyebab kematian ibu tiga anak ini memicu kecurigaan keluarganya. Informasi terbaru mengenai penyebab kematiannya diterima dari Kementerian Luar Negeri (Kemenlu).

Bambang Permadi (34), keponakan almarhumah, menerima surat dari Kemenlu pada Sabtu (28/9/2024). Surat tersebut berisi penjelasan penyebab kematian Erni yang justru semakin membuat keluarga bingung.

"Kabar pertama yang saya terima dari Pak Baehaki, pihak Kemenlu, mengatakan bahwa Sri Erni meninggal dunia pada tanggal 14 karena pecah pembuluh darah akibat terjatuh saat bekerja. Terbaru, saya menerima surat dari Kemenlu yang menyatakan bahwa Sri Erni meninggal akibat pecah pembuluh otak karena tekanan darah tinggi yang parah dan tidak sempat ditangani atau diobati dengan baik," kata Bambang kepada detikJabar, Selasa (1/10/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bambang menambahkan bahwa di hari sebelum meninggal, Sri Erni sempat curhat melalui pesan WhatsApp bahwa ia dianiaya oleh majikannya.

"Mbak Sri pernah bilang kalau dia dipukul majikannya pakai panci di kepala hingga berdarah. Ini yang membuat kami semakin yakin ada yang janggal dengan kematiannya," ungkap Bambang.

ADVERTISEMENT

Bambang menunjukkan surat dari Kemenlu yang memiliki kop resmi dengan logo dan tulisan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. Surat itu bersifat terbatas dan memuat informasi termasuk kronologi kematian Sri Erni.

"Ini sangat janggal karena setahu saya, Mbak Sri selama hidupnya tidak memiliki riwayat tekanan darah tinggi. Harapan kami agar ini diusut tuntas, dan hak-hak almarhum bisa dipenuhi karena dia meninggalkan tiga anak yang masih kecil," ujar Bambang.

Sementara itu, Laras Pratiwi, adik dari Bambang, menyebut almarhumah terakhir kali berkomunikasi pada tanggal 14 September 2024, sekitar pukul 16.08 WIB. Dalam surat dari Kemenlu disebutkan bahwa Sri Erni meninggal dunia pada hari yang sama, sekitar pukul 16.30 waktu setempat.

Berdasarkan pengecekan detikJabar, pukul 16.30 waktu Suriah berarti pukul 20.30 WIB di Indonesia, mengingat ada selisih waktu 4 jam antara Suriah dan Indonesia. Suriah berada di zona waktu EEST (Eastern European Summer Time) atau UTC+3, sementara Sukabumi berada di zona waktu WIB (Waktu Indonesia Barat) atau UTC+7.

"Setelah pukul 16.08 WIB, Mbak Sri menghilang, tidak ada lagi pesan atau komunikasi," tutur Laras.

"Saya sangat syok mendengar kabar itu, apalagi setelah mendengar dari kakak (Bambang) bahwa terakhir kali Mbak Sri diduga disiksa. Beberapa hari kemudian, kami mendapat kabar bahwa ia meninggal dunia," tambah Laras.

Penjelasan Kematian Erni Versi Kemenlu

Dilihat detikJabar Selasa (1/10/2024), surat tersebut ditandatangani oleh Fajar Nuradi, Pelaksana Harian (Plh) Direktur Pelindungan WNI Kementerian Luar Negeri. Sri Erni Santi yang berasal dari Kampung Cimaja, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi, ia meninggal dunia pada 14 September 2024 setelah mengalami sakit kepala hebat dan pingsan saat bekerja di rumah majikannya.

Meski telah mendapatkan pertolongan pertama dan pemeriksaan oleh dokter, nyawa Sri tidak terselamatkan. Dalam surat tersebut dijelaskan bahwa hasil pemeriksaan forensik di Rumah Sakit Al-Qardaha, Lattakia, menunjukkan penyebab kematiannya adalah pendarahan hebat di otak yang menyebar ke ventrikel otak. Kondisi ini diduga dipicu oleh tekanan darah tinggi yang parah atau pecahnya aneurisma otak yang tidak tertangani.

"KBRI Damaskus telah melakukan konfirmasi langsung dengan mendatangi rumah majikan almarhumah. Berdasarkan informasi yang diperoleh, almarhumah sering mengeluhkan sakit kepala sebelum peristiwa tersebut terjadi," demikian tertulis dalam surat tersebut.

Erni, Pekerja Migran asal Cimaja tewas di Suriah. Korban disebut mengalami kecelakaan saat bekerja di rumah majikannya.Erni, Pekerja Migran asal Cimaja tewas di Suriah. Korban disebut mengalami kecelakaan saat bekerja di rumah majikannya. Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar

Kementerian Luar Negeri RI melalui Direktorat Pelindungan WNI telah menghubungi keluarga almarhumah di Indonesia dan meminta agar segera mengurus Surat Izin Pemakaman Jenazah di Suriah atau pengurusan pemulangan jenazah ke Indonesia.

Masih di surat itu pihak Kemenlu dan KBRI Damaskus juga menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga Sri Erni Santi Juniarti dan berharap keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dalam menghadapi musibah ini.

Sri Erni Santi diketahui lahir di Sukabumi pada 14 Juni 1982 dan bekerja di Suriah sejak beberapa tahun terakhir. Jenazahnya saat ini berada di Rumah Sakit Al-Qardaha untuk pemeriksaan lebih lanjut sebelum pemakaman atau pemulangan dilakukan

(sya/yum)


Hide Ads