Pesan Erni Pekerja Migran Sukabumi Sebelum Meninggal di Suriah

Pesan Erni Pekerja Migran Sukabumi Sebelum Meninggal di Suriah

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Sabtu, 28 Sep 2024 20:00 WIB
Erni, Pekerja Migran asal Cimaja tewas di Suriah. Korban disebut mengalami kecelakaan saat bekerja di rumah majikannya.
Erni, Pekerja Migran asal Cimaja tewas di Suriah. Korban disebut mengalami kecelakaan saat bekerja di rumah majikannya. (Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar)
Sukabumi -

Jamilah (60), tak kuasa menahan tangis saat mengenang sosok Sri Erni Juniarti (42), adik misannya yang sudah dianggap seperti anaknya sendiri. Perempuan yang akrab disapa Erni itu meninggal dunia di Suriah saat bekerja di rumah majikannya.

Ditemui detikJabar di kediamannya, Kampung Cimaja, Desa Cimaja, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi, Jamilah mengaku bahwa kabar kematian hingga dugaan penyiksaan yang dialami Erni sempat dirahasiakan oleh anak-anaknya.

"Mereka sempat merahasiakan hal ini, katanya takut saya kenapa-kenapa. Karena bagi saya, Erni sudah seperti anak sendiri," ungkap Jamilah lirih kepada detikJabar, Sabtu (28/9/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sambil menarik ujung jilbab, Jamilah mengusap air mata yang mulai mengalir di sudut matanya. Ia bercerita Erni telah bersamanya sejak kecil, hingga menikah dan memiliki empat anak. Seluruh anak Erni juga dirawat Jamilah.

"Anaknya ada empat, tapi yang besar sempat sakit. Waktu itu mau berobat, tapi ada tunggakan BPJS. Saya bayarkan sampai menjual perhiasan senilai Rp 3 juta, namun akhirnya anaknya yang besar itu meninggal dunia di rumah sakit. Sekarang tinggal tiga anaknya," tutur Jamilah, tangannya sibuk menyeka air mata yang terus mengalir.

ADVERTISEMENT

Jamilah juga menceritakan saat Erni berangkat ke Suriah, yang baru mengabari keluarga setelah 8 bulan. "Saat itu saya sampaikan kalau ibunya sudah meninggal dunia, kami menangis ditelepon," tambahnya.

Nada suara Jamilah berubah saat menceritakan penderitaan yang dialami Erni di rumah majikannya. Erni sempat bercerita bahwa dirinya sering dianiaya, dan bahkan jatah makanan yang diterima pun sangat sedikit.

"Setelah telepon terakhir itu, beberapa bulan kemudian dia menelepon lagi. Katanya, 'doain mbak, saya sering disiksa sama majikan, yang perempuan galak, yang laki-laki tidak. Makan juga dikasih sedikit,'" cerita Jamilah dengan suara bergetar.

Kini, Jamilah berharap pemerintah segera memulangkan jenazah almarhumah Erni beserta hak-haknya sebagai pekerja migran.

"Saya sangat berharap jenazah almarhumah segera dipulangkan ke kampung halamannya untuk dimakamkan. Selain itu, hak-hak almarhumah selama bekerja juga harus diberikan kepada anak-anaknya di sini," pungkasnya.

Sri Erni Juniarti, warga asal Kampung Cimaja, Desa Cimaja, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi, dilaporkan tewas di Suriah. Keluarga berharap jasad korban bisa segera dipulangkan.

Informasi yang dihimpun detikJabar menyebutkan, Erni berangkat ke Suriah pada tahun 2022. Sejak keberangkatannya, ia baru mengabari pihak keluarga 8 bulan kemudian. Erni meninggalkan seorang suami dan tiga orang anak.

"Berangkatnya tahun 2022, tepatnya kapan tanggal dan bulannya saya kurang tahu. Dengan keluarga saya, dia tidak pamitan, hanya ke keluarga ibunya. Saya sendiri baru tahu bahwa dia di Suriah setelah setahun keberangkatannya," kata Bambang Permadi (34), keponakan Erni, kepada detikJabar, Sabtu (28/9/2024).

Respons DPRD Kabupaten Sukabumi

Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi, Budi Azhar, turut menyampaikan keprihatinannya atas kematian Sri Erni Juniarti. Ia juga mendesak pemerintah segera memulangkan jenazah dan mengusut tuntas dugaan kekerasan yang dialami Erni.

"Atas nama pemerintah Kabupaten Sukabumi, saya mengucapkan belasungkawa yang mendalam atas meninggalnya saudari Sri Erni Juniarti. Kejadian ini tentu sangat memilukan, apalagi ada dugaan bahwa almarhumah mengalami penyiksaan di tempat kerjanya," ujar Budi Azhar kepada detikJabar, Sabtu (28/9/2024).

Budi meminta agar pihak terkait, baik Kementerian Luar Negeri maupun KBRI di Suriah, segera mengambil tindakan untuk menyelidiki kematian Erni secara menyeluruh.

Ia juga mendesak agar hak-hak Erni sebagai pekerja migran segera disalurkan kepada keluarganya yang ditinggalkan. Informasi yang diterima Budi, almarhumah meninggalkan suami dan tiga orang anak.

"Kami meminta pemerintah bergerak cepat untuk memulangkan jenazah almarhumah. Selain itu, hak-hak almarhumah selama bekerja harus segera diberikan kepada keluarganya, terutama untuk masa depan anak-anak yang ditinggalkannya," tegasnya.

Budi juga berharap kejadian ini menjadi pelajaran bagi pemerintah untuk lebih memperketat pengawasan dan perlindungan terhadap pekerja migran Indonesia, agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.

(sya/orb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads