Karyawan Dipecat gegara Tolak Permintaan Bos, Endingnya Epik

Video Kabar Internasional

Karyawan Dipecat gegara Tolak Permintaan Bos, Endingnya Epik

Hestianingsih Hestianingsih - detikJabar
Minggu, 29 Sep 2024 06:00 WIB
Ilustrasi karyawan
Ilustrasi karyawan (Foto: Freepik/freepik)
Bandung -

Menjadi seorang karyawan bukan lah sesuatu yang mudah. Terkadang harus menanggung beban pekerjaan dari rekan kerja yang tak profesional, sampai menerima pekerjaan mendadak.

Namun terkadang ada juga perintah dari atasan yang tak sesuai job desk, yang dimana seorang karyawan boleh saja menolaknya. Namun, lain cerita dengan karyawati ini yang justru dipecat karena menolak perintah semena-mena dari atasannya.

Mengutip dari wolipop, kisah ini diunggah di media sosial Xiaohongshu dan memicu reaksi netizen. Wanita yang hanya diketahui bermarga Lou ini adalah karyawan baru di sebuah institusi pendidikan. Lou bercerita bahwa atasannya, wanita bermarga Liu, memintanya membawakan kopi Americano panas dan sebutir telur untuk sarapan setiap pagi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak hanya itu, Liu juga kerap memaksa Lou untuk selalu menyiapkan sebotol air minum di mejanya. Lou yang merasa perintah itu tidak sesuai dengan tugasnya, menyampaikan protes di grup chat karyawan, membuatnya ditegur admin.

Tak lama kemudian, dia dipecat HRD dan diberitahu tidak akan menerima kompensasi apa pun. Perlakuan perusahaan yang tidak masuk akal membuatnya merasa tidak berdaya. Lou pun meminta atasannya mengganti biaya yang sudah dia keluarkan untuk membeli kopi, telur dan air minum kemasan.

ADVERTISEMENT

Kisah Lou menarik perhatian publik dan menuai kecaman. Banyak yang membela Lou dan meminta perusahaan tersebut memenuhi hak-haknya sebagai karyawan.

"Bos ini memperlakukan bawahannya seperti asisten bebas, tidak etis dan merupakan penindasan," ujar salah satu netizen.

"Lou menunjukkan keberanian yang signifikan dengan mengungkap perilaku bosnya."

Keluhan Lou akhirnya diperhatikan perusahaan setelah kisahnya viral. Seperti dikutip dari South China Morning Post, perusahaan tersebut merilis pernyataan bahwa atasan Lou telah diberhentikan karena menyalahgunakan wewenang dan memaksa bawahan membantu urusan pribadinya.

Wang, kepala HRD, mengatakan bahwa pemecatan Lou semata-mata adalah keputusan Liu dan tidak sejalan dengan kebijakan perusahaan. Sementara itu, Lou mendapatkan kembali pekerjaannya dan melanjutkan tugas-tugas rutinnya, meskipun masih belum pasti apakah dia akan menerima kompensasi.

Pengalaman Lou merupakan satu dari banyak kasus bullying yang marak terjadi di China. Survei pada tahun 2020 yang dilakukan Zhilian Zhaopin, sebuah perusahaan perekrutan di China, mengungkapkan bahwa 64% karyawan pernah mengalami perundungan di tempat kerja.

Berbagai bentuk intimidasi yang umum termasuk dipaksa melakukan tugas-tugas yang tidak masuk akal, pelecehan verbal, hingga pelecehan seksual.

Artikel ini telah tayang di wolipop

(yum/yum)


Hide Ads