Keceriaan nampak terlihat di tenda pengungsian korban gempa Kertasari, Kabupaten Bandung. Meski berada di ruang terbatas, mereka tampak bahagia.
Suasana itu tercipta saat trauma healing yang dilakukan oleh relawan Kementerian Sosial (Kemensos) pada Rabu (25/9/2024). Dalam kesempatan itu, Menteri Sosial (Mensos) Syaifullah Yusuf atau Gus Ipul ikut meninjau.
Suasana hangat dan penuh riang gembira tampak saat anak-anak bernyanyi hingga bermain game. Tak telihat raut kesedihan di wajah anak-anak tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu yang menarik perhatian kala anak-anak menyanyikan lagu berjudul 'Manuk Dadali' yang liriknya diganti dengan lirik tentang mitigasi bencana alam.
Suasana kian riang saat salah satu anak bernama Abizar (10) dengan berani meminta untuk bernyanyi sendirian. Di hadapan Gus Ipul, Abizar langsung mengambil microfon dan kembali menyanyikan lagu tersebut.
"Lamun aya gempa dijaga mastakana, lamun aya gempa nyumput ka kolong meja, lamun aya gempa jauhan anu bahaya, lamun aya gempa lumpat ka nu luasan," kata Abizar saat menyanyi dihadapan Gus Ipul.
Setelah itu Gus Ipul meminta Abizar menyanyikan kembali lagu tersebut dalam bahasa Indonesia. Pasalnya dirinya tidak mengerti bahasa sunda. Namun Abizar tidak sanggup memyanyikan lagu tersebut dalam bahasa Indonesia.
Kemudian dari pojok kerumunan ada seorang anak wanita berkerudung, Oktaviana (11) yang mengacung dan menyanggupi permintaan Gus Ipul tersebut. Dirinya langsung tampil ke depan dihadapan Gus Ipul.
"Kalau ada gempa dijaga kepalanya, kalau ada gempa ngumpet ke kolong meja, kalau ada gempa menjauh yang bahaya, kalau ada gempa lari ke tempat luas," ucap Oktaviana.
Gus Ipul memuji lagu tersebut yang merupakan lagu manuk dadali.Dia pun melihat para korban masih riang gembira meski diselimuti duka.
"Hebat lagu itu. Lagu judulnya manuk dadali. Bagus sekali bisa mengajak berbahagia walau dalam kesedihan," katanya.
Gus Ipul mengatakan, di wilayah Indonesia terdapat daerah yang rawan terjadi bencana seperti banjir, longsor, hingga gempa bumi.
"Itu semua adalah hal-hal yang kita pahami supaya kita tahu dengan baik. Kalau ada apa-apa kita bisa mengantisipasi melakukan sesuatu penyelamatan diri," ujar Gus Ipul.
Dia menambahkan saat ini terdapat ribuan rumah yang mengalami kerusakan akibat gempa bumi tersebut. Beberapa fasilitas umum juga turut mengalami kerusakan.
"Kita telah melaksanakan berbagai rehabilitasi, rumah yang rusak keseluruhan ada sekitar 6126 rumah. Jumlah tersebut ada yang masuk kategori rusak berat, rusak sedang, dan rusak ringan. Ada juga yang rusak sarana pendidikan, puskesmas, kecamatan, hingga rumah ibadah," ucapnya.
Gus Ipul berjanji kepada para masyarakat yang terdampak akan terus memberikan bantuan bagi masyarakat. Hal tersebut akan diberikan selama masa tanggap darurat.
"Insyaallah secara bersama-sama pemerintah akan memberikan dukungan dan akan berbagai ada BNPB, Kemensos, Pemprov, Pemkab. Masih dalam kedaruratan masih dalam kebutuhan logistik," bebernya.
Beri Bantuan Rp 3 Miliar
Kemensos menyalurkan sejumlah bantuan senilai Rp 3 Miliar ke korban gempa bumi. Bantuan tersebut diberikan untuk keperluan korban terdampak gempa bumi.
Gus Ipul mengatakan, santunan tersebut diberikan kepada orang yang meninggal dunia dan yang mengalami luka berat. Kemudian uangbtersebut digunakan untuk operasional keperluan area yang terdampak.
"Jadi itu yang kita keluarkan untuk keperluan disini, tapi yang Rp 3 miliar lebih tadi itu untuk baper stok yang terdampak. Mulai dari hari pertama sampai sekarang secara keseluruhan," ujarnya.
Menurutnya bantuan tersebut diberikan untuk jangka waktu selama tanggap darurat selama dua pekan. Kemudian setelah tanggap darurat akan kembali dihitung secara bersama-sama.
"Kita asesmen lagi apa yang paling dibutuhkan, yang jelas tidak akan ditinggal, yang jelas setelah 14 hari tidak akan ditinggal, nanti ada masa rehabilitasi atau masa pemulihan itu akan diteruskan," katanya.
Pihaknya menjelaskan, saat ini pemerintah pusat dan daerah tengah fokus dalam mengurusi rumah yang mengalami kerusakan. Pasalnya mereka membutuhkan tempat tinggalnya bisa kembali pulih.
"Saya bersyukur bahwa penanganan kolaboratif, penanganan bersama ini berjalan dengan baik. Saya mencoba dengarkan dari para bapa ibu yang kebetulan menginap di tenda-tenda selter ini. Saya ingin mendengarkan betul apa yang menjadi keluhan," jelasnya.
(dir/dir)