Pawai kendaraan hias dalam rangka Hari Jadi Kota Bandung (HJKB) ke-214 berlangsung meriah. Namun, kegiatan ini menyisakan permaslahan karena sebagian warga yang menyaksikan pawai itu membuang sampah sembarangan.
Selain dibersihkan petugas Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung, relawan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bandung Arfi Rafnialdi-Yena Iskandar turut andil membersihkan sampah dengqn cara menyapu dan memungut sampah di jalur yang digunakan sebagai rute pawai tersebut.
Melalui kegiatan ini, diharapkan dapat membantu petugas DLH dalam membersihkan kembali ruang manfaat jalan (rumaja) maupun ruang milik jalan (rumija).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arfi Rafnialdi atau karib disapa Kang Arfi mengatakan, apa yang dilakukannya bersama para relawan demi membuat Kota Bandung tetap bersih dari sampah meski selepas acara timbulan sampah tak bisa terhindarkan.
"Relawan Arfi-Yena ikut dalam kebahagian dari penyelenggaraan acara juga merayakan Hari Jadi Kota Bandung. Sebagaimana halnya pesta yang ada piring kotor selepas pesta, tiap penyelenggaraan acara ada potensi timbulan sampah. Kami menyapu dan memungut sampah dengan harapan memelihara kebersihan selepas acara, juga membantu para petugas dari DLH," kata Kang Arfi di sela kegiatan menyapu dan memungut sampah di Taman Sejarah, Kota Bandung, Minggu (15/9/2024).
Bersama relawannya, Kang Arfi mengi tari Jalan Merdeka yang menjadi titik yang banyak didatangi warga. Pada titik itu juga, sampah yang dibuang sembarangan dibersihkan dirinya bersama 30 relawan yang hadir.
Bakal calon Wali Kota Bandung dari Partai Golkar itu melihat, kebanyakan sampah di Jalan Merdeka berupa plastik serta kemasan makanan. "Ada juga stirofoam. Barangkali, stirofoam itu bagian dari dekorasi kendaraan hias peserta pawai yang terlepas atau terkelupas," ucap Arfi.
![]() |
Kang Arfi mengungkapkan, boleh jadi masyarakat yang menyaksikan pawai meletakkan kemasan makanan maupun minuman di trotoar atau tepi jalan karena kesulitan menemukan tempat sampah.
"Bukan berarti tak ada tempat sampah. Untuk kondisi sehari-hari, (ketersediaan) tempat sampah mencukupi. Namun, saat ada acara atau kegiatan, perlu disiapkan ekstra tempat sampah," ungkap Kang Arfi.
Tak hanya memungut sampah yang bertebaran di jalan, Kang Arfi sempat meninjau drainase di Jalan Merdeka yang dekat dengan persimpangan Jalan Aceh. Drainase itu berkondisi penuh sampah, terdiri atas plastik, daun, serta botol kemasan minuman.
"Drainase kota mesti berfungsi baik, jangan sampai kelihatan rapi dan bersih dari luar, tapi pabalatak (berantakan) di dalam. Fungsional merupakan hal utama. Sementara itu, sampah beserta sedimen lumpur menyebabkan kapasitas drainase berkurang," terang Kang Arfi.
Melihat permasalahan ini, Kang Arfi siap memeriksa kondisi jaringan drainase yang ada di Kota Bandung, kemudian menetapkan skala prioritas penanganan. Kriteria penetapan prioritas, di antaranya drainase yang kerap meluap kemudian menggenangi jalan.
"Drainase yang berada di area aktivitas jasa pariwisata juga perlu jadi prioritas penanganan. Hal utama, memastikan saluran air tak tersumbat sampah maupun sedimen, apalagi vegetasi di daerah berkurang. Berkurangnya vegetasi menyebabkan daya penyerapan air menurun di daerah hulu. Dampaknya, run off (air larian) berikut lumpur yang terbawa ke cekungan Bandung tambah besar. Saya alumnus Teknik Sipil, di (bidang) air pula, tentu sangat memerhatikan perbaikan dan peningkatan sistem," ucap Kang Arfi.
Pada sela-sela kegiatan, Kang Arfi menyapa dan berbincang dengan sejumlah warga yang tengah berekreasi di Taman Sejarah. Saat itu, Kang Arfi juga menyerap aspirasi dari para warga.
(wip/orb)