Depresi Anak Kembar Tasik yang Viral gegara Terciduk Intip Wanita

Jabar Sepekan

Depresi Anak Kembar Tasik yang Viral gegara Terciduk Intip Wanita

Tim detikJabar - detikJabar
Senin, 16 Sep 2024 08:00 WIB
ilustrasi anak depresi
ilustrasi anak depresi. Foto: iStock
Tasikmalaya -

Dua anak kembar asal Kabupaten Tasikmalaya, mengalami depresi usai videonya viral di media sosial. Wajah dan kelakuan mereka disebarkan oleh seorang perempuan yang diduga pengguna TikTok terkenal (tiktokers).

Anak kembar itu kemudian bukan cuma jera karena diduga berbuat nakal, tapi bahkan mengalami syok sampai depresi. Mereka enggan pergi ke luar rumah apalagi masuk sekolah. Akhirnya, kasus berbuntut panjang sebab rupanya perlakuan perempuan itu masuk dalam ranah perundungan atau bullying.

Kejadian ini berawal saat seorang perempuan itu, melintasi kampung. Dia meminta ditunjukkan toilet kepada anak laki-laki yang tengah bermain.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah itu, mereka terpergok mengintip perempuan tersebut. Hal itu, mengundang amarah dari sang perempuan yang memarahi sambil merekam wajah sang anak.

Dilihat detikjabar, tampak dua orang anak yang sempat diceramahi sempat mengajukan permohonan maaf dengan merapatkan kedua tangan. Namun, perekam malah mengancam dan meledek sang anak.

ADVERTISEMENT

Dalam video yang beredar, kedua anak ini sempat menyampaikan permohonan maaf pada perekam yang terdengar bersuara perempuan muda. Meski menengadahkan kedua tangan di dada, anak-anak itu justru dimarahi dan diancam. Alih-alih mencari orang tua anak tersebut, tetapi sang perempuan malah membagikan video tersebut ke media sosial.

Ketua KPAID Kabupaten Tasikmalaya Ato Rinanto menyayangkan aksi tersebut. Sebab meskipun anak sudah meminta maaf, bukannya perempuan itu menegur ke orang tua malah menyebarkan videonya.

"Jadi berdasarkan pengakuan tim kami di lapangan, ada seorang perempuan lewat ke jalur desa dan berhenti di masjid hendak mau buang air kecil. Perempuan meminta anak-anak yang sedang bermain dengan teman-temannya untuk menunjukkan toilet, dan ditunjukkan lah oleh si anak tersebut. Ketahuan lah sama perempuan itu dan dimarahi sambil divideo. Anak kecil itu sudah meminta maaf terlihat di video juga, namun perempuan tetap memvideonya," kata Ato

"Kami mendapat informasi bahwa ada peristiwa yang kami kategorikan perundungan terhadap anak, ini di Kabupaten Tasikmalaya," sambungnya.

Imbas viralnya mereka, psikologis anak tersebut menjadi terganggu. Seorang anak kerap meracau dan alami tekanan psikis hingga enggan sekolah.

"Kami sayangkan sampai diviralkan yang akhirnya ini menyebabkan anaknya tertekan psikisnya. Kita akan dampingi anak. Tentunya juga kita akan usut pelakunya yang dengan sengaja memviralkan ini hingga masuk kategori perundungan," kata Ato.

Rupanya, anak yang diviralkan itu ternyata anak kembar. Orang tua dan korban mendatangi kantor KPAI untuk meminta perlindungan dan pendampingan hukum. Kedua anak juga mendapatkan pemulihan psikologis pasca kenakalannya diviralkan.

"Dua-duanya alami tekanan psikologis, perlu kita pulihkan. Mereka nggak mau keluar rumah nggak mau sekolah karena malu video disebarkan. Orang tuanya juga kaget," kata Ato.

Sampai saat ini, Satgas KPAI masih mendalami kasus perundungan tersebut. Mereka menemukan indikasi adanya kesengajaan dalam merekam, mengunggah, hingga menyebarkan video terkait kejadian tersebut.

"Terkait viralnya video yang berujung dugaan perundungan, kami menemukan indikasi terduga pelakunya adalah tiktokers, identitas kami dapatkan. Ada dugaan perundungan dengan sengaja dan direkam oleh akun yang diduga milik pelaku, kami dan keluarga akan melakukan proses hukum ke Polres Tasikmalaya Kota," kata Ato Rinanto, Ketua KPAI Kabupaten Tasikmalaya kepada detikJabar, Kamis (12/9/2024).

Dalam video yang viral, meskipun ada tuduhan pengintipan, KPAI meyakini bahwa kedua anak kembar tersebut tidak melakukan tindakan lebih jauh. Anak-anak itu tidak melihat organ intim perempuan yang mengaku sebagai korban.

"Anak tersebut diduga melakukan pengintipan dalam tanda kutip, namun setelah kami dalami tidak mungkin juga anak ini mengintip. Kalau pun terjadi pengintipan anak tidak melihat apa yang diasumsikan secara utuh," kata Ato.

Keluarga korban pun bersama KPAI berencana akan melaporkan kasus ini pada Kepolisian. "Kami akan laporkan ke Polisi dan KPAI akan siap mendampingi. Kami akan lakukan langkah tercepat dalam penyelamatan anak. Utamanya pemulihan psikologisnya supaya anak kembali normal," kata Ato.

(aau/sud)


Hide Ads