Teror Kawanan Monyet yang Bikin Resah Kampung Cimerak Tasik

Teror Kawanan Monyet yang Bikin Resah Kampung Cimerak Tasik

Faizal Amiruddin - detikJabar
Rabu, 11 Sep 2024 16:25 WIB
Kampung Cimerak Kelurahan Sukaasih Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya yang jadi sasaran kawanan monyet.
Kampung Cimerak Kelurahan Sukaasih Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya yang jadi sasaran kawanan monyet. (Foto: Faizal Amiruddin/detikJabar)
Tasikmalaya -

Warga Kampung Cimerak Kelurahan Sukaasih Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya dilanda keresahan akibat serangan kawanan monyet ekor panjang. Konflik satwa dan manusia itu sudah terjadi dalam beberapa tahun terakhir.

Banyak kerugian yang dialami oleh masyarakat, termasuk seorang warga yang mengalami patah tulang akibat terjatuh saat dikejar monyet jenis ekor panjang ini.

Serangan satwa bernama latin macaca fascicularis itu terjadi di 5 wilayah RW yang ada di perkampungan dekat jembatan sungai Ciloseh Jalan Lingkar Utara Kota Tasikmalaya itu. Dampak terparah dirasakan oleh warga yang rumahnya dekat ke bantaran sungai Ciloseh.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Monyet-monyet itu menyelinap masuk ke rumah warga dan menjarah makanan. Warga pemilik warung juga tak luput jadi sasaran empuk.

Selain itu serangan monyet juga melanda kebun milik warga, sehingga menyebabkan lahan perkebunan tak lagi produktif. Masyarakat lebih memilih membiarkan lahannya tak diurus ketimbang merugi akibat dijarah monyet.

ADVERTISEMENT

"Yang sampai celaka itu saudara saya, namanya Oing Rohimah, usianya sekitar 60 tahun," kata Maman Ketua RT 02 Cimerak, Rabu (11/9/2024).

Menurut Maman saat itu Oing dikejutkan dengan suara mencurigakan di dapur rumahnya. Saat hendak diperiksa, Oing kaget karena monyet sudah masuk ke rumahnya. Oing mencoba menghalau, tapi monyet malah menyerang. "Dia lari karena dikejar monyet, nah saat itu terjatuh sehingga bagian pergelangan kakinya patah," kata Maman.

Maman membenarkan serangan monyet sudah cukup meresahkan warganya. Sehingga dia berharap pemerintah atau dinas terkait turun tangan.

"Harapannya ada perhatian dari pemerintah. Ya minimal kita diedukasi bagaimana caranya menyiasati masalah ini," kata Maman.

Dia mengaku tak sampai hati jika harus membinasakan monyet-monyet itu. "Bisa saja diracun atau ditembak, tapi kita nggak sampai hati. Ya mungkin dari orang yang ahli ada caranya supaya monyet tidak mengganggu," kata Maman.

Oja (60) salah seorang warga mengaku sudah tak mengurus lagi petakan kebun miliknya di bantaran sungai Ciloseh.

"Mau tanam singkong juga, belum apa-apa sudah dirusak. Yang punya pohon rambutan, petai, mangga juga sudah nggak pernah merasakan panen lagi. Selalu habis," kata Oja.

Akibat situasi itu dirinya mengaku memilih membiarkan kebunnya tak digarap lagi. "Ya buat apa digarap juga, malah rugi. Ini sudah berlangsung sekitar 5 tahun," kata Oja.

Lain lagi cerita Ani, salah seorang pemilik warung yang sempat rugi akibat dijarah monyet.

"Awalnya datang seekor, tak lama berdatangan. Ya takut atuh, saya masuk ke rumah, eh langsung mereka mengambil makanan. Roti, kerupuk, ah semua saja digondol," kata Ani.

Belajar dari kejadian itu, Ani mengaku memilih menutup warungnya jika kawanan monyet sedang bertandang ke kampungnya.

"Sekarang kalau monyet datang, mendingan ditutup dulu warungnya. Setelah diusir sama warga baru buka lagi," kata Ani.

Namun demikian saat detikJabar bertandang ke kampung tersebut, Rabu siang, kawanan monyet tak terlihat. Menurut warga kawanan monyet itu datang ke perkampungan pada sore dan pagi hari.

"Kalau siang jarang ada penampakan, tidak tahu mereka bersembunyi di mana. Mereka biasanya muncul pagi atau sore," kata Ani.




(dir/dir)


Hide Ads