Kisah Ujang Sumarna, Sang Penjaga Perlintasan KA Tanpa Palang Pintu

Kabupaten Bandung Barat

Kisah Ujang Sumarna, Sang Penjaga Perlintasan KA Tanpa Palang Pintu

Whisnu Pradana - detikJabar
Senin, 09 Sep 2024 17:00 WIB
relawan penjaga perlintasan kereta api tanpa palang pintu di KBB
relawan penjaga perlintasan kereta api tanpa palang pintu di KBB (Foto: Whisnu Pradana/detikJabar)
Bandung Barat -

Ujang Sumarna, terlihat sibuk mengatur lalu lalang kendaraan yang melintas di perlintasan kereta api Kampung Sumur Bor, Desa Cilame, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Cuaca panas tak terlalu dihiraukan pria 51 tahun itu. Baginya, keselamatan pengendara, jadi prioritas tugasnya sebagai relawan perlintasan sebidang yang kerap menelan korban jiwa.

Perlintasan yang jadi jalur utama dari Jalan Raya Cimareme menuju Kantor Pemerintahan Kabupaten Bandung Barat itu memang sibuk setiap waktu. Tak cuma oleh kendaraan roda dua dan roda empat, namun juga oleh kereta api.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terlebih, belakangan ini jadwal kereta api yang lewat lebih intens ketimbang sebelumnya. Hal itu lantaran adanya operasional kereta api feeder dari Stasiun Bandung menuju Stasiun Kereta Cepat Whoosh, maupun sebaliknya.

"Saya sudah lama jaga di sini, ya bisa dibilang sudah 26 tahun, dari tahun 1998. Sebelumnya meneruskan tugas orangtua, dari tahun 80-an," kata Ujang saat berbincang dengan detikJabar, Senin (9/9/2024).

ADVERTISEMENT

Ujang menyebut perlintasan itu tak mungkin dibiarkan tanpa penjagaan. Sebab sudah puluhan tahun, memang dibiarkan tanpa palang pintu otomatis seperti di perlintasan yang mengiris jalan raya.

"Niatnya kita ibadah, supaya yang lewat di sini aman. Soalnya memang sering kecelakaan juga, termasuk yang mobil ditabrak feeder itu yang terakhir. Sampai ada 6 orang meninggal," kata Ujang.

Tugasnya memang terlihat sepele. Namun sebetulnya memiliki risiko tinggi, lantaran ia harus menghafal jadwal kereta yang melintas. Seketika itu, ia mesti buru-buru menyetop kendaraan supaya tak terjadi kecelakaan.

"Kalau jadwal itu ya kita tahu sendiri, enggak ada dari KAI. Sudah tahu jadwalnya, karena sudah puluhan tahun. Sekarang jedanya itu sekitar 8 menit antar kereta," ujar Ujang.

Puluhan tahun bergelut dengan bahaya, Ujang tak punya penghasilan tetap. Ia tak juga meminta secara paksa pada pengendara supaya diberi uang. Ia hanya menerima pundi-pundi seikhlasnya jika ada yang memberi.

"Enggak bisa ditentukan (dapat berapa sehari). Kadang-kadang Rp100 ribu, bisa turun paling Rp60 ribu atau Rp80 ribu. Tapi memang setiap hari pasti dapat, pernah paling sedikit Rp30 ribu sampai Rp40 ribu," kata Ujang.

Suka duka ia rasakan selama menjadi relawan bersama teman-temannya. Dalam sehari, ada tiga shift dengan dua orang relawan yang bertugas membuka dan menutup palang pintu manual.

"Sekarang sudah ada palang pintunya, meskipun manual. Ya suka duka ada, kadang ada yang membandel ingin nerobos, malah sampai berkelahi," kata Ujang.

Ia beruntung lantaran baru saja mendapatkan rompi baru untuk digunakan saat bertugas mengatur arus lalu lintas di perlintasan tersebut. Ia juga kini dibekali light stick atau tongkat lampu pengatur lalu lintas.

"Alhamdulillah jadi ada lampu buat atur lalu lintas, dikasih rompi yang terang juga dari Polres Cimahi, jadi aman dan lebih semangat juga," tutur Ujang.

Sementara itu, Kasat Lantas Polres Cimahi, AKP Adhi Prasidya Danahiswara mengatakan Ujang dan relawan lain yang menjaga perlintasan tanpa palang pintu merupakan sosok yang sangat dibutuhkan masyarakat.

Polisi memberikan edukasi ke penjaga perlintasan KA tanpa palang pintuPolisi memberikan edukasi ke penjaga perlintasan KA tanpa palang pintu Foto: Whisnu Pradana/detikJabar

"Kita anggap mereka ini sebagai pahlawan dalam berlalu lintas. Kami berikan sedikit bantuan, seperti rompi, topi, dan tongkat lampu. Kemudian kita berikan sedikit sembako," kata Adhi.

Tak cuma di titik tersebut, ada beberapa perlintasan sebidang tanpa palang pintu yang dijaga relawan. Relawan itu akan diberikan perhatian serupa sekaligus edukasi keselamatan lalu lintas.

"Ada titik lainnya, nanti akan kita berikan juga. Kemudian ini kita edukasi juga bagaimana mereka mengatur lalu lintas supaya pengendara aman, tapi mereka juga aman dari bahaya," ujar Adhi.




(dir/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads