Lima kecamatan di Karawang terdampak kekeringan sejak dua bulan terakhir, masyarakat terdampak hanya menunggu kiriman air dari pemerintah kabupaten untuk kebutuhan sehari-hari.
Azmi (32) warga Desa Parungmulya, Kecamatan Ciampel, Kabupaten Karawang mengaku, ia dan keluarga sudah dua bulan lebih menderita kekurangan air untuk kebutuhan rumah tangga. "Kekeringan di sini lebih dua bulan yah, sejak musim kemarau. Kami memang bukan lagi kekurangan air untuk lahan, tapi kekurangan air untuk kebutuhan sehari-hari, buat mandi, masak, nyuci," kata Azmi, saat ditemui saat mengantre air di Halaman Kantor Desa Parungmulya, Selasa (3/9/2024).
Azmi mengaku selain mengandalkan kiriman air dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karawang, ia juga kerap mengambil air di sungai sekitar rumahnya dengan jarak kurang lebih dua kilometer.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau nggak ada kiriman tangki air, kita biasanya ambil di sumur, jadi sumber air dari sungai kering yang kita gali jadi sumur, lokasinya kurang lebih 2 kilometer dari rumah saya," kata dia.
Setiap harinya Azmi mengaku memakai air tak kurang dari 200 liter untuk kebutuhan mandi, cuci, dan masak. Namun ia sering menyiasati kekurangan air dengan mengurangi jarak mencuci baju di rumah.
"Sehari-hari bisa lebih dari 200 liter kita pakai air, mulai dari masak, mandi saya, istri dan 2 anak, sampai dengan mencuci piring dan baju, kadang disiasati dari mencuci banu, misal biasanya 2 hari sekali sekarang seminggu sekali," ungkapnya.
Setiap tahunnya, Azmi mengaku kerap menderita kekeringan di wilayah desa tempatnya tinggal, namun baru tahun ini kekeringan dirasa lebih parah dari tahun sebelumnya. "Kalau kekeringan lebih parah sekarang yah, tahun kemarin masih nggak terlalu, nggak sampai dua bulan kita kekeringan sudah hujan. Padahal, kalau dari cuaca lebih panas tahun kemarin," ucap Azmi.
Sementara itu, Kepala Bidang Darurat Logistik BPBD Karawang Ferry Muharram mengatakan hingga saat ini sudah ada lima kecamatan yang terdampak kekeringan. "Berdasarkan data kami sejak satu bulan terakhir sudah 5 kecamatan yang terdampak kekeringan mulai dari Tegalwaru, Pangkalan, Telukjambe Barat, Ciampel, dan Klari yang terdampak kekeringan," ucap Ferry saat dihubungi detikJabar.
Dari lima kecamatan tersebut, Kecamatan Pangkalan tercatat paling parah terdampak, sebab dari delapan desa di Kecamatan tersebut, empat di antaranya menderita kekeringan sehingga masyarakat membutuhkan ratusan ribu liter air per hari.
"Berdasarkan hasil asessment kita, di Kecamatan Pangkalan membutuhkan 110 ribu liter air per hari, Kecamatan Tegalwaru membutuhkan 10 ribu liter per hari, Kecamatan Ciampel dan klari membutuhkan 23 ribu liter per hari, sedangkan Kecamatan Telukjambe Barat membutuhkan 43 ribu liter air perhari," paparnya.
Baca juga: Puso Jadi Ancaman Nyata Petani di Indramayu |
Hingga saat ini, kata Ferry, BPBD telah melakukan droping atau pengiriman air dengan total 186 ribu liter air atau 38 tangki, untuk 7.850 warga terdampak kekeringan di Karawang.
"Saat ini kita siaga 24 jam, kita juga mengimbau agar masyarakat bijak dan hemat menggunakan air, sebab saat ini kita juga punya keterbatasan dalam droping air. Semoga musim kemarau tahun ini segera usai," pungkasnya.
(sud/sud)