Keceriaan Anak-anak Disabilitas di Sukabumi Ikuti Lomba Agustusan

Keceriaan Anak-anak Disabilitas di Sukabumi Ikuti Lomba Agustusan

Siti Fatimah - detikJabar
Minggu, 01 Sep 2024 22:00 WIB
Keseruan anak-anak disabilitas di Sukabumi ikuti lomba Agustusan
Keseruan anak-anak disabilitas di Sukabumi ikuti lomba Agustusan (Foto: Siti Fatimah/detikJabar)
Sukabumi -

Kemeriahan perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Republik Indonesia di Kota Sukabumi terasa lebih spesial dengan partisipasi aktif anak-anak disabilitas dalam berbagai perlombaan Agustusan. Kegiatan ini berhasil menciptakan suasana penuh keceriaan dan kebersamaan, tidak hanya bagi para peserta, tetapi juga masyarakat sekitar yang hadir untuk mendukung.

Perlombaan yang diadakan secara inklusif ini melibatkan berbagai jenis lomba seperti lomba makan kerupuk, memasukkan paku ke dalam botol, tarik tambang bagi orang tua, mewarnai hingga melukis. Anak-anak disabilitas dari SLB A dan B Budi Nurani tampak sangat antusias mengikuti setiap lomba, dengan senyum dan tawa menghiasi wajah mereka.

Salah satu peserta tuna rungu nampak semangat mengikuti perlombaan makan kerupuk. Suasana kompetitif pun terjalin dengan keharmonisan dan kebersamaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak hanya perlombaan, kegiatan itu juga dimeriahkan dengan penampilan kesenian para siswa SLB Budi Nurani. Ada yang bernyanyi, bermain marawis hingga menari.

"Saya mewakili dari SLB A dan SLB B Budi Nurani terus terang saya merasa senang soalnya momen seperti ini jarang. Semoga momen seperti ini berkelanjutan," kata Ai Khofifah selaku guru SLB Budi Nurani, Sabtu (31/8/2024).

ADVERTISEMENT

Ketua Panitia Gamal Hasan menyampaikan, kegiatan perlombaan ini diikuti oleh 78 siswa SLB Budi Nurani. Menurutnya acara ini bertujuan untuk memberikan ruang bagi anak-anak disabilitas agar bisa merasakan kebersamaan dalam perayaan hari kemerdekaan.

"Kami ingin menciptakan lingkungan yang inklusif, di mana semua anak, termasuk yang berkebutuhan khusus, bisa berpartisipasi dan merasakan euforia kemerdekaan tanpa perbedaan," kata Gamal.

Selain itu, dukungan penuh dari para orang tua, pengajar, dan masyarakat sekitar turut menambah hangatnya suasana. Mereka memberikan semangat tanpa henti, tidak hanya kepada anak-anak mereka sendiri, tetapi juga kepada semua peserta. Banyak dari mereka yang merasa bahwa kegiatan semacam ini memberikan pelajaran berharga tentang arti kebersamaan, semangat pantang menyerah, dan saling menghargai.

Acara ditutup dengan penyerahan hadiah bagi para pemenang lomba. Namun, bagi anak-anak disabilitas, bukan sekadar hadiah yang menjadi tujuan, melainkan pengalaman berharga untuk merasakan keseruan dan kegembiraan bersama dalam semangat kemerdekaan.

"Tantangan pasti ada namun fokus kembali ke tujuan kita ingin berbagi. Kalau tantangan menyelenggarakan perlombaan ini pasti ada apalagi mereka punya keterbatasan komunikasi, pendengaran bahkan penglihatan tapi inilah yang harus kita wujudkan supaya kegiatan bisa dilaksanakan dengan lancar," ujarnya.

Dengan adanya acara ini, masyarakat semakin diingatkan bahwa semangat kemerdekaan adalah milik semua orang, tanpa memandang latar belakang, kemampuan, atau perbedaan fisik. Semangat gotong royong dan kebersamaan dalam acara ini menjadi cerminan nyata dari Bhinneka Tunggal Ika yang sesungguhnya.

"Pengertian kemerdekaan ini jadi sebuah karya nyata untuk bisa berbagi dengan masyarakat lain yang ada di sekitarnya. Justru sebenarnya bagi pemerintah, ini jadi hal yang harus dikedepankan bukan menjadi sebuah beban," kata Asisten Daerah Perekonomian dan Pembangunan Kota Sukabumi Nuraeni Komarudin.

"Mereka memiliki potensi untuk bisa tumbuh kembang. Dari keterbatasan mereka itu justru tersimpan sebuah kelebihan yang tidak bisa dilihat kacamata luar tetapi mereka bisa mengembangkan kemampuan di bidang lainnya," tutupnya.

(iqk/iqk)


Hide Ads