Kolosal Medar Kaulinan Lembur Meriahkan Hari Pramuka di Ciamis

Kolosal Medar Kaulinan Lembur Meriahkan Hari Pramuka di Ciamis

Dadang Hermansyah - detikJabar
Sabtu, 31 Agu 2024 17:30 WIB
Permainan tradisional atau kaulinan lembur di peringatan Hari  Pramuka ke-63 di Ciamis, Sabtu (31/8/2024).
Permainan tradisional atau kaulinan lembur di peringatan Hari Pramuka ke-63 di Ciamis, Sabtu (31/8/2024). (Foto: Dadang Hermansyah/detikJabar)
Ciamis -

Peringatan Hari Pramuka ke-63 tahun tingkat Jawa Barat, digelar di Taman Lokasana, Kabupaten Ciamis, Sabtu (31/8/2024). Kegiatan tersebut dimeriahkan dengan kolosal medar kaulinan lembur yang diikuti oleh 2.500 peserta Pramuka.

Ketua Kwarnas Pramuka Budi Waseso bersama Pj Bupati Ciamis Engkus Sutisna pun larut mengikuti kolosal medar kaulinan tersebut. Diikuti juga oleh sejumlah pejabat lainnya, termasuk Ketua Kwarcab Ciamis Nanang Permana.

Kolosal medar kaulinan diawali dengan permainan oray-orayan. Setiap orang berjejer ke belakang sambil memegang pundak lalu berjalan mirip seperti ular. Setelah itu melakukan tarian yang menggambarkan petani sedang menanam padi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mulai dari mencangkul, tandur atau menanam padi, panen atau ngarit hingga kerontokan padi dari jerami. Ada juga permainan paciwit-ciwit lutung hingga bermain sarung. Kaulinan lembur atau permainan tradisional tersebut sudah jarang dimainkan oleh anak-anak generasi sekarang. Nampak Budi Waseso dan Pj Bupati Ciamis Engksu Sutisna pun saling cubit tangan.

Permainan tradisional tersebut diapresiasi Budi Waseso dan meminta untuk dijaga dan ditingkatkan. Menurutnya, kaulinan lembur ini merupakan budaya Ciamis yang perlu dipertahankan sebagai semangat kesatuan.

ADVERTISEMENT

"Ini Budaya Ciamis harus kita tingkatkan. Harus dibangun dikembangkan, menunjukan kearifan kita dalam ketahanan pangan bukan sekadar permainan tapi satu kesatuan semangat kita," ujar Budi Waseso.

Budi Waseso juga menyebut kedatangannya ke Ciamis sebagai nostalgia karena sempat bertugas sebagai Wakapolres Ciamis dulu.

Budi Waseso pun mengapresiasi Pramuka Ciamis yang membangun generasi mudanya yang bergiat tentang ketahanan pangan dan swasembada pangan. Pramuka untuk membangun ketahanan pangan.

"Itu sangat penting. Bahwa pangan itu utama. Kehidupan tidak terlepas dari pangan. Melalui Pramuka, salah satunya di Ciamis ini membangun generasi muda yang bergiat tentang ketahanan pangan dan swasembada pangan. Pangan tidak hanya beras, bisa umbi jagung. Itu sudah dilakukan di Ciamis," jelasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Budi Waseso pun menyoroti tentang Menteri Pendidikan terkait aturan Pramuka tidak lagi merupakan ekstrakurikuler yang wajib diikuti siswa. Menurutnya itu merupakan salah besar. Pramuka dibangun menjadi sesuatu kelompok yang kuat.

"Tapi sudah biarkan saja. Karena beliau tidak pernah sekolah di Indonesia, tidak jadi Pramuka. Pemikirannya beda. Tidak menjadi kekuatan negara, yang beliau bangun bukan kekuatan negara tapi kehancuran negara. Saya juga tidak tahu kenapa beliau berpikiran begitu. Ini ancaman buat negara kita. Ini berbahaya," pungkasnya.

(iqk/iqk)


Hide Ads