Siasat Pemprov Jabar Cegah Dampak Kemarau pada Pertanian

Siasat Pemprov Jabar Cegah Dampak Kemarau pada Pertanian

Anindyadevi Aurellia - detikJabar
Selasa, 20 Agu 2024 13:15 WIB
Pj Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin. (Rizky Adha M/detikcom)
Foto: Pj Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin. (Rizky Adha M/detikcom)
Bandung -

Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin mengatakan hingga kini belum ada laporan daerah yang terkena dampak musim kemarau. Meski begitu, sejumlah antisipasi dilakukan, yakni dengan pompanisasi untuk sektor pertanian.

Pompanisasi merupakan program dari pemerintahan, yakni menyediakan proses pengambilan air dari sumber air bawah tanah atau permukaan untuk dialirkan ke lahan pertanian. Proses ini menggantikan sistem irigasi yang tidak berjalan atau bahkan untuk lahan pertanian kering karena kekurangan air permukaan saat kemarau.

"(Ada daerah terdampak kemarau?) Belum ada. Tapi itu kan terkait pangan pertanian sawah dengan pompanisasi, saya harap para petani mau memajukan musim tanamnya. Biasanya kan petani menunggu musim hujan, jadi Agustus-September mereka mulai menanamkan untuk mengejar panen di akhir tahun," ucap Bey di Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (20/8/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemprov Jabar pada tahap pertama, mendapatkan bantuan pompa dari Kementerian Pertanian sebanyak 7.334 unit untuk mengairi sekitar 2.500 titik sawah tadah hujan atau padi gogo rancah. Hal ini sebab pompanisasi sedang menjadi program permanen yang sedang digalakan Kementerian Pertanian.

Jawa Barat pada awal Agustus lalu menargetkan penambahan area tanam baru seluas 111.850 hektare, terdiri dari dua jenis yaitu lahan sawah tadah hujan 114.178 hektare dan sisanya padi gogo 3.762 hektare.

ADVERTISEMENT

Pada irigasi perpompaan, dilakukan secara swakelola dengan pola padat karya yang melibatkan partisipasi penuh anggota kelompok tani penerima bantuan dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pemanfaatan serta pemeliharaan.

Selanjutnya, Bey menyinggung soal antisipasi potensi dampak lain selama musim kemarau, yakni kebakaran lahan. Menurutnya, ia sudah menyiapkan sejumlah personel untuk kekeringan dan kebakaran.

"Untuk petani, harapannya panen tidak nyeberang ke tahun depan. Antisipasi lain sudah kami lakukan, ada kebakaran lahan sudah disiapkan BPBD, lalu air-air tangki juga," ucap Bey.

(aau/orb)


Hide Ads