Sejumlah nama diprediksi bakal bertarung di Pemilihan Gubernur Jawa Barat (Pilgub Jabar) 2024. Meski waktu pendaftaran calon tinggal sebentar lagi, nama-nama kandidat seolah masih menerka-nerka.
Setidaknya ada enam nama yang masih kerap disebut untuk memperebutkan kursi Gubernur, sementara tiga lainnya disiapkan untuk kursi Wakil Gubernur. Tapi, apakah mereka sudah cukup membekali diri sebelum mengincar jabatan penting tersebut?
Siapa mereka dan bagaimana rekam jejaknya? detikJabar akan mengulasnya, bersama pandangan dari Pengamat Komunikasi Politik dan Dosen Universitas Islam Bandung (Unisba), Muhammad E Fuady.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Dua Sisi Sosok Ridwan Kamil
![]() |
Mantan Wali Kota Bandung dan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil kini dikabarkan bakal maju Pilgub DKI Jakarta. Tapi, keputusan ini belum resmi ditentukan. Ia pun nampaknya tak mau terburu-buru.
Keputusan politik yang belum pasti, membuat sebagian lembaga survey dan pengamat masih menjagokannya untuk Pilgub Jabar 2024. Fuad menilai, RK masih over power kalau misal jadi nyalon di Jabar.
"Mungkin RK ingin challenge dan Golkar ingin mengukur sejauh mana raihan suaranya, apakah mereka bisa menguasai suara di Jakarta dalam Pilkada nanti. Tapi di atas kertas, secara empiris dan polling, RK di Jabar masih kuat dan populer. Media sosial sudah jadi DNA-nya, bahkan sebelum politisi lain," kata Fuad.
Kalau RK ke Jakarta, kata Fuad, peluang untuk menang memang agak berat jika harus bersaing dengan mantan Gubernur Jakarta, Anies Baswedan. Namun, Fuad menilai RK tak perlu kecil hati, sebab perolehan suara bisa diraih tergantung pada strategi kampanye dan isu yang dibawakan. Pun kalau kalah, Fuad menilai RK punya peluang duduk di kursi Pemerintahan Pusat.
"Jadi kalau beliau di Jabar, relatif mudah untuk memenangkan Pilkada. Tapi tetap, politik itu dinamis. Menurut saya Golkar juga berhitung kalau RK di Jakarta, kalau pun tidak berhasil jadi Gubernur, kans untuk RK duduk di pemerintahan pusat juga besar. Apalagi dia aktif di Pilpres dan banyak podcast, sudah dikenal lah," lanjutnya.
Apa yang membuat RK begitu spesial? Sebagai akademisi dan warga Bandung, Fuad melihat RK dikenal religius oleh warga Sunda. Citranya terkesan bersih dan ramah.
Tapi namanya politisi, selayaknya manusia biasa, pasti punya dua sisi. Mungkin, citra RK begitu sempurna di depan kamera. Namun RK juga pernah punya catatan kontroversi yang juga bermula dari media.
Mungkin kalau detikers masih ingat, pada pertengahan tahun 2023 seorang guru SMK di Cirebon yang dipecat setelah melontarkan komentar yang dianggap tidak sopan. Kejadian itu menimpa Muhammad Sabil Fadhilah, guru SMK Telkom Sekar Kemuning, Kota Cirebon.
"Dia punya citra sosok religius, kemudian bermain di berbagai isu pak RK. Masyarakat Jabar itu senang dengan figur yang tidak reaktif, someah, tampil di media, bisa berbaur dengan publik. Selama ini RK memang punya positioning seperti itu. Jadi Jakarta 1 bisa, pemerintah pusat juga bisa karena di kementerian biasanya ada representasi masyarakat tiap daerah. RK bisa mewakili Jabar," ucap Fuad.
"Politisi itu punya plus minus, tapi juga itu bisa menonjol bagi netizen. RK kalau pun ada isu kontroversial, kan nggak setiap hari. Cuma memang pernah ya yang kasus komen 'maneh' itu," imbuh dia.
Sedikit kilas balik, kala itu pada Maret 2023 Ridwan Kamil mengunggah posting-an ketika dirinya tengah berkomunikasi dengan para siswa SMP di Tasikmalaya secara daring. Dalam kesempatan itu, Ridwan Kamil memberi apresiasi kepada para pelajar yang rela urunan membelikan sepatu untuk salah satu temannya.
Saat melakukan percakapan dengan para siswa yang dilakukan secara daring itu, Ridwan Kamil nampak mengenakan jas berwarna kuning. Hal ini lah yang kemudian memicu Muhammad Sabil, seorang guru salah satu SMK di Cirebon menuliskan komentar pada posting-an Ridwan Kamil.
Dalam komentarnya, Muhammad Sabil mempertanyakan posisi Ridwan Kamil saat berkomunikasi dengan para siswa SMP di Tasikmalaya tersebut. Sebab, Sabil menilai, dalam kesempatan itu, Ridwan Kamil seolah membawa unsur politis ke lingkungan sekolah.
"Maneh (kamu) dalam posisi apa? Sebagai Gubernur, kader partai, atau sebagai pribadi Ridwan Kamil?," komen guru Sabil dalam unggahan RK. Dalam Bahasa Sunda, kata maneh artinya kamu, namun konotasinya kasar apalagi jika dilontarkan ke orang yang lebih tua atau baru dikenal.
Komentar Sabil kemudian disematkan teratas oleh RK dan mengundang banyak partisipannya 'menyerbu' akun Sabil. Dari informasi yang beredar, akun Instagram RK juga mengirimkan pesan langsung ke akun Instagram milik SMK tempat Sabil bekerja. Pihak sekolah pun langsung mengeluarkan surat keputusan pemecatan kepada Sabil.
2. Dua Sisi Sosok Dedi Mulyadi
![]() |
Nama yang satu ini mungkin banyak disanjung warga daerah. Mantan Bupati Purwakarta dua periode dan Anggota DPR RI 2019-2023, Dedi Mulyadi diajukan DPP Partai Golkar untuk maju di Pilgub Jabar 2024.
Padahal, RK adalah kader Golkar. Muncul lah spekulasi RK bakal ke Jakarta. Dedi yang merupakan kader Gerindra dan sekaligus mantan kader Golkar itu, pun menyambut baik pinangan DPP Partai Golkar untuk maju di Pilgub Jabar 2024.
Meskipun belum secara resmi Dedi bakal maju jadi Calon Gubernur Jabar, Fuad menyebut Dedi adalah kandidat yang kuat untuk Pilgub Jabar 2024. Fuad menaruh posisi Demul, begitu akrab disapa, yang paling teratas selain RK.
Dari segi variabel media sosial, Fuad menilai Dedi adalah orang kedua setelah RK yang cukup profesional memanfaatkan segala platform. Dedi dinilai mampu membangun komunikasi dengan masyarakat sejak lama melalui media sosial.
Ibaratnya, Dedi kini hanya tinggal menikmati hasilnya saja untuk sisi popularitas di Pilkada Jabar. Rekam jejaknya akan mudah terlihat dari berbagai media. Seperti diketahui, Dedi cukup aktif mengabadikan kegiatannya saat turun ke masyarakat di akun Instagram dan YouTube nya.
"Apalagi beliau muncul di kasus Vina, namanya kan makin dikenal masyarakat. Terlihat berani beda sikap, relatif apa adanya kalau bicara, itu kansnya besar. Apa yang ditampilkan di medsos itu enlarge ke tengah publik, jadi terbentuk histeria publik, ada sosok hero pembela rakyat kecil, pembela orang miskin, itu yang dicitrakan ke masyarakat," lanjutnya.
Tapi dalam konteks berani berbeda, tak semua menganggap 'beda'-nya Dedi Mulyadi adalah hal positif. Semasa menjabat sebagai Bupati Purwakarta, Dedi yang sudah bergelar Haji tersebut, kerap dituding klenik dan menganut ajaran kepercayaan nenek moyang.
Stigma tersebut muncul karena pria yang kerap mengenakan ikat kepala putih itu, banyak membangun patung beraneka rupa di Purwakarta. Meskipun, Dedi kala itu juga sempat jadi Pengurus Cabang Nahdhatul Ulama Purwakarta.
"Jadi beliau itu figur yang punya keberpihakan pada masyarakat, dan ini sudah ditata kelola melalui berbagai konten media sosialnya. Isu kemasyarakatan, YouTube, membentuk citra beliau yang berpihak pada kepentingan masyarakat luas. Beliau berani beda sikap, ekspresif, ada diferensiasi dengan politisi lain," ujar Fuad
"Tapi Demul ini punya rekam jejak kontroversial, berani bedanya itu memunculkan kontroversi. Publik Jabar harus siap, kalau Demul itu sosok yang berada di pusaran isu dan kontroversi. Nanti selesai kontroversi satu, ada yang lainnya lagi. Jadi kalau kepilih, lelah nggak?," sambungnya.
Kabupaten Purwakarta yang memiliki luas sekitar 971,72 km2 itu sempat dipimpin Dedi. Beberapa patung wayang berdiri gagah, terutama di pusat kota Kabupaten Purwakarta.
Dalam penelusuran detikcom tahun 2016, salah satu yang paling tersorot ialah patung tokoh wayang Bima di persimpangan Jalan Basuki Rahmat-Jalan Pramuka (arah Jatiluhur). Ikon Kabupaten Purwakarta itu pada awal 2023 sempat rusak parah karena ditabrak truk.
Pada tahun 2011, sejumlah patung seperti patung Semar, Bima, Nakula, Sadewa, dan Yudhistira sempat dirobohkan oleh sekelompok orang tak dikenal. Namun pelaku berhasil ditangkap dan diadili. Patung-patung kemudian dibangun kembali dan menjadi salah satu magnet wisata Kabupaten Purwakarta.
Salah satu yang kontroversial adalah patung wayang Arjuna tengah memanah di Situ Wanayasa, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta. Patung itu pada tahun 2016 dibakar oleh orang tak dikenal.
Lalu, Dedi juga sempat membuat beberapa aturan yang mungkin buat beberapa orang tak lazim. Seperti seluruh rumah di Purwakarta mematikan lampu saat bulan purnama dan bermain di luar, pada parade Hari Jadi Purwakarta tahun 2015 meminta puluhan ribu warga memakai topeng.
"Di Purwakarta dibangun banyak patung dan muncul isu keagamaan, tapi beliau berani hadapi isu itu. Kalau dibandingkan dengan RK itu lebih isu yang ringan, sementara kalau Demul isunya berat menyangkut ideologis dan kedaerahan. Isu yang bakal muncul biasanya tentang keagamaan karena nilai sundanya sangat kental. Tapi itu persepsi, biar publik yang memilih," ucap Fuad.
3. Dua Sisi Sosok Bima Arya Sugiarto
![]() |
Bisa dibilang, nama Bima Arya tak banyak menuai kontroversi. Mantan Wali Kota Bogor dua periode itu juga telah mendeklarasikan diri untuk maju di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat 2024. Ketua DPP PAN itu, nampaknya siap maju baik untuk kursi Calon Gubernur atau pun Calon Wakil Gubernur Jabar.
Putra Brigjen Toni Sugiarto ini datang dari dunia akademisi, sempat jadi dosen di beberapa Universitas ternama. Ia juga sempat jadi Pemimpin Redaksi Majalah Rakyat Merdeka dan Komisaris Charta Politika Indonesia.
Kenyang dengan pengalamannya menjadi pengamat politik, Bima berhasil terpilih jadi Wali Kota Bogor pada tahun 2014. Bahkan terpilih kembali pada periode selanjutnya.
"Jabar itu harus bersyukur ya, karena figurnya menurut saya punya kualitas dan ada juga yang dari kalangan teknokrat, akademisi, dan pebisnis. Bima Arya itu tidak banyak kontroversi, sudah berpengalaman di pemerintahan, lebih muda, dan beliau dulu juga akademisi, pernah di charta politika, jadi punya pengalaman yang cukup," ucap Fuad.
Bima Arya memang punya track record yang cukup 'bersih', tak banyak berita kontroversial. Fuad menilai kalau Bima Arya mau memantapkan posisinya, maka tinggal menguatkan citranya.
Tapi sama dengan yang lainnya, Bima Arya juga punya dua sisi. Ia pernah terlibat dalam persidangan salah satu ulama dan pendiri organisasi masyarakat yang cukup terkenal, kala itu. Ialah Habib Rizieq Shihab (HRS), pendiri dan pemimpin organisasi Front Pembela Islam (FPI).
Sebagaimana diketahui, Habib Rizieq terjerat dalam tiga kasus berbeda saat pandemi masih terjadi di Indonesia. Sedikit kilas balik, ketiga kasus itu berkaitan dengan ketidak taatan HRS pada peraturan pemerintah menangani pandemi. Salah satunya pada kasus tes swab RS Ummi, Bogor.
Bima Arya sebagai Wali Kota Bogor saat itu menyebut RS UMMI, tempat Habib Rizieq dirawat, tidak kooperatif. Teguran keras pun dia layangkan pada Jumat (27/11/2020) malam. Bima mengatakan dirinya hanya mendapat informasi HRS sudah di-swab test oleh tim Mer-C dan hasil spesimennya dikirim ke laboratorium yang telah terverifikasi. Dia tidak diberi tahu siapa saja tim yang melakukan swab terhadap Habib Rizieq ini.
Dia mengaku telah bertemu dengan Dirut RS Ummi dan menantu Habib Rizieq, Hanif Alatas. Kala itu, Hanif bersedia menyampaikan informasi perihal hasil swab Habib Rizieq. Namun, seiring berjalannya waktu, kesepakatan itu diingkari.
Terkait hal itu, Bima kemudian bersaksi dan menyampaikan fakta saat diundang ke pengadilan HRS. Ia menekankan penanganan persoalan HRS saat menjalani perawatan di RS UMMI merupakan kewenangan Pemkot Bogor. Ia menuturkan tugas Pemkot Bogor adalah melindungi warga dan mengatasi penyebaran virus Corona (COVID-19).
Meskipun langkahnya dinilai bijak dan benar, tak sedikit partisipan HRS yang mencemoohnya atau masyarakat yang menganggap kasus HRS dipolitisasi.
4. Tiga Cagub dan Cawagub Punya Catatan Masing-masing
Kini tersisa tiga nama kandidat Cagub dan Cawagub. Ada Haru Suandharu, Ono Surono, dan Ilham Habibie yang mengincar kursi Jabar 1. Sementara Acep Adang Ruhiat, Uu Ruzhanul Ulum, Desy Ratnasari disiapkan untuk jadi pendamping Cagub potensial.
![]() |
Haru Suandharu dianggap Fuad cukup punya potensi. Apalagi, ia juga berpengalaman jadi ketua pemenangan Wali Kota Bandung RK-Oded. Haru di beberapa perhetalan politik, sudah mendalami peta suara di Jabar.
"Ada satu juga kandidat kuat yakni Haru Suandharu. Biasanya orang dengan latar belakang yang bagus, agamis, religius, itu bisa terpilih. PKS pernah memunculkan calon sendiri juga ya, Mayjen Sudrajat (berpasangan dengan Presiden PKS/Wakil Walkot Bekasi, Ahmad Syaikhu) melawan RK. Dikira suaranya akan jauh, tapi nyatanya bisa mengejar, selisih tipis," ucap Fuad.
"PKS itu mesin politiknya bagus, aktivitas mereka anggapannya adalah perjuangan suci begitu ya. Mereka juga punya kader yang militan, jadi punya energi surplus," imbuhnya.
Tapi, Haru juga punya dua sisi yang terekam di jejak digital. Ia sempat dikritik karena membawa nama malaikat dalam orasi dukungan Pilpres di awal tahun 2024.
Sebuah potongan video berdurasi 1 menit memperlihatkan pidato Haru Suandharu Ketua Tim Pemenangan Daerah (TPD) Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) Jawa Barat yang menyebut nama malaikat Jibril dalam pidatonya. Dalam video itu Haru terlihat berdiri di atas panggung yang dikelilingi massa beratribut PKS.
"Hamba itu namanya Anies Baswedan, Dia akan panggil malaikat Jibril. Wahai Jibril aku mencintai hambaku yang namanya Anies Baswedan, kabarkan kepada seluruh umatku ke seluruh makhlukku bahwa aku mencintai Anies Baswedan," ucap Haru dalam video yang dilihat detikJabar.
"Maka Jibril akan mengatakan ke seluruh langit di langit seluruh makhluk di bumi, cintailah Anies Baswedan. Maka insyaallah makhluk di langit dan makhluk di bumi semuanya akan mencintai Anies Baswedan, dan mendoakan pada 14 Februari insyaallah Anies Baswedan presiden Republik Indonesia," lanjut Haru.
Kala itu, Haru mengaku tidak mempermasalahkan viralnya video tersebut yang mendapat banyak komentar miring. Dia mengungkapkan, tidak ada salahnya sebagai seorang muslim berdoa agar Anies Baswedan menang dalam Pilpres 2024.
"Iya biarin aja yang mau miring komennya. Kok bawa-bawa Allah, ya kan kita bukan negara sekuler, boleh kita berdoa semoga Pak Anies dimenangkan sama Allah, kan gak apa-apa begitu," ujarnya.
![]() |
Sementara Ilham Habibie, putra mantan Presiden RI BJ Habibie itu diyakini Fuad sebagai orang yang pandai dan berkualitas. Ilham mungkin sudah punya rencana akan membangun Jabar seperti apa.
Tapi Ilham juga punya pesaing yang sama rata yakni Ono Surono. Kader PDIP itu cukup ikonik dan datang dari kalangan masyarakat biasa. Namun, Fuad juga memprediksi Ono bisa berpotensi jadi wakil.
"Tapi kalau bicara tiga nama, Uu, Acep, dan Desy, ya Desy Ratnasari ini sangat populer. Pemilih milenial sangat kenal Desy, generasi z juga sebagian. Dia ini artis yang menurut saya totalitas dalam berpolitik, bukan anak kemaren sore. Tapi kalau liat dari sisi kualitas kepemimpinan dan pengalaman, Bima Arya dan Ono Surono di posisi Wagub juga bisa," kata Fuad.
Sementara untuk Uu, menurut Fuad ada sisi lain yang mungkin sulit dilupakan oleh warga Jabar. Sekedar mengingat kembali pada tahun 2022, Uu yang menjabat sebagai Wagub menyarankan warga menikah dan melakukan poligami agar terhindar dari HIV/AIDS.
![]() |
Pemilih di Jabar kata Fuad, mengutamakan emosional daripada rasional. Jadi masalah soal prinsip, identitas agama, bisa jadi persoalan yang kuat untuk jadi pertimbangan.
"Kampanye negatif itu beda dengan black campaign, orang suka tidak setuju tapi sah-sah saja karena menunjukkan rekam jejak. Pak Uu dan Acep tidak sepopuler Desy, dan orang juga akan lihat dari sisi isunya. Pak Uu pernah ada isu pro poligami, pemilih perempuan akan nyinyir dengan hal itu. Kalau Pak Acep ya tampaknya butuh figur yang bisa jadi votegaters," tutur Fuad.
(aau/yum)