Sejumlah nama disebut bakal memeriahkan kontes Pemilihan Gubernur Jawa Barat (Pilgub Jabar) 2024 mendatang. Ada beberapa sosok potensial yang dianggap bisa menjadi pesaing kuat di pesta demokrasi lima tahunan tersebut.
Pengamat Komunikasi Politik dan Dosen Universitas Islam Bandung (Unisba) Muhammad E Fuady memprediksi ada dua nama yang berpotensi kuat menang di Pilgub Jabar setelah Ridwan Kamil kemungkinan besar maju di Pilgub DKI Jakarta 2024. Siapa saja mereka? Apa kekuatan mereka?
1. Dedi Mulyadi
Mantan Bupati Purwakarta dua periode dan Anggota DPR RI 2019-2023, Dedi Mulyadi diajukan DPP Partai Golkar untuk maju di Pilgub Jabar 2024. Dedi yang merupakan kader Gerindra dan sekaligus mantan kader Golkar itu, pun menyambut baik pinangan DPP Partai Golkar untuk maju di Pilgub Jabar 2024. Pinangan Golkar pun rencananya akan dibahas dalam rapat Koalisi Indonesia Maju alias KIM.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meskipun belum secara resmi Dedi bakal maju jadi Calon Gubernur Jabar, Fuad menyebut Dedi adalah kandidat yang kuat untuk Pilgub Jabar 2024. Fuad menaruh posisi Demul, begitu akrab disapa, yang paling teratas selain RK.
"Sebenarnya posisi paling pas buat Pilkada Jabar itu RK ya, bukan di Jakarta sebenarnya. Tapi kan orang perlu challenge ya mungkin, maka figur selanjutnya adalah Kang Demul yang paling polpuler. Karena banyak masuk di berbagai isu, banyak muncul polemik dan kontroversial jadi popularitas mengingkat. Hasil polling, survey, setelah RK itu ada Demul kandidat terkuatnya," kata Fuad saat dihubungi detikJabar, Selasa (6/8/2024).
![]() |
Dari segi variabel media sosial, Fuad menilai Dedi adalah orang kedua setelah RK yang cukup profesional memanfaatkan segala platform. Dedi dinilai mampu membangun komunikasi dengan masyarakat sejak lama melakui media sosial.
Ibaratnya, Dedi kini hanya tinggal menikmati hasilnya saja untuk sisi popularitas di Pilkada Jabar. Rekam jejaknya akan mudah terlihat dari berbagai media. Seperti diketahui, Dedi cukup aktif mengabadikan kegiatannya saat turun ke masyarakat di akun Instagram dan YouTube-nya
"Apalagi beliau muncul di kasus Vina, namanya kan makin dikenal masyarakat. Terlihat berani beda sikap, relatif apa adanya kalau bicara, itu kansnya besar. Apa yang ditampilkan di medsos itu enlarge ke tengah publik, jadi terbentuk histeria publik, ada sosok hero pembela rakyat kecil, pembela orang miskin, itu yang dicitrakan ke masyarakat," lanjutnya.
2. Bima Arya Sugiarto
Bima Arya Sugiarto, mantan Wali Kota Bogor dua periode, telah mendeklarasikan diri untuk maju di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat 2024. Ketua DPP PAN itu, nampaknya siap maju baik untuk kursi Calon Gubernur atau pun Calon Wakil Gubernur Jabar.
Putra Brigjen Toni Sugiarto itu menjadi sosok yang cukup diperhitungkan. Bima datang dari dunia akademisi, sempat jadi dosen di beberapa Universitas ternama. Ia juga sempat jadi Pemimpin Redaksi Majalah Rakyat Merdeka dan Komisaris Charta Politika Indonesia.
Kenyang dengan pengalamannya menjadi pengamat politik, Bima berhasil terpilih jadi Wali Kota Bogor pada tahun 2014. Bahkan terpilih kembali pada periode selanjutnya.
"Jabar itu harus bersyukur ya, karena figurnya menurut saya punya kualitas dan ada juga yang dari kalangan teknokrat, akademisi, dan pebisnis. Bima Arya itu tidak banyak kontroversi, sudah berpengalaman di pemerintahan, lebih muda, dan beliau dulu juga akademisi, pernah di charta politika, jadi punya pengalaman yang cukup," ucap Fuad.
![]() |
Bima Arya memang punya track record yang cukup 'bersih', tak banyak berita kontroversial. Tapi, Fuad menilai kalau Bima Arya mau meyakinkan posisinya, maka harus menguatkan citranya.
"Ya sekarang, PR nya Bima Arya itu gimana caranya beliau meraih pemilih di Jabar. Kalau Demul kan sudah kuat dengan starting duluan menggunakan medsosnya," lanjutnya.
Menurut Fuad, variabel media sosial cukup berpengaruh dalam politik selama 10 tahun terakhir. Hal ini membuat mereka yang sudah tekun membangun citra di media sosial sejak lama, jadi diuntungkan. Contohnya Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi.
"10 tahun terakhir banyak yang main medsos. Demul sudah dari awal ambil posisi, sering tampil di medsos dan media massa. Pemilih di Jabar itu kan gen z dan milenial di atas 50%, jadi jelas komunikasi dibangun dari situ. Termasuk keberanian Demul muncul di berbagai isu ideologis, jadi yang muncul citranya begitu," ucap Fuad.
(aau/mso)